Populasi Muslim Dunia Meningkat Jadi Peluang Pacu Ekspor Produk Halal
A
A
A
JAKARTA - Ekspor produk halal Indonesia tercatat mengalami peningkatan sebesar 19,2% pada 2017 dari tahun sebelumnya yang besarnya USD29,7 miliar, berdasarkan data Kementerian PPN/Bappenas. Apabila perkembangannya terus didorong, industri halal diyakini berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan pasar keuangan syariah di masa yang akan datang.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, potensi ekonomi syariah dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5% dari total populasi dunia pada 2030. "Hal ini juga mengindikasikan meningkatnya pula permintaan produk halal sebagai kebutuhan umat muslim dunia," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Saat ini, lanjut Bambang, perhatian terhadap ekonomi syariah telah terbukti dari berbagai pencapain negara-negara lain, seperti pasar halal yang sudah ada di China, India, Malaysia dan Brazil. "Sementara, Indonesia berada di posisi strategis bagi halal superhighway link dalam global halal supply chain," katanya.
Bambang menjelaskan, dalam rangka mendorong komitmen memanfaatkan potensi besar Indonesia untuk mengembangkan keuangan syariah dan menjadi pemain kunci dalam ekonomi syariah global, pemerintah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Komite ini dipimpin langsung oleh Presiden dan Wakil Presiden RI.
"Kemudian ada Dewan Pengarah yang beranggotakan sepuluh pimpinan dari unsur pemerintahan dan otoritas terkait. Tugas-tugas harian komite selanjutnya dilaksanakan oleh Manajemen Eksekutif," pungkasnya.
Pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) merupakan wujud komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia secara serius dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, potensi ekonomi syariah dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5% dari total populasi dunia pada 2030. "Hal ini juga mengindikasikan meningkatnya pula permintaan produk halal sebagai kebutuhan umat muslim dunia," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Saat ini, lanjut Bambang, perhatian terhadap ekonomi syariah telah terbukti dari berbagai pencapain negara-negara lain, seperti pasar halal yang sudah ada di China, India, Malaysia dan Brazil. "Sementara, Indonesia berada di posisi strategis bagi halal superhighway link dalam global halal supply chain," katanya.
Bambang menjelaskan, dalam rangka mendorong komitmen memanfaatkan potensi besar Indonesia untuk mengembangkan keuangan syariah dan menjadi pemain kunci dalam ekonomi syariah global, pemerintah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Komite ini dipimpin langsung oleh Presiden dan Wakil Presiden RI.
"Kemudian ada Dewan Pengarah yang beranggotakan sepuluh pimpinan dari unsur pemerintahan dan otoritas terkait. Tugas-tugas harian komite selanjutnya dilaksanakan oleh Manajemen Eksekutif," pungkasnya.
Pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) merupakan wujud komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia secara serius dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
(akr)