Indonesia Giat Riset Mencari Bahan Substitusi Halal

Jum'at, 22 Januari 2021 - 03:05 WIB
loading...
Indonesia Giat Riset Mencari Bahan Substitusi Halal
foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Peluang Indonesia sangat besar dalam mengambil potensi pasar industri halal dunia. Staf Ahli Menteri Bidang Relevansi dan Produktivitas Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Ismunandar mengatakan, cita-cita besar pengembangan industri halal melalui riset dan pengembangan bahan substitusi non-halal yang tertuang di dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia sejalan dengan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2020-2045, yakni menjadikan Indonesia berdaya saing dan berdaulat berbasis IPTEK.

Menurut dia saat ini fokus BRIN dalam Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 adalah mengembangkan riset bahan substitusi impor, khususnya pada industri pangan, pertanian dan kesehatan yang juga disesuaikan dengan kebutuhan halal. ( Baca juga:Thailand-Australia Aja Garap Produk Halal, Sayang Jika Dilewatkan Indonesia )

"Contoh potensi dan inovasi riset yang bisa dilakukan dalam menunjang kebutuhan industri ialah eksplorasi sumber gelatin halal, pemanfaatan Crude Palm Oil (CPO) untuk industri pangan, obat, dan kosmetik, serta pemanfaatan komoditas unggul Indonesia lainnya, seperti cokelat, teh, kopi, sebagai perisa dan seasoning (bumbu)," kata Ismunandar saat peluncuran buku secara daring di Jakarta, Kamis (21/1/2021).

Berdasarkan Global Islamic Economy Report 2020, konsumsi muslim dunia terhadap makanan halal terus meningkat, yaitu USD1,13 triliun pada 2018 menjadi USD1,17 triliun di tahun 2019. Bahkan diekspektasikan akan terus tumbuh menjadi USD1,38 triliun di tahun 2024.

Untuk Indonesia sendiri, sambung dia, konsumsi muslim terhadap makanan di tahun 2018 mencapai USD173 miliar.

"Tidak hanya pada sektor makanan, untuk sektor obat dan kosmetik, konsumen muslim dunia memiliki besar konsumsi USD92 miliar untuk obat halal dan USD64 miliar untuk kosmetik halal. Serta diprediksi akan terus meningkat mencapai USD134 mliar dan USD95 miliar di tahun 2024," paparnya. ( Baca juga:MAKI Lacak Harun Masiku di Dua Negara, Minta KPK Terbitkan Red Notice )

Tidak hanya negara muslim di dunia, melainkan banyak negara yang berpenduduk minoritas muslim berlomba memanfaatkan kue besar industri halal tersebut. Namun hingga saat ini, Indonesia belum masuk lima besar negara produsen halal dunia.

Adapun saat ini negara pengekspor daging halal terbesar di dunia adalah Brazil, Australia, Sudan, India, dan Turki. Sedangkan untuk produk farmasi pengekspor terbesar di dunia antara lain Jerman, Prancis, Amerika Serikat, India, dan Inggris. Selain itu, untuk pengekspor kosmetik halal terbesar di dunia di antaranya adalah Perancis, UAE, Jerman, Amerika Sertikat, dan China.

Maka dari itu diharapkan bahan-bahan baku lokal Indonesia dapat dimanfaatkan untuk proses produksi halal dalam negeri dan menghasilkan produk bernilai tambah. Sehingga, Indonesia secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan impor sekaligus membuka peluang ekonomi baru untuk masyarakat.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1673 seconds (0.1#10.140)