Inflasi Jabar Tinggi, Iwa Minta Masyarakat Beli Barang Secukupnya
A
A
A
BANDUNG - Masyarakat diminta membeli barang kebutuhan harian secukupnya, untuk menghindari terjadinya gejolak harga akibat perubahan supply dan demand. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa, menanggapi inflasi Jabar selama 2018 yang mencapai 3,52%, atau di atas nasional.
"Kami harap masyarakat bisa membeli barang secara wajar. Kalau barang Insya Allah tersedia, jadi kalau beli secukupnya saja. Tidak usah menimbun di rumah. Karena ngaruh ke pasokan, seolah-olah tidak ada," jelas Iwa, Jumat (4/1/2019).
Ketika ditanya upaya apa yang akan dilakukan Pemprov Jabar untuk menekan inflasi Jabar, dia mengaku akan melakukan beberapa langkah. Pertama melakukan sinergitas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sinergitas tak hanya di tingkat atas, tetapi hingga bupati dan wali kota, produsen, serta unsur lainnya.
Misalnya menjamin agar percepatan arus barang sesuai jalur, sehingga tidak ada kendala dalam pendistribusian barang dari produsen ke konsumen.
"Kami juga akan melakukan kolaborasi dengan pihak terkait, terutama pada barang yang berpengaruh besar terhadap inflasi. Misalnya adanya anomali atau kemunduran keterlambatan tanam padi. Kami kerjasama dengan Bulog," pungkas dia.
Mengenai harga eceran beras di Jabar selama ini yang cukup tinggi, Iwa mengatakan pihaknya sigap melakukan pengamanan pasokan beras premium dan medium. Sehingga bisa dikendalikan harganya. "Kami juga berterimakasih ke Polda Jabar yang sudah menindak mereka yang melakukan kriminal di ekonomi. Misalnya penimbunan dan lainnya," imbuh dia.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan terus membangun dan memperbaiki infrastruktur jalan agar menjangkau hingga pelosok desa. Dengan adanya kemudahan akses jalan, distribusi dari petani bisa lancar. Sehingga masyarakat bisa dapat harga wajar karena tidak ada kendala transportasi.
"Kami harap masyarakat bisa membeli barang secara wajar. Kalau barang Insya Allah tersedia, jadi kalau beli secukupnya saja. Tidak usah menimbun di rumah. Karena ngaruh ke pasokan, seolah-olah tidak ada," jelas Iwa, Jumat (4/1/2019).
Ketika ditanya upaya apa yang akan dilakukan Pemprov Jabar untuk menekan inflasi Jabar, dia mengaku akan melakukan beberapa langkah. Pertama melakukan sinergitas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sinergitas tak hanya di tingkat atas, tetapi hingga bupati dan wali kota, produsen, serta unsur lainnya.
Misalnya menjamin agar percepatan arus barang sesuai jalur, sehingga tidak ada kendala dalam pendistribusian barang dari produsen ke konsumen.
"Kami juga akan melakukan kolaborasi dengan pihak terkait, terutama pada barang yang berpengaruh besar terhadap inflasi. Misalnya adanya anomali atau kemunduran keterlambatan tanam padi. Kami kerjasama dengan Bulog," pungkas dia.
Mengenai harga eceran beras di Jabar selama ini yang cukup tinggi, Iwa mengatakan pihaknya sigap melakukan pengamanan pasokan beras premium dan medium. Sehingga bisa dikendalikan harganya. "Kami juga berterimakasih ke Polda Jabar yang sudah menindak mereka yang melakukan kriminal di ekonomi. Misalnya penimbunan dan lainnya," imbuh dia.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan terus membangun dan memperbaiki infrastruktur jalan agar menjangkau hingga pelosok desa. Dengan adanya kemudahan akses jalan, distribusi dari petani bisa lancar. Sehingga masyarakat bisa dapat harga wajar karena tidak ada kendala transportasi.
(ven)