AP II Mulai Tahap Awal Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman
A
A
A
JAKARTA - Momentum awal tahun 2019 dimanfaatkan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II untuk segera melanjutkan pengerjaan pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman (BJBS). Jajaran manajemen Angkasa Pura II langsung meninjau lokasi bandara yang terletak 11 km dari pusat Kota Purbalingga tersebut.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menerangkan, bahwa rencana pengembangan akan dilakukan secara bertahap dimana tahap pertama pengembangan dilaksanakan pada awal Januari 2019.
“Sesuai dengan yang disampaikan Bapak Presiden ketika berkunjung pada Maret lalu bahwa awal 2019 sudah bisa dimulai proses pembangunan tahap awal. Mulai dari sisi darat dan sisi udara akan dikerjakan secara simultan selama 18-20 bulan," ujar Awaluddin di Jakarta, Sabtu (5/1/2019).
Pembangunan serta pengembangan tersebut meliputi pembangunan runway seluas 30x1.600 meter, pembangunan terminal penumpang baru dan area parkir penumpang, hingga pengembangan terminal kargo. Dengan meningkatnya fasilitas sisi udara dan sisi darat serta pengembangan infrastruktur bandara, diharapkan pesawat jenis C-212 dapat mendarat di BJBS.
“Untuk saat ini baru pesawat jenis C-212 yang mendarat. Kedepannya sudah bisa didarati pesawat Airbus 320 Neo dan Boeing 737 Max 8. Harapannya akan terus tumbuh jumlah pesawat komersil yang mendarat di BJBS," jelasnya.
Kehadiran Bandara Jenderal Besar Soedirman ini akan mampu menjangkau sejumlah daerah yang terdapat di Jawa Tengah sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Tengah bagian barat hingga selatan seperti Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Kebumen.
Ke depannya setelah pembangunan tahap I selesai, manajemen Angkasa Pura II memperoleh data proyeksi pergerakan penumpang mencapai 98 ribu dan dapat tumbuh tidak kurang dari 500 ribu penumpang per tahun dengan pergerakan pesawat mencapai lebih dari 4.500 pergerakan. Tak hanya itu, pergerakan kargo diprediksi mencapai lebih dari 2.000 ton per tahun.
Adapun fasilitas-fasilitas penunjang yang juga akan dibangun pada tahap awal antara lain tempat parkir kendaraan bermotor yang mampu menampung 70 kendaraan mobil dan 172 kendaraan motor, poliklinik, tempat ibadah, airport maintenance building, tempat penampungan sampah, sewage treatment, kantor keamanan, serta bangunan operasi bandara lainnya.
Kolaborasi serta dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta Pemerintah Kabupaten Purbalingga tentu sangat dibutuhkan guna tercapainya target penyelesaian pembangunan. Diharapkan pada tahun 2020 bandara yang memiliki lahan seluas 115 hektare ini rampung. “Mudah-mudahan di tahun 2020 sudah selesai pengembangan tahap I. Mulai dari sisi darat hingga sisi udaranya," tutup Awaluddin.
Melalui kehadiran Bandara Jenderal Besar Soedirman diharapkan dapat berkontribusi besar dalam hal lain melalui konektivitas dan kemaritiman, penguatan infrastruktur daerah untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor utama seperti pariwisata dan perindustrian, berperan penting dalam menarik investor potensial, serta mengintegrasikan usaha-usaha sinergi BUMN hingga ke pelosok negeri.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menerangkan, bahwa rencana pengembangan akan dilakukan secara bertahap dimana tahap pertama pengembangan dilaksanakan pada awal Januari 2019.
“Sesuai dengan yang disampaikan Bapak Presiden ketika berkunjung pada Maret lalu bahwa awal 2019 sudah bisa dimulai proses pembangunan tahap awal. Mulai dari sisi darat dan sisi udara akan dikerjakan secara simultan selama 18-20 bulan," ujar Awaluddin di Jakarta, Sabtu (5/1/2019).
Pembangunan serta pengembangan tersebut meliputi pembangunan runway seluas 30x1.600 meter, pembangunan terminal penumpang baru dan area parkir penumpang, hingga pengembangan terminal kargo. Dengan meningkatnya fasilitas sisi udara dan sisi darat serta pengembangan infrastruktur bandara, diharapkan pesawat jenis C-212 dapat mendarat di BJBS.
“Untuk saat ini baru pesawat jenis C-212 yang mendarat. Kedepannya sudah bisa didarati pesawat Airbus 320 Neo dan Boeing 737 Max 8. Harapannya akan terus tumbuh jumlah pesawat komersil yang mendarat di BJBS," jelasnya.
Kehadiran Bandara Jenderal Besar Soedirman ini akan mampu menjangkau sejumlah daerah yang terdapat di Jawa Tengah sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Tengah bagian barat hingga selatan seperti Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Kebumen.
Ke depannya setelah pembangunan tahap I selesai, manajemen Angkasa Pura II memperoleh data proyeksi pergerakan penumpang mencapai 98 ribu dan dapat tumbuh tidak kurang dari 500 ribu penumpang per tahun dengan pergerakan pesawat mencapai lebih dari 4.500 pergerakan. Tak hanya itu, pergerakan kargo diprediksi mencapai lebih dari 2.000 ton per tahun.
Adapun fasilitas-fasilitas penunjang yang juga akan dibangun pada tahap awal antara lain tempat parkir kendaraan bermotor yang mampu menampung 70 kendaraan mobil dan 172 kendaraan motor, poliklinik, tempat ibadah, airport maintenance building, tempat penampungan sampah, sewage treatment, kantor keamanan, serta bangunan operasi bandara lainnya.
Kolaborasi serta dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta Pemerintah Kabupaten Purbalingga tentu sangat dibutuhkan guna tercapainya target penyelesaian pembangunan. Diharapkan pada tahun 2020 bandara yang memiliki lahan seluas 115 hektare ini rampung. “Mudah-mudahan di tahun 2020 sudah selesai pengembangan tahap I. Mulai dari sisi darat hingga sisi udaranya," tutup Awaluddin.
Melalui kehadiran Bandara Jenderal Besar Soedirman diharapkan dapat berkontribusi besar dalam hal lain melalui konektivitas dan kemaritiman, penguatan infrastruktur daerah untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor utama seperti pariwisata dan perindustrian, berperan penting dalam menarik investor potensial, serta mengintegrasikan usaha-usaha sinergi BUMN hingga ke pelosok negeri.
(akr)