Bank Indonesia Beri Ruang Rupiah Terus Menguat Lewat DNDF
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan terus memberikan ruang bagi mata uang rupiah untuk terus menguat yang saat ini melesat hingga Rp14.003/USD, salah satunya dengan mengefektifkan transaksi Domestic Non Deliverable Forward (DNDF). BI akan membuka lelang DNDF dan dilanjutkan dengan intervensi bilateral melalui delapan broker secara kuat.
"Bank Indonesia tetap memberikan ruang bagi Rupiah untuk menguat,dan mengawal penguatan tersebut termasuk dengan membuka lelang DNDF pada pukul 8.30 WIB dan dilanjutkan dengan intervensi bilateral melalui delapan broker secara "firm"," ujar Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (7/1/2019).(Baca Juga: BI Rilis Instrumen Baru untuk Kendalikan RupiahMeningkatnya aktivitas BI di pasar DNDF, selain untuk memastikan kurs offshore NDF terkendali, juga sebagai dukungan penuh bagi berkembangnya pasar DNDF agar lebih likuid dan efisien
"Sudah terdapat 13 bank yang aktif di pasar intrbank DNDF, sejumlah investor asing bertransaksi untuk hedging investasi di saham, dan sejumlah korporasi termasuk satu BUMN sudah melakukan transaksi. Selain dalam dollar USD/IDR, transaksi DNDF nasabah juga sudah ada yang melakukan dalam YEN/IDR dan Euro/IDT," katanya
Sebab, bila transaksi DNDF ini terus berkembang terang dua dan banyak digunakan untuk hedging maka akan membantu men "smoothing" pembelian valas di dalam negeri, sehingga Rupiah bisa lebih stabil. Penguatan rupiah terjadi di tengah optimisme yang mewarnai pasar keuangan global atas prospek hasil negosiasi kesepakatan sengketa dagang AS dan China serta perubahan sikap Chairman FOMC The Fed atas laju suku bunga AS ke depan.
The Fed menyiratkan akan lebih fleksibel dan bakal menunggu perkembangan data ekonomi, serta siap melakukan perubahan dalam kebijakan suku bunga ke depan. Selain itu, bank sentral AS mulai melunak atas rencana proses penarikan likuiditas dari sistem keuangan.
"Bank Indonesia tetap memberikan ruang bagi Rupiah untuk menguat,dan mengawal penguatan tersebut termasuk dengan membuka lelang DNDF pada pukul 8.30 WIB dan dilanjutkan dengan intervensi bilateral melalui delapan broker secara "firm"," ujar Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (7/1/2019).(Baca Juga: BI Rilis Instrumen Baru untuk Kendalikan RupiahMeningkatnya aktivitas BI di pasar DNDF, selain untuk memastikan kurs offshore NDF terkendali, juga sebagai dukungan penuh bagi berkembangnya pasar DNDF agar lebih likuid dan efisien
"Sudah terdapat 13 bank yang aktif di pasar intrbank DNDF, sejumlah investor asing bertransaksi untuk hedging investasi di saham, dan sejumlah korporasi termasuk satu BUMN sudah melakukan transaksi. Selain dalam dollar USD/IDR, transaksi DNDF nasabah juga sudah ada yang melakukan dalam YEN/IDR dan Euro/IDT," katanya
Sebab, bila transaksi DNDF ini terus berkembang terang dua dan banyak digunakan untuk hedging maka akan membantu men "smoothing" pembelian valas di dalam negeri, sehingga Rupiah bisa lebih stabil. Penguatan rupiah terjadi di tengah optimisme yang mewarnai pasar keuangan global atas prospek hasil negosiasi kesepakatan sengketa dagang AS dan China serta perubahan sikap Chairman FOMC The Fed atas laju suku bunga AS ke depan.
The Fed menyiratkan akan lebih fleksibel dan bakal menunggu perkembangan data ekonomi, serta siap melakukan perubahan dalam kebijakan suku bunga ke depan. Selain itu, bank sentral AS mulai melunak atas rencana proses penarikan likuiditas dari sistem keuangan.
(akr)