Target Lifting Migas Naik Jadi 2 Juta BOEPD
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi siap jual (lifting) migas pada tahun ini mencapai sebesar 2 juta barrel oil equivalent per day (boepd).
Target tersebut lebih tinggi sebesar 7,73% dari realisasi lifting tahun lalu sebesar 1,9 juta boepd. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto merinci, target lifting minyak bumi tahun ini mencapai 784.520 barrel oil per day (bopd). Adapun target tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 777.330 bopd.
“Peningkatan lifting minyak didorong dari lifting Blok Cepu. Lifting Blok Cepu di harapkan naik sebesar 216.000 bopd,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta kemarin. Untuk tahun lalu, lanjut dia, produksi Blok Cepu mencapai 208.730 bopd.
Produksi lapang an migas yang digarap oleh Mobil Cepu Ltd tersebut diprediksi lebih tinggi dibandingkan Blok Rokan. Adapun kontribusi Blok Rokan diprediksi mengalami pe nurunan hanya sebesar 190.000 bopd dari realisasi tahun lalu sebesar 209.470 bopd.
Padahal selama ini, produksi minyak bumi Blok Rokan selalu yang tertinggi dibanding blok minyak lain. Tahun lalu realisasi lifting minyak Blok Rokan sebesar 209.000 bopd. Dwi mengungkapkan, untuk lifting gas tahun ini di proyeksikan mencapai sebesar 1,26 juta boepd.
Adapun target tersebut meningkat dari tahun lalu sebesar 1,13 juta boepd. Menurut Dwi, target tersebut akan ditopang dari produksi gas dari BP Berau. Dalam Rencana Program dan Anggaran (WP&B) lifting gas BP Berau ditargetkan mencapai 188.000 boepd lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 192.000 boepd.
Selain itu, lifting gas di Blok Mahakam diharapkan juga meng alami peningkatan. Lifting gas Blok Mahakam tahun ini diproyeksikan sebesar 196.000 boepd atau meningkat dibandingkan tahun lalu se besar 149.000 boepd. Tak berhenti di situ, kontribusi lifting gas juga datang dari Blok Corridor.
Blok yang di kelola ConocoPhilips tersebut memiliki target lifting gas sebesar 145.000 boepd. Sementara target Eni di Blok Muara Bakau tahun ini sebesar 115.000 boepd. “Untuk lifting gas ini berurutan dari terbesar sampai terkecil, itu ada BP, Pertamina Hulu Mahakam, Conoco Philips, Pertamina EP, Eni Muara Bakau,” kata dia.
Terkait investasi migas tahun ini, Dwi menuturkan, SKK Migas menargetkan sebesar USD14,79 miliar. Proyeksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 23% dari realisasi sepanjang tahun lalu sebesar USD11,99 miliar.
Rinciannya, anggaran tersebut akan di gunakan untuk kegiatan eksplorasi, di antaranya survei seismik 2D seluas 4.328 kilometer, survei seismik 3D seluas 4.693 km2, serta pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 57 sumur.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan berupaya meningkatkan target lifting tahun ini. Adapun target lifting migas Pertamina dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini sebesar 735.400 barel setara minyak per hari (mboepd) atau meningkat 101% dibandingkan tahun lalu sebesar 724,89 mboepd.
Sementara untuk target produksi migas tahun ini mencapai 921,54 mboepd atau meningkat 1,66% dibandingkan target 2018 sebesar 906,41 mboepd. Untuk target produksi Pertamina tahun ini 80% akan ditopang dari dalam negeri dan sisanya dari aset luar negeri. “Target tersebut telah ditetapkan bersama pemerintah,” katanya.
Proyek Prioritas
Di sisi lain, SKK Migas juga telah menetapkan empat proyek prioritas hulu migas tahun ini. Empat proyek tersebut di antaranya proyek Indonesian Deep Water Development (IDD) oleh Chevron Pacific Indonesia, proyek Tangguh oleh BP Tangguh, pengembangan Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB), dan Blok Masela.
Dwi mengungkapkan, untuk proyek IDD tahun ini ditargetkan sudah tender untuk Engineering Procurement Constructions (EPC). Rencananya proyek onstream pada 2024 dengan estimasi biaya investasi pengembangan untuk dua lapangan, yakni Gendalo dan Gehem mencapai sebesar USD5 miliar.
Selanjutnya, proyek Tangguh masuk dalam tahap konstruksi. Untuk pekerjaan tahun ini yang harus diselesaikan ialah membangun instalasi fasilitas pipa, kemudian Precommisioning Started, dan WDA Drilling Completed. Lapangan Jambaran Tiung Biru tahun ini ditargetkan mengerjakan kegiatan konstruksi dan pengeboran tiga sumur. Proyeksinya produksi pada kuartal II/2021.
Untuk Blok Abadi Masela rencana pengembangan dilakukan tahun ini dengan melakukan pengurusan Amdal serta survei pertama untuk melakukan konstruksi. “Ini jadi panutan kami untuk empat proyek strategis nasional. Kami berharap tentu nya dapat berjalan lancar,” ucapnya. (Nanang Wijayanto)
Target tersebut lebih tinggi sebesar 7,73% dari realisasi lifting tahun lalu sebesar 1,9 juta boepd. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto merinci, target lifting minyak bumi tahun ini mencapai 784.520 barrel oil per day (bopd). Adapun target tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 777.330 bopd.
“Peningkatan lifting minyak didorong dari lifting Blok Cepu. Lifting Blok Cepu di harapkan naik sebesar 216.000 bopd,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta kemarin. Untuk tahun lalu, lanjut dia, produksi Blok Cepu mencapai 208.730 bopd.
Produksi lapang an migas yang digarap oleh Mobil Cepu Ltd tersebut diprediksi lebih tinggi dibandingkan Blok Rokan. Adapun kontribusi Blok Rokan diprediksi mengalami pe nurunan hanya sebesar 190.000 bopd dari realisasi tahun lalu sebesar 209.470 bopd.
Padahal selama ini, produksi minyak bumi Blok Rokan selalu yang tertinggi dibanding blok minyak lain. Tahun lalu realisasi lifting minyak Blok Rokan sebesar 209.000 bopd. Dwi mengungkapkan, untuk lifting gas tahun ini di proyeksikan mencapai sebesar 1,26 juta boepd.
Adapun target tersebut meningkat dari tahun lalu sebesar 1,13 juta boepd. Menurut Dwi, target tersebut akan ditopang dari produksi gas dari BP Berau. Dalam Rencana Program dan Anggaran (WP&B) lifting gas BP Berau ditargetkan mencapai 188.000 boepd lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 192.000 boepd.
Selain itu, lifting gas di Blok Mahakam diharapkan juga meng alami peningkatan. Lifting gas Blok Mahakam tahun ini diproyeksikan sebesar 196.000 boepd atau meningkat dibandingkan tahun lalu se besar 149.000 boepd. Tak berhenti di situ, kontribusi lifting gas juga datang dari Blok Corridor.
Blok yang di kelola ConocoPhilips tersebut memiliki target lifting gas sebesar 145.000 boepd. Sementara target Eni di Blok Muara Bakau tahun ini sebesar 115.000 boepd. “Untuk lifting gas ini berurutan dari terbesar sampai terkecil, itu ada BP, Pertamina Hulu Mahakam, Conoco Philips, Pertamina EP, Eni Muara Bakau,” kata dia.
Terkait investasi migas tahun ini, Dwi menuturkan, SKK Migas menargetkan sebesar USD14,79 miliar. Proyeksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 23% dari realisasi sepanjang tahun lalu sebesar USD11,99 miliar.
Rinciannya, anggaran tersebut akan di gunakan untuk kegiatan eksplorasi, di antaranya survei seismik 2D seluas 4.328 kilometer, survei seismik 3D seluas 4.693 km2, serta pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 57 sumur.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan berupaya meningkatkan target lifting tahun ini. Adapun target lifting migas Pertamina dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini sebesar 735.400 barel setara minyak per hari (mboepd) atau meningkat 101% dibandingkan tahun lalu sebesar 724,89 mboepd.
Sementara untuk target produksi migas tahun ini mencapai 921,54 mboepd atau meningkat 1,66% dibandingkan target 2018 sebesar 906,41 mboepd. Untuk target produksi Pertamina tahun ini 80% akan ditopang dari dalam negeri dan sisanya dari aset luar negeri. “Target tersebut telah ditetapkan bersama pemerintah,” katanya.
Proyek Prioritas
Di sisi lain, SKK Migas juga telah menetapkan empat proyek prioritas hulu migas tahun ini. Empat proyek tersebut di antaranya proyek Indonesian Deep Water Development (IDD) oleh Chevron Pacific Indonesia, proyek Tangguh oleh BP Tangguh, pengembangan Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB), dan Blok Masela.
Dwi mengungkapkan, untuk proyek IDD tahun ini ditargetkan sudah tender untuk Engineering Procurement Constructions (EPC). Rencananya proyek onstream pada 2024 dengan estimasi biaya investasi pengembangan untuk dua lapangan, yakni Gendalo dan Gehem mencapai sebesar USD5 miliar.
Selanjutnya, proyek Tangguh masuk dalam tahap konstruksi. Untuk pekerjaan tahun ini yang harus diselesaikan ialah membangun instalasi fasilitas pipa, kemudian Precommisioning Started, dan WDA Drilling Completed. Lapangan Jambaran Tiung Biru tahun ini ditargetkan mengerjakan kegiatan konstruksi dan pengeboran tiga sumur. Proyeksinya produksi pada kuartal II/2021.
Untuk Blok Abadi Masela rencana pengembangan dilakukan tahun ini dengan melakukan pengurusan Amdal serta survei pertama untuk melakukan konstruksi. “Ini jadi panutan kami untuk empat proyek strategis nasional. Kami berharap tentu nya dapat berjalan lancar,” ucapnya. (Nanang Wijayanto)
(nfl)