Gubernur BI Perry Warjiyo Paparkan Penyebab Rupiah Stabil
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan beberapa faktor yang membuat nilai tukar rupiah bergerak stabil pada awal tahun 2019. Salah satunya yakni dikarenakan transkasi Domestic Non Delivery Forward (DNDF) yang sangat baik
"Nilai tukar bergerak stabil karena mekanisme pasar berjalan sangat baik termasuk transaksi DNDF. Stabilitas nilai tukar juga karena sejumlah faktor dimana merespons kebijakan Indonesia yang menurunkan current account defisit dan respons OJK untuk menjaga stabilitas sisten keuangan," ujar Perry di Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Sebelumnya pada tahun lalu depresiasi rupiah 5,8% dimana tahun ini menguat 2,04% poin to poin, dengan hari diperdagangkan di level Rp14.100/USD. Rupiah stabil ini didukung arus modal masuk. The Fed lebih rendah dan pasar valas yang berkembang.
Menurut Perry, nilai rupiah yang cukup stabil ini bisa terjaga di 2019. Apalagi, jika defisit transaksi berjalan [current account deficit/CAD] bisa terjaga di 2,5%. "Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah mendukung CAD aman tidak lebih dari 3%. Tahun ini CAD turun di 2,5%, penurunan impor akan mempengaruhi CAD ini," tutur Perry beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka merosot menjadi Rp14.182/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah kembali menyusut dibandingkan posisi perdagangan kemarin di level Rp14.158/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi akhir pekan sedikit membaik di level Rp14.180/USD dengan pergerakan harian Rp14.150 hingga Rp14.185/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal berbaliknya rupiah, meski tidak terlalu besar setelah kemarin memburuk Rp14.190/USD.
"Nilai tukar bergerak stabil karena mekanisme pasar berjalan sangat baik termasuk transaksi DNDF. Stabilitas nilai tukar juga karena sejumlah faktor dimana merespons kebijakan Indonesia yang menurunkan current account defisit dan respons OJK untuk menjaga stabilitas sisten keuangan," ujar Perry di Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Sebelumnya pada tahun lalu depresiasi rupiah 5,8% dimana tahun ini menguat 2,04% poin to poin, dengan hari diperdagangkan di level Rp14.100/USD. Rupiah stabil ini didukung arus modal masuk. The Fed lebih rendah dan pasar valas yang berkembang.
Menurut Perry, nilai rupiah yang cukup stabil ini bisa terjaga di 2019. Apalagi, jika defisit transaksi berjalan [current account deficit/CAD] bisa terjaga di 2,5%. "Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah mendukung CAD aman tidak lebih dari 3%. Tahun ini CAD turun di 2,5%, penurunan impor akan mempengaruhi CAD ini," tutur Perry beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka merosot menjadi Rp14.182/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah kembali menyusut dibandingkan posisi perdagangan kemarin di level Rp14.158/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi akhir pekan sedikit membaik di level Rp14.180/USD dengan pergerakan harian Rp14.150 hingga Rp14.185/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal berbaliknya rupiah, meski tidak terlalu besar setelah kemarin memburuk Rp14.190/USD.
(akr)