Aliran Kuat Modal Asing Bikin Perry Pede Rupiah Bergerak Stabil
A
A
A
JAKARTA - Aliran kuat modal asing ke Indonesia membuat Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo percaya diri (pede) laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bakal bergerak stabil. Selain itu faktor eksternal juga menjadi penyebab penguatan mata uang Garuda di tengah ketidakpastian negosiasi perang dagang serta Brexit.
"Kami melihat bahwa rupiah terus bergerak stabil dan cenderung menguat. Aliran modal asing itu cukup dan menambah supplai dari pasar vallas serta ditambah kebijakan ekonomi dengan instansi terkait," ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Lebih lanjut, Ia menerangkan salah satu sentimen eksternal yakni perkiraan laju kenaikan Fed rate akan terhenti yang direspons pasar keuangan. "Lalu FFR yang rendah dan kenaikan pasar valas di spot maupun Domestic Non Delivery Forward (DNDF)," tandasnya.
Sementara itu Indeks dolar, yang mengukur nilainya versus enam mata uang utama, naik sedikit di 96,52. Sedangkan rupiah menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka tertekan menjadi Rp14.163/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah masih rentan hingga berbalik memerah dibandingkan sebelumnya Rp14.141/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah justru meningkat ke posisi Rp14.170/USD. Rupiah menunjukkan perlawanan di akhir bulan Januari 2019 untuk menjadi sinyal negatif ketika kemarin bertengger pada level Rp14.195/USD.
"Kami melihat bahwa rupiah terus bergerak stabil dan cenderung menguat. Aliran modal asing itu cukup dan menambah supplai dari pasar vallas serta ditambah kebijakan ekonomi dengan instansi terkait," ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Lebih lanjut, Ia menerangkan salah satu sentimen eksternal yakni perkiraan laju kenaikan Fed rate akan terhenti yang direspons pasar keuangan. "Lalu FFR yang rendah dan kenaikan pasar valas di spot maupun Domestic Non Delivery Forward (DNDF)," tandasnya.
Sementara itu Indeks dolar, yang mengukur nilainya versus enam mata uang utama, naik sedikit di 96,52. Sedangkan rupiah menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka tertekan menjadi Rp14.163/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah masih rentan hingga berbalik memerah dibandingkan sebelumnya Rp14.141/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah justru meningkat ke posisi Rp14.170/USD. Rupiah menunjukkan perlawanan di akhir bulan Januari 2019 untuk menjadi sinyal negatif ketika kemarin bertengger pada level Rp14.195/USD.
(akr)