Dirjen PSP Tegaskan Kebutuhan Regenerasi Pertanian
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dadih Permana didaulat menjadi pembicara dalam kuliah umum di Polbangtan Malang. Di kesempatan tersebut, Dadih mengungkapkan kebijakan dan strategi Kementan berkaitan dengan regenerasi pertanian.
Dadih mengatakan, pembentukan karakter sumber daya manusia (SDM) pertanian menjadi salah satu fokus Kementan dalam pembangunan pada 2019. Dia menjelaskan, pembentukan karakter SDM pertanian meliputi penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan.
"Pembentukan karakter SDM ini penting dalam menunjang penguatan regenerasi pertanian," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Penyuluhan, lanjut dia, dirumuskan berbasis kawasan dan basis kelembagaan termasuk aparatur dan pelaku. Selain itu, setiap BPP menerapkan konsep regenerasi pertanian dengan target yang jelas.
"Sedangkan pelatihan harus bersinergi dengan penyuluhan, berbasis kompetensi balai, optimalisasi peran widya iswara, pemanfaatan aset, dan peran jejaring mitra," sebutnya.
Kemudian, pembentukan karakter SDM melalui pendidikan dilakukan dengan merevitalisasi kurikulum sinkron dengan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).
"Penumbuhan tunas/kader secara berjenjang dan intensif, serta mengoptimalkan peran dosen dan aset yang ada," imbuhnya.
Selain memaparkan tentang regenerasi pertanian, Dirjen PSP juga memaparkan tentang kebijakan Kementan dalam hal mekanisasi alsintan (alat dan mesin pertanian).
Dadih memproyeksikan dampak dari modernisasi pertanian akan dirasakan dalam beberapa tahun ke depan. Modernisasi pertanian juga akan menjadi solusi regenerasi petani.
"Investasi dalam pembangunan infrastruktur dan modernisasi pertanian akan memiliki dampak multiplier dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Modernisasi pertanian juga akan menjadi magnet bagi pemuda untuk menggeluti pertanian," jelas Dadih Permana.
Potensi penghematan akibat mekanisasi pertanian mencapai Rp24,5 triliun. Dalam usaha tersebut, Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan sebanyak 415.051 unit dalam 4 tahun terakhir. Alsintan meliputi Rice Transplanter, Combine Harvester, Dryer, Power Thresher, Corn Sheller dan Rice Milling Unit (RMU), traktor dan pompa air.
"Modernisasi pertanian melalui mekanisasi merupakan solusi efisien menggantikan pola usaha tani manual. Mekanisasi juga sebagai solusi mengatasi berkurangnya tenaga kerja pertanian karena bermigrasi ke sektor industri dan jasa," pungkasnya.
Dadih mengatakan, pembentukan karakter sumber daya manusia (SDM) pertanian menjadi salah satu fokus Kementan dalam pembangunan pada 2019. Dia menjelaskan, pembentukan karakter SDM pertanian meliputi penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan.
"Pembentukan karakter SDM ini penting dalam menunjang penguatan regenerasi pertanian," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Penyuluhan, lanjut dia, dirumuskan berbasis kawasan dan basis kelembagaan termasuk aparatur dan pelaku. Selain itu, setiap BPP menerapkan konsep regenerasi pertanian dengan target yang jelas.
"Sedangkan pelatihan harus bersinergi dengan penyuluhan, berbasis kompetensi balai, optimalisasi peran widya iswara, pemanfaatan aset, dan peran jejaring mitra," sebutnya.
Kemudian, pembentukan karakter SDM melalui pendidikan dilakukan dengan merevitalisasi kurikulum sinkron dengan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).
"Penumbuhan tunas/kader secara berjenjang dan intensif, serta mengoptimalkan peran dosen dan aset yang ada," imbuhnya.
Selain memaparkan tentang regenerasi pertanian, Dirjen PSP juga memaparkan tentang kebijakan Kementan dalam hal mekanisasi alsintan (alat dan mesin pertanian).
Dadih memproyeksikan dampak dari modernisasi pertanian akan dirasakan dalam beberapa tahun ke depan. Modernisasi pertanian juga akan menjadi solusi regenerasi petani.
"Investasi dalam pembangunan infrastruktur dan modernisasi pertanian akan memiliki dampak multiplier dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Modernisasi pertanian juga akan menjadi magnet bagi pemuda untuk menggeluti pertanian," jelas Dadih Permana.
Potensi penghematan akibat mekanisasi pertanian mencapai Rp24,5 triliun. Dalam usaha tersebut, Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan sebanyak 415.051 unit dalam 4 tahun terakhir. Alsintan meliputi Rice Transplanter, Combine Harvester, Dryer, Power Thresher, Corn Sheller dan Rice Milling Unit (RMU), traktor dan pompa air.
"Modernisasi pertanian melalui mekanisasi merupakan solusi efisien menggantikan pola usaha tani manual. Mekanisasi juga sebagai solusi mengatasi berkurangnya tenaga kerja pertanian karena bermigrasi ke sektor industri dan jasa," pungkasnya.
(fjo)