Chatib Basri Sebut Fed Rate Pengaruhi Arus Investasi di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, kenaikan suku bunga Amerika Serikat alias Fed rate mempengaruhi arus investasi ke Indonesia serta nilai tukar rupiah. Menurutnya dengan tren kenaikan Fed rate di tahun kemarin, banyak membuat investor menunda menanamkan modalnya.
"Sehingga kalau kita bicara BKPM, mengenai arus modal yang masuk kesini tentu akan terpengaruh. Kemudian juga dalam beberapa bulan terakhir harga komoditas mengalami penurunan, jadi orang yang mau investasi juga akan menunggu," jelasnya di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Sebelumnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) untuk tahun 2018 yakni sebesar Rp392,7 triliun, turun 8,8% dibandingkan realisasi investasi PMA 2017 sebesar Rp430,5 triliun. Meski begitu realisasi investasi mencapai Rp 721,3 triliun sepanjang 2018 mengalami kenaikan 4,1% dibandingkan tahun 2017.
"Tentu, ini efek tightening kemarin dari global itu pasti berpengaruh. Ketika Fed kemudian ECB melakukan tightening, itu modal kembali lagi ke advance country. Kita tahu apa yang terjadi pada rupiah, pada rupee dan macam-macam," papar Chatib Basri.
Berdasarkan sektor usaha, lima besar realisasi investasi dari PMDN dan PMA adalah listrik, gas dan air senilai Rp117,5 triliun atau persentase 16,3%, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp94,9 triliun atau 13,1%, pertambangan Rp73,8 triliun atau 10,2%, industri makanan Rp68,8 triliun atau 9,5%, dan perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp56,8 triliun atau 7,9%.
Berdasarkan data BKPM pada 2018 realisasi PMA memang tak sederas 2017. Dimana apabila mengurut perbandingan per kuartalan, triwulan I 2018 sempat lebih baik saat mencapai sebesar Rp108,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp97 triliun. Selanjutnya PMA pada triwulan II 2018 yakni Rp95,7 triliun untuk mulai menurun dari Triwulan II 2017 yaitu Rp109,8 triliun.
Selanjutnya terus merosot yang tercatat triwulan III untuk PMA 2018 terpantau Rp84,7 triliun atau masih kalah dari 2017 untuk periode yang sama Rp111,7 triliun. Terakhir tahun kemarin arus modal asing hingga triwulan IV hanya Rp99,0 triliun atau lebih rendah apabila dibandingkan triwulan IV 2017 sebesar Rp112 triliun.
"Sehingga kalau kita bicara BKPM, mengenai arus modal yang masuk kesini tentu akan terpengaruh. Kemudian juga dalam beberapa bulan terakhir harga komoditas mengalami penurunan, jadi orang yang mau investasi juga akan menunggu," jelasnya di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Sebelumnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) untuk tahun 2018 yakni sebesar Rp392,7 triliun, turun 8,8% dibandingkan realisasi investasi PMA 2017 sebesar Rp430,5 triliun. Meski begitu realisasi investasi mencapai Rp 721,3 triliun sepanjang 2018 mengalami kenaikan 4,1% dibandingkan tahun 2017.
"Tentu, ini efek tightening kemarin dari global itu pasti berpengaruh. Ketika Fed kemudian ECB melakukan tightening, itu modal kembali lagi ke advance country. Kita tahu apa yang terjadi pada rupiah, pada rupee dan macam-macam," papar Chatib Basri.
Berdasarkan sektor usaha, lima besar realisasi investasi dari PMDN dan PMA adalah listrik, gas dan air senilai Rp117,5 triliun atau persentase 16,3%, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp94,9 triliun atau 13,1%, pertambangan Rp73,8 triliun atau 10,2%, industri makanan Rp68,8 triliun atau 9,5%, dan perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp56,8 triliun atau 7,9%.
Berdasarkan data BKPM pada 2018 realisasi PMA memang tak sederas 2017. Dimana apabila mengurut perbandingan per kuartalan, triwulan I 2018 sempat lebih baik saat mencapai sebesar Rp108,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp97 triliun. Selanjutnya PMA pada triwulan II 2018 yakni Rp95,7 triliun untuk mulai menurun dari Triwulan II 2017 yaitu Rp109,8 triliun.
Selanjutnya terus merosot yang tercatat triwulan III untuk PMA 2018 terpantau Rp84,7 triliun atau masih kalah dari 2017 untuk periode yang sama Rp111,7 triliun. Terakhir tahun kemarin arus modal asing hingga triwulan IV hanya Rp99,0 triliun atau lebih rendah apabila dibandingkan triwulan IV 2017 sebesar Rp112 triliun.
(akr)