Kekayaan Bos Louis Vuitton Melompat Jadi Pengusaha Terkaya ke-4 Dunia

Kamis, 31 Januari 2019 - 17:26 WIB
Kekayaan Bos Louis Vuitton...
Kekayaan Bos Louis Vuitton Melompat Jadi Pengusaha Terkaya ke-4 Dunia
A A A
NEW YORK - Meski banyak pihak mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi China, namun selera konsumen Negeri Tirai Bambu akan barang mewah tidak memudar. Penjualan tas dan produk-produk dari Louis Vuitton terus meningkat, sehingga mendorong pendapatan Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH).

Melansir dari Bloomberg, Kamis (31/1/2019), penjualan produk mewah di China telah menambah pundi-pundi kekayaan sang pemilik, Bernard Jean Étienne Arnault, sebanyak USD4,3 miliar. Jika dikonversi ke rupiah, nilai tersebut setara Rp60,11 triliun (estimasi kurs Rp13.980 per USD).

Hal ini membuat saham produsen barang mewah yang berbasis di Paris itu, melonjak 6,9%, terbesar sejak pertengahan 2016, karena laba kuartal IV-2018 melampaui perkiraan analis tentang kuatnya permintaan LVMH di China. Arnault mengendalikan lebih dari 50% saham di LVMH melalui perusahaan keluarga, Groupe Arnault SE.

Selama setahun, penjualan LVMH di seluruh dunia meningkat, sehingga kekayaan Arnault (69 tahun) telah melonjak USD8,3 miliar. Hasil tersebut membuat total kekayaannya menjadi USD76,9 miliar atau setara Rp1.075 triliun!

Dengan jumlah kekayaan sebesar itu, peringkat Arnault melompat ke daftar pengusaha terkaya nomor empat di dunia. Menempatkannya dalam jarak sangat dekat dengan legenda investor, Warren Buffett, yang saat ini berada di peringkat ketiga Index Billionaires Bloomberg dengan total kekayaan USD84,8 miliar.

Peringkat pertama masih dipegang oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos, yang kekayaannya bertambah USD6,1 miliar. Nomor dua dipegang oleh pendiri Microsoft Inc., Bill Gates yang kantongnya bertambah USD889,4 juta.

Mengutip dari Wikipedia, sepak terjang Arnault dalam bisnis dimulai pada 1971, setelah lulus dari École polytechnique. Ketika itu, ia bergabung dengan perusahaan ayahnya. Meski demikian, pada 1976, ia mengambil keputusan brilian dengan mengubah fokus bisnis perusahaan, dari manufaktur menjadi real estat.

Menggunakan nama Férinel, Arnault sukses mengembangkan usaha di bidang lodging (penginapan) dan hospitality. Tahun 1979, ia menggantikan ayahnya sebagai presiden perusahaan.

Lima tahun berselang, ia mengakuisisi Financière Agache, sebuah perusahaan barang mewah. Arnault menjadi CEO Financière Agache dan kemudian mengambil alih Boussac Saint-Frères, sebuah perusahaan tekstil yang menuju bangkrut. Boussac memiliki jaringan ritel dan department store. Kemudian, Arnault memoles perusahaan ini, lalu menjual hampir semua aset, kecuali merek Christian Dior yang bergengsi dan department store Le Bon Marché.

Tiga tahun kemudian, pada 1987, ia mengakusisi dua perusahaan sekaligus Louis Vuitton dan Moët Hennessy, kemudian melakukan merger terhadap dua perusahaan itu menjadi LVMH. Dan pada Desember kemarin, Arnault mengakuisisi jaringan hotel kelas atas, Belmond Ltd., di New York.

Posisi sebagai pengusaha terkaya ke-4 di dunia merupakan yang pertama kali bagi Arnault, membuatnya menjadi pengusaha tekstil terkaya di dunia, mengalahkan raja fashion asal Spanyol, Amancio Ortega yang terkenal dengan brand Zara dan Massimo Dutti.

Adapun posisi pengusaha terkaya ke-5 dipegang oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg dengan total kekayaan USD71 miliar, peringkat enam adalah Amancio Ortega dengan jumlah kekayaan USD70 miliar, dan ketujuh dipegang oleh raja telekomunikasi asal Meksiko, Carlos Slim Helu dengan jumlah kekayaan USD67,1 miliar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0975 seconds (0.1#10.140)