Awal Bulan, IHSG Menguat Saat Pasar Asia Terpapar PMI China
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melanjutkan penguatan atas January Effect. Di awal Februari ini, Jumat (1/2/2019), IHSG dibuka dibuka menguat 19,09 poin atau 0,29% menjadi 6.552,06.
Laju IHSG semakin bertambah 34,92 poin atau 0,53% ke level 6.567,89 pada pukul 09.48 WIB. Pada perdagangan Kamis (31/1), IHSG ditutup menguat 68,78 poin atau 1,06% kelevel 6.552,06.
Delapan dari 10 indeks sektoral menguat, dengan kontribusi utama dari industri dasar yang bertambah 1,25%. Sedangkan perkebunan dan pertambangan melemah, masing-masing sebesar 0,31% dan 0,04%.
Dari 561 saham yang diperdagangkan, 2016 menguat, 218 tetap, dan 137 tertekan. Nilai transaksi saham sebesar Rp9,84 triliun dari 9,81 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing Rp993,76 miliar, dengan aksi beli asing Rp4,49 triliun dan aksi jual asing Rp3,50 triliun.
Mengutip dari CNBC, pasar saham Asia dibuka bervariasi pada Jumat ini, setelah rilis data manufaktur China yang jauh di bawah ekspektasi. Hasil survei pada sektor manufaktur China, menunjukkan aktivitas pabrik mengalami kontraksi pada bulan Januari. Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit (PMI) berada di 48,3 di Januari, dibandingkan dengan 49,7 di Desember.
Adapun pasar daratan China dibuka menguat, dengan indeks Shanghai naik sekitar 0,3% dan Shenzhen juga naik sebesar 0,93%. Kospi Korea Selatan juga menguat 0,14%.
Negara Asia lainnya, indeks Nikkei 225 Jepang diperdagangkan lebih rendah, dan Topix turun 0,1%, karena saham Nintendo turun hingga 6% setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualan untuk konsol game Switch di tahun fiskal yang berakhir Maret 2019.
Di Australia, ASX 200 tergelincir 0,11%, karena saham keuangan tertekan 0,5%, dimana saham-saham bank Big Four mengalami kerugian. Australia and New Zealand (ANZ) Banking Group tergelincir 0,88%, Commonwealth Bank of Australia turun 0,63%, Westpac turun 0,69%, dan National Australia Bank merosot 1,13%.
Laju IHSG semakin bertambah 34,92 poin atau 0,53% ke level 6.567,89 pada pukul 09.48 WIB. Pada perdagangan Kamis (31/1), IHSG ditutup menguat 68,78 poin atau 1,06% kelevel 6.552,06.
Delapan dari 10 indeks sektoral menguat, dengan kontribusi utama dari industri dasar yang bertambah 1,25%. Sedangkan perkebunan dan pertambangan melemah, masing-masing sebesar 0,31% dan 0,04%.
Dari 561 saham yang diperdagangkan, 2016 menguat, 218 tetap, dan 137 tertekan. Nilai transaksi saham sebesar Rp9,84 triliun dari 9,81 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing Rp993,76 miliar, dengan aksi beli asing Rp4,49 triliun dan aksi jual asing Rp3,50 triliun.
Mengutip dari CNBC, pasar saham Asia dibuka bervariasi pada Jumat ini, setelah rilis data manufaktur China yang jauh di bawah ekspektasi. Hasil survei pada sektor manufaktur China, menunjukkan aktivitas pabrik mengalami kontraksi pada bulan Januari. Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit (PMI) berada di 48,3 di Januari, dibandingkan dengan 49,7 di Desember.
Adapun pasar daratan China dibuka menguat, dengan indeks Shanghai naik sekitar 0,3% dan Shenzhen juga naik sebesar 0,93%. Kospi Korea Selatan juga menguat 0,14%.
Negara Asia lainnya, indeks Nikkei 225 Jepang diperdagangkan lebih rendah, dan Topix turun 0,1%, karena saham Nintendo turun hingga 6% setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualan untuk konsol game Switch di tahun fiskal yang berakhir Maret 2019.
Di Australia, ASX 200 tergelincir 0,11%, karena saham keuangan tertekan 0,5%, dimana saham-saham bank Big Four mengalami kerugian. Australia and New Zealand (ANZ) Banking Group tergelincir 0,88%, Commonwealth Bank of Australia turun 0,63%, Westpac turun 0,69%, dan National Australia Bank merosot 1,13%.
(ven)