Mulai Panen Raya, Jateng Siap Penuhi Kebutuhan Jagung Peternak
A
A
A
JAKARTA - Kabupaten Blora yang merupakan lumbung jagung nomor dua di Jawa Tengah (Jateng) setelah Grobogan saat ini tengah memasuki puncak musim panen jagung. Januari lalu tercatat panen sebanyak 16.000 hektare (ha), sedangkan Februari dan Maret diperkiraan panen akan mencapai 26.000 ha.
Sedangkan untuk periode satu tahun, luas lahan jagung mencapai 65.000 ha dengan produksi rata-rata mencapai 7-8 ton per ha. Dengan tibanya masa panen jagung ini, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Reni Miharti meminta agar pemerintah tidak melakukan impor jagung untuk melindungi para petani, khususnya di Blora.
"Dengan kondisi hasil panen yang melimpah, kami berharap pemerintah pusat tidak melakukan impor jagung untuk melindungi para petani jagung, sehingga petani bisa menikmati hasil panen dengan harga yang bagus," ujar Reni dalam siaran pers, Sabtu (2/2/2019).
Saat ini, kata dia, harga jual jagung masih cukup bagus untuk petani, yakni di kisaran Rp3.800 per kilogram untuk hasil kering panen. Ini kesempatan bagus bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraannya," kata Reni.
Hal itu diamini Ketua Gabungan Kelompoktani Tani Agung Supriyadi, dari Desa Getas. "Kami di sini berharap pemerintah tidak melakukan impor jagung. Di sini banyak jagung. Kalau sampai impor, harga akan jatuh," ujar Supriyadi. Supriyadi mengatakan, harga jagung saat ini Rp3.800 per kg untuk pipilan panen dan Rp5.400 per kg untuk pipilan kering.
Direktur Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan, selama ini suplai jagung dari Jawa Tengah cukup bagus dan sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia , termasuk untuk pabrik pakan peternak.
Sedangkan untuk periode satu tahun, luas lahan jagung mencapai 65.000 ha dengan produksi rata-rata mencapai 7-8 ton per ha. Dengan tibanya masa panen jagung ini, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Reni Miharti meminta agar pemerintah tidak melakukan impor jagung untuk melindungi para petani, khususnya di Blora.
"Dengan kondisi hasil panen yang melimpah, kami berharap pemerintah pusat tidak melakukan impor jagung untuk melindungi para petani jagung, sehingga petani bisa menikmati hasil panen dengan harga yang bagus," ujar Reni dalam siaran pers, Sabtu (2/2/2019).
Saat ini, kata dia, harga jual jagung masih cukup bagus untuk petani, yakni di kisaran Rp3.800 per kilogram untuk hasil kering panen. Ini kesempatan bagus bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraannya," kata Reni.
Hal itu diamini Ketua Gabungan Kelompoktani Tani Agung Supriyadi, dari Desa Getas. "Kami di sini berharap pemerintah tidak melakukan impor jagung. Di sini banyak jagung. Kalau sampai impor, harga akan jatuh," ujar Supriyadi. Supriyadi mengatakan, harga jagung saat ini Rp3.800 per kg untuk pipilan panen dan Rp5.400 per kg untuk pipilan kering.
Direktur Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan, selama ini suplai jagung dari Jawa Tengah cukup bagus dan sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia , termasuk untuk pabrik pakan peternak.
(fjo)