Puncak Panen Raya, Mentan Minta Bulog Serap Jagung Petani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan pada Mei-April menjadi puncak panen raya jagung di sejumlah daerah. Dia mengingatkan akan adanya potensi harga anjlok yang bisa merugikan petani.
Menteri Amran mewanti-wanti adanya potensi harga akan turun, bahkan anjlok di bawah harga acuan pembelian (HAP) jagung yang telah ditetapkan. Ia pun meminta semua pihak untuk bisa mengantisipasi kemungkinan harga anjlok.
"Kami minta panen raya ini jangan disia-siakan. Petani kita sudah bekerja keras. Kami persilahkan para produsen pakan ternak untuk segera menyerap," kata Menteri Amran dalam siaran pers, Kamis (2/4/2024).
"Kami meminta Bulog untuk menyerap jagung petani agar harga terjamin, jangan sampai harga anjlok karena kesejahteraan petani taruhannya," lanjutnya.
Dia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga pangan untuk menjaga kestabilan baik di ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Presiden Jokowi menegaskan harga ditingkat petani seringkali tidak stabil dan cenderung menurun saat memasuki masa panen raya, ia pun meminta agar semua pihak mengambil langkah kolaboratif yang strategis, agar terbentuk harga yang seimbang.
"Ini memang baru panen besar jagung, baik di Sumbawa, Dompu, waktu itu kita lihat di Gorontalo, semuanya panen, sehingga yang terjadi adalah harga turun karena over supply," ungkap Jokowi.
"Harga yang sebelumnya 7.000, sekarang turun menjadi 4.200, kondisi ini baik untuk peternak, tapi kurang baik untuk petani, ini menjaga keseimbangan seperti ini tidak mudah," tambahnya.
Dia menyebut bahwa yang tak kalah penting untuk menjaga keseimbangan harga adalah dengan menaikan produktivitasnya. Ia mencontohkan bahwa dengan produktivitas yang tinggi maka harganya akan tetap stabil.
"Yang paling penting menurut saya produktivitasnya harus naik, misalnya disini pakai Benih Tangguh, hasilnya tadi saya tanya 7, 8 ton kalau yang BC juga sama bisa 7, 8, 9 ton tapi ada juga yang dibawah 5 ton, rata - rata 5 ton, nah dengan harga 4.200 harganya itu tidak nutut," jelasnya.
Menteri Amran mewanti-wanti adanya potensi harga akan turun, bahkan anjlok di bawah harga acuan pembelian (HAP) jagung yang telah ditetapkan. Ia pun meminta semua pihak untuk bisa mengantisipasi kemungkinan harga anjlok.
"Kami minta panen raya ini jangan disia-siakan. Petani kita sudah bekerja keras. Kami persilahkan para produsen pakan ternak untuk segera menyerap," kata Menteri Amran dalam siaran pers, Kamis (2/4/2024).
"Kami meminta Bulog untuk menyerap jagung petani agar harga terjamin, jangan sampai harga anjlok karena kesejahteraan petani taruhannya," lanjutnya.
Dia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga pangan untuk menjaga kestabilan baik di ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Presiden Jokowi menegaskan harga ditingkat petani seringkali tidak stabil dan cenderung menurun saat memasuki masa panen raya, ia pun meminta agar semua pihak mengambil langkah kolaboratif yang strategis, agar terbentuk harga yang seimbang.
"Ini memang baru panen besar jagung, baik di Sumbawa, Dompu, waktu itu kita lihat di Gorontalo, semuanya panen, sehingga yang terjadi adalah harga turun karena over supply," ungkap Jokowi.
"Harga yang sebelumnya 7.000, sekarang turun menjadi 4.200, kondisi ini baik untuk peternak, tapi kurang baik untuk petani, ini menjaga keseimbangan seperti ini tidak mudah," tambahnya.
Dia menyebut bahwa yang tak kalah penting untuk menjaga keseimbangan harga adalah dengan menaikan produktivitasnya. Ia mencontohkan bahwa dengan produktivitas yang tinggi maka harganya akan tetap stabil.
"Yang paling penting menurut saya produktivitasnya harus naik, misalnya disini pakai Benih Tangguh, hasilnya tadi saya tanya 7, 8 ton kalau yang BC juga sama bisa 7, 8, 9 ton tapi ada juga yang dibawah 5 ton, rata - rata 5 ton, nah dengan harga 4.200 harganya itu tidak nutut," jelasnya.
(nng)