Lebih Baik dari 2017, Ekonomi Jabar Tahun Lalu Tumbuh 5,64%
A
A
A
BANDUNG - Ekonomi Jawa Barat (Jabar) mengalami pertumbuhan 5,64% selama tahun 2018, lebih baik dari tahun 2017 yang hanya 5,35%. Membaiknya pertumbuhan ekonomi Jabar didorong naiknya lapangan usaha di semua sektor, kecuali pertambangan dan penggalian yang turun 4,11%.
"Sedangkan pertumbuhan tertinggi didorong oleh sektor real estat sebesar 9,64%. Diikuti sektor informasi dan komunikasi 9,14% dan jasa perusahaan sebesar 8,64%," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Asep Riyadi di Bandung, Rabu (6/2/2019).
Sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat paling tinggi ditopang oleh komponen konsumsi rumah tangga yang mencapai 3,13%. Konsumsi rumah tangga pada 2018, tercatat lebih baik dari 2017 yang hanya 2,89%. Walaupun, nilai tersebut masih di bawah konsumsi rumah tangga pada 2016 yang mencapai 3,34%.
"Selain konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan lainnya yang cukup tinggi adalah pembentukan modal tetap bruto sebesar 1,46%. Sementara komponen lainnya menyumbang andil 1,05%," beber dia.
Kendati pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selama 2018 cukup baik, namun bila dilihat dari periode triwulan, kontribusi triwulan IV/2018 diakuinya kurang begitu memuaskan. BPS mencatat, terjadi kontraksi minus 0,47% bila dibandingkan triwulan III/2018.
Minusnya pertumbuhan ekonomi di triwulan IV, disebabkan efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor tersebut mengalami penurunan minus 26,99%.
Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa, minus 1,39%. Serta komponen perubahan inventori sebesar minus 1,20%.
"Sedangkan pertumbuhan tertinggi didorong oleh sektor real estat sebesar 9,64%. Diikuti sektor informasi dan komunikasi 9,14% dan jasa perusahaan sebesar 8,64%," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Asep Riyadi di Bandung, Rabu (6/2/2019).
Sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat paling tinggi ditopang oleh komponen konsumsi rumah tangga yang mencapai 3,13%. Konsumsi rumah tangga pada 2018, tercatat lebih baik dari 2017 yang hanya 2,89%. Walaupun, nilai tersebut masih di bawah konsumsi rumah tangga pada 2016 yang mencapai 3,34%.
"Selain konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan lainnya yang cukup tinggi adalah pembentukan modal tetap bruto sebesar 1,46%. Sementara komponen lainnya menyumbang andil 1,05%," beber dia.
Kendati pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selama 2018 cukup baik, namun bila dilihat dari periode triwulan, kontribusi triwulan IV/2018 diakuinya kurang begitu memuaskan. BPS mencatat, terjadi kontraksi minus 0,47% bila dibandingkan triwulan III/2018.
Minusnya pertumbuhan ekonomi di triwulan IV, disebabkan efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor tersebut mengalami penurunan minus 26,99%.
Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa, minus 1,39%. Serta komponen perubahan inventori sebesar minus 1,20%.
(fjo)