Uni Eropa Pangkas Prospek Pertumbuhan Zona Euro

Kamis, 07 Februari 2019 - 19:47 WIB
Uni Eropa Pangkas Prospek...
Uni Eropa Pangkas Prospek Pertumbuhan Zona Euro
A A A
BRUSSELS - Komisi Eropa memangkas tajam perkiraan pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini dan berikutnya, didasari ekpektasi adanya serangkaian tantangan domestik dan dampak ketegangan perdagangan global terhadap negara-negara terbesar di blok tersebut.

Dalam perkiraan ekonomi triwulanannya, eksekutif Uni Eropa (UE) juga merevisi ke bawah perkiraan inflasi di blok mata uang 19 negara tersebut untuk tahun depan. Hal itu kemungkinan akan menyulitkan rencana perbankan untuk menaikkan suku bunga tahun ini.

Komisi Eropa menyatakan, pertumbuhan zona euro akan melambat menjadi 1,3% tahun ini dari 1,9% pada 2018, sebelum rebound pada 2020 menjadi 1,6%.

Prediksi terkini itu jauh lebih pesimistis dibanding perkiraan sebelumnya yang dirilis pada bulan November 2018, saat Brussels memproyeksikan zona euro tumbuh 1,9% persen tahun ini dan 1,7% pada 2020.

Semua negara di 28 negara Uni Eropa diprediksi akan terus tumbuh, dengan perkirakan ekspansi selama tujuh tahun berturut-turut. Tetapi, negara-negara anggota yang lebih besar diperkirakan melambat secara signifikan.

Komisi mengutip ketegangan perdagangan global dan perlambatan China sebagai hambatan utama pada ekonomi Uni Eropa. Selain itu, faktor-faktor internal juga disebutkan menjadi penyebab memburuknya prospek pertumbuhan.

"Terutama produksi mobil yang lebih lambat di Jerman, ketegangan sosial di Prancis dan ketidakpastian yang kuat pada kebijakan anggaran di Italia," kata Komisaris Ekonomi Uni Eropa Pierre Moscovici seperti dikutip Reuters, Kamis (7/2/2019).

Di Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar blok itu, pertumbuhan diperkirakan melambat menjadi 1,1% tahun ini dari 1,5% pada 2018. Komisi Eropa sebelumnya memperkirakan pertumbuhan Jerman mencapai 1,8% tahun ini.

Sementara ekspansi ekonomi Prancis diperkirakan melambat menjadi 1,3% tahun ini dari 1,5% di 2018, setelah demonstrasi rompi kuning melemahkan pertumbuhan negara itu selama beberapa bulan terakhir.

Italia, ekonomi ketiga terbesar di zona euro, diperkirakan akan mencatat tingkat pertumbuhan paling lambat di seluruh UE dengan hanya ekspansi hanya 0,2% tahun ini.

Semua negara zona euro akan tumbuh tahun ini pada kecepatan yang lebih lambat dari pada 2018, kecuali Yunani, yang setelah keluar dari program bailout pada 2018 diperkirakan meningkat lebih dari 2% baik tahun ini dan selanjutnya.

Selanjutnya, pertumbuhan Inggris diperkirakan melambat menjadi 1,3% tahun ini. Namun, perkiraan itu dengan didasarkan pada asumsi teknis bahwa perdagangan UE-Inggris tidak akan terpengaruh oleh Brexit.

Perkiraan perlambatan ekonomi oleh Komisi Eropa lebih buruk daripada yang terlihat oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dalam proyeksi terbarunya yang dirilis Desember lalu. Saat itu ECB memperkirakan zona euro akan tumbuh sebesar 1,7% tahun ini.

Dalam keprihatinan lebih lanjut untuk ECB, Komisi Eropa memperkirakan inflasi zona euro berada di 1,4% tahun ini, di bawah perkiraan ECB di tingkat 1,6% dan lebih jauh dari target bank dengan tingkat bunga mendekati 2,0%.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6282 seconds (0.1#10.140)