Mentan Amran Minta Data Pangan Tidak Dipolitisasi
A
A
A
TUBAN - Data pangan yang kerap tak sinkron antara sejumlah kementerian dan lembaga terkadang memunculkan kesimpangsiuran. Bahkan, persoalan data tersebut beberapa kali memantik polemik yang menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Terkait dengan itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar data pangan tidak dijadikan komoditas politik. "Jangan dipolitisirlah data pangan, kasihan para petani," tegas Mentan di sela acara panen jagung di Tuban, Jumat (15/2/2019).
Amran mencontohkan politisasi data pangan mengenai beras, cabai dan sejumlah komoditas pertanian lainnya seperti bawang dan buah naga yang sempat ramai beberapa waktu terakhir ini. Amran menegaskan, data pangan berhubungan erat dengan ketahanan nasional.Memanipulasi data pangan, tegas dia, sama saja dengan menggerogoti ketahanan nasional sebuah bangsa. Selain itu, dikhawatirkan hal itu juga bisa memicu reaksi negatif dari para petani. "Keluarga petani di seluruh Indonesia itu kan jumlahnya sekitar 132.000 juta. Bagaimana kalau mereka marah dengan hal itu," ujarnya.
Amran meminta hasil jerih payah dan kerja keras petani dihargai dengan tidak mempolitisasi data-data yang ada sehingga akhirnya malah menimbulkan kebingungan. "Janganlah petani disakiti, kasihan," tuturnya.
Mengenai data beras, Amran mengatakan, stok bahan makanan pokok masyarakat Indonesia itu aman untuk delapan bulan ke depan. Karena itu, Amran meminta semua pihak untuk tidak mempolitisasi ketersediaan stok beras di Indonesia.
Terkait dengan itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar data pangan tidak dijadikan komoditas politik. "Jangan dipolitisirlah data pangan, kasihan para petani," tegas Mentan di sela acara panen jagung di Tuban, Jumat (15/2/2019).
Amran mencontohkan politisasi data pangan mengenai beras, cabai dan sejumlah komoditas pertanian lainnya seperti bawang dan buah naga yang sempat ramai beberapa waktu terakhir ini. Amran menegaskan, data pangan berhubungan erat dengan ketahanan nasional.Memanipulasi data pangan, tegas dia, sama saja dengan menggerogoti ketahanan nasional sebuah bangsa. Selain itu, dikhawatirkan hal itu juga bisa memicu reaksi negatif dari para petani. "Keluarga petani di seluruh Indonesia itu kan jumlahnya sekitar 132.000 juta. Bagaimana kalau mereka marah dengan hal itu," ujarnya.
Amran meminta hasil jerih payah dan kerja keras petani dihargai dengan tidak mempolitisasi data-data yang ada sehingga akhirnya malah menimbulkan kebingungan. "Janganlah petani disakiti, kasihan," tuturnya.
Mengenai data beras, Amran mengatakan, stok bahan makanan pokok masyarakat Indonesia itu aman untuk delapan bulan ke depan. Karena itu, Amran meminta semua pihak untuk tidak mempolitisasi ketersediaan stok beras di Indonesia.
(fjo)