Indonesia Temukan Cadangan Gas Baru

Selasa, 19 Februari 2019 - 10:10 WIB
Indonesia Temukan Cadangan Gas Baru
Indonesia Temukan Cadangan Gas Baru
A A A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) mengungkap adanya temuan potensi cadangan gas besar di Sumatera Selatan.

Temuan cadangan gas baru tersebut berada di Wilayah Kerja (WK) Sakakemang yang digarap oleh konsorsium Repsol, Petronas dan Mitsui Oil Exploration.

“Kita menyampaikan informasi potensi temuan di WK Sakakemang yang dilakukan oleh konsorsium Repsol, Petronas dan Mitsui Oil Exploration. Jadi pekerjaan eksplorasi ini masih akan diteruskan sehingga ke depan kita benar-benar bisa menyampaikan secara detail mengenai cadangannya,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat konferensi pers, di Kantor SKK Migas Gedung Wisma Mulia, Jakarta, kemarin.

Menurut dia, potensi temuan cadangan gas tersebut cukup besar. Meski begitu, Dwi tidak menyebut seberapa besar potensi dari temuan cadangan gas baru di Blok Sakakemang.

“Potensi cukup signifikan meskipun kami belum bisa menyebutkan angkanya. Tentu saja dalam waktu segera akan ditindaklanjuti,” kata dia.

Dia menjelaskan, potensi cadangan gas baru tersebut ditemukan oleh konsorsium Blok Sakakemang saat melakukan kegiatan ekplorasi di sumur KBD 2X. Adapun penajakan sumur dilakukan pada 22 Agustus 2018 lalu dan cadangan gas ditemukan pada pengeboran sumur dengan kedalaman 2430 MD.

Mulai 10 Februari hingga beberapa hari ke depan konsorsium akan melakukan tes produksi dengan hasil sementara laju air mencapai 45 MMSCFD. Keberhasilan pengeboran sumur KBD 2X akan membuka kegiatan eksplorasi dengan target fractured basement di Sumatera Selatang hingga Sumatera Tengah.

“Kami akan terus berkoordinasi dan bersinergi melakukanlangkah-langkah yang diperlukan untuk dapat menghitung secara terukur besaran cadangan gas di KBD 2X,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Director Regional Exploration-Eastern Hamisphire Repsol Simone Scimanna menambahkan, untuk mempercepat potensi cadangan akan dilakukan appraisial well. Kegiatan itu dilakukan untuk menemukan potensi lebih luas lagi. “Kita akan bor appraisial well tahun ini untuk akses potensi lebih jauh lagi. Nanti juga akan membangun plant untuk produksi,” kata dia.

Selain itu, imbuhnya, pihaknya juga akan melakukan Plan Of Development (POD). Meski begitu jadwal POD belum ditentukan karena masih tahap ekplorasi.

Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Ekplorasi SKK Migas Shinta Damayanti mengatakan selain Blok Sakakemang masih terdapat potensi cadangan gas besar lainnya. Pihaknya menyebut ada 10 potensi cadangan besar (giant discovery) di dalam negeri.

“Kita identifikasi ada 10 potensi area giant discovery di Indonesia. Untuk wilayah barat sampai tengah ada sekitar enam area sedangkan untuk empat area di wilayah timur,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, untuk potensi di wilayah tengah dan barat mayoritas berada di daratan (onshore), sedangkan untuk wilayah timur mayoritas berada di lepas pantai (offshore). Keberadaan potensi cadangan besar tersebut diyakini mampu menarik investasi hulu migas di Indonesia. “Memang kalau wilayah timur itu offshore tapi belum ada wilayah kerjanya,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Repsol menjadi operator di Blok Sakakemang setelah membeli dari Talisman pada 2015 lalu. Repsol mengantongi hak partisipasi sebesar 45%, Petronas 45% dan sisanya 10% dipegang oleh Mitsui Oil Exploration.

Penandatanganan Kontrak
Di sisi lain, pemerintah menandatangani tiga kontrak kerja sama (KKKS) wilayah kerja (WK) Migas konvensional dengan total skema gross split. Ketiga WK yang ditandatangani tersebut merupakan hasil penawaran WK Migas konvensional tahap III tahun 2018 yakni WK Migas South Sakakemang oleh konsorsium Repsol, South Andaman oleh MP Holding RSC, dan Maratua PHE Lepas Pantau Bunyu. Selain itu, juga dilakukan penandatanganan satu amandemen KKKS Sebatik yang semula menggunakan cost recovery menjadi gross split.

“Dengan penandatanganan ini tercatat total WK menggunakan gross split mencapai 40 WK. Hal itu semakin membuktikan investasi migas emakin menarik bagi investor,” ujar Wakil Menteri ESDM Archandra Thahar, di sela menyaksikan penandatanganan di Kementerian ESDM, Jakarta, kemarin.

Rincianya 40 WK dengan skema gross split tersebut di antaranya sebanyak 14 blok hasil lelang, 21 blok terminasi dan blok amandemen sebanyak 5 blok. Sementara untuk tiga blok migas penawaran WK tahap III tahun 2018 total bonus tandatangan yang diterima pemerintah sebesar USD6 juta dan total investasi sebesar kurang lebih USD11 juta. (Nanang Wijayanto)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1185 seconds (0.1#10.140)