Anggapan Unicorn Bawa Lari Dana ke Luar Negeri Dinilai Gagal Paham

Selasa, 19 Februari 2019 - 21:24 WIB
Anggapan Unicorn Bawa...
Anggapan Unicorn Bawa Lari Dana ke Luar Negeri Dinilai Gagal Paham
A A A
JAKARTA - Tudingan terhadap semakin banyak jumlah startup dalam negeri bervaluasi di atas USD 1 miliar alias unicorn, akan mengakibatkan makin banyak uang dari Indonesia tersedot ke luar negeri dianggap sebagai gagal paham. Termasuk anggapan bahwa keuntungan yang dicapai unicorn Indonesia pun bakal banyak lari ke luar negeri akibat jumlah investasi asing cukup besar.

Senior Researcher Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotraredo memperkirakan, sejumlah unicorn Indonesia baru akan memetik keuntungan sekitar 10 tahun mendatang. Selain itu, rata-rata pembagian imbal hasil (yield) dividen hanya berkisar 2-3 persen per tahun. "Jadi, bagaimana caranya bisa membawa uang ke luar negeri? Justru, yang ada uang luar negeri masuk ke Indonesia," ujar Poltak di Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Sambung dia menerangkan, investor yang menanamkan modal ke unicorn Indonesia merupakan kelas dunia. Sehingga, investasi yang masuk ke unicorn-unicorn tersebut tak seberapa jika dibandingkan dengan dana kelolaan mereka yang sangat besar. Malahan, dana asing yang masuk ke unicorn Indonesia dalam bentuk dolar Amerika Serikat (USD) tersebut kemudian dikelola dalam bentuk rupiah.

Perlu dipahami juga bahwa sistem investasi dan struktur di dalam startup berbeda dengan perusahaan biasa. Pendiri startup memiliki peranan sentral dalam semua penentuan keputusan di internal, karena menjadi satu-satunya yang paling paham genetik dari perusahaan tersebut.

"Masuknya investor asing tak lantas mengubah perusahaan itu menjadi milik asing dan menggeser pendiri dari posisi pengendali. Justru, sosok pendirilah yang menjadi daya tarik investor asing," ujarnya.

Menurut Poltak, empat start up dengan kategori unicorn di Indonesia memang memiliki daya tarik sehingga mendorong minat investor asing untuk masuk. Sebab, unicorn-unicorn Indonesia tersebut menggunakan teknologi baru yang berdampak pada efisiensi dan efektivitas. Keempat unicorn itu adalah Tokopedia, GoJek, Traveloka, dan Bukalapak.

Bagi investor asing, Indonesia adalah pasar besar karena memiliki penduduk berjumlah 256 juta jiwa dan sangat kompleks. Ekonomi Indonesia pun sedang tumbuh positif. Sehingga, bila banyak investasi bisa masuk ke unicorn di Indonesia, bukan tak mungkin akan bisa menguasai pasar Asia Tenggara yang populasinya 560 juta jiwa. "Unicorn di Indonesia ini rajanya Asia Tenggara. Kalau bisa masuk ke pasar Indonesia yang kompleks, pasti bisa masuk ke negara lain," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9947 seconds (0.1#10.140)