Dirjen PSP Kementan Panen Perdana Padi Gogo di Tanah Laut
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy, melakukan panen perdana di Desa Kandangan Lama, Panyipatan, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Didampingi Bupati Tanah Laut Sukamta, padi yang dipanen berjenis Padi Gogo di areal sawah seluas 2.000 hektar.
Sarwo Edhy mengatakan, areal sawah ini merupakan program pemerintah pusat untuk meyakinkan masyarakat Tanah Laut bahwa lahan kering bisa ditanami dua hingga tiga kali. Semula diprogramkan 880 hektar, justru realisasi tertanam 2.000 hektar.
"Ini suatu kebanggaan bagi kami atas upaya petani di Tanah Laut yang bekerja keras hingga bisa panen yang melimpah. Tadinya masyarakat tidak yakin bisa menanam di musim kemarau, tapi terbukti bisa," ujar Sarwo Edhy, Jumat (22/2/2019).
Sarwo Edhy berharap setelah panen segera ditanami kembali. Diharapkan produksi juga semakin meningkat. Sehingga Tanah Laut bisa menjadi lumbung padi dan jagung.
"Mohon lahan dipelihara dengan baik. Bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, terus diupayakan menjadi tiga kali setahun. Satunya lagi untuk menanam jagung," pesan Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy juga meminta petani untuk memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) semaksimal mungin. Baik itu pompa, combine harvester, transplater dan sebagainya jangan sampai nganggur.
"Tolong bantuan alsintan dimanfaatkan betul. Jangan seperti beberapa daerah lain yang dianggurkan bahkan dijual. Kita sedang inventarisir penggunaannya. Bila diketahui nganggur, maka akan ditarik kembali. Bila masih membutuhkan bantuan alsintan lagi, silakan diajukan ke Dinas Pertanian," sebutnya.
Begitu juga dengan jaringan irigasi atau embung, Sarwo Edhy mempersilakan Dinas mengajukan bila dibutuhkan. Menurutnya, kunci utama pertanian adalah ketersediaan air.
"Beberapa waktu lalu Saya ngecek irigasi dan embung di Yogyakarta. Bantuan pemerintah pusat juga. Alhasil sangat bermanfaat mengairi persawahan begitu luas," ungkap Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy kembali menegaskan, Kementan saat ini punya program prioritas yakni Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani). Kementan tahun 2019 ini akan mengoptimalkan lahan rawa pasang surut dan lebak seluas 500.000 hektar di enam provinsi. Dari luasan itu, Sumatra Selatan (Sumsel) dan Kalimantan Selatan (Kalsel)dinilai paling siap.
"Potensi lahan rawa lebak ada 32 juta hektar. Lahan produktifnya ada 10 juta hektar. Dan 30.000 hektar adanya di Tanah Laut. Melalui Program ini, bisa mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," pungkas Sarwo Edhy.
Bupati Tanah Laut, Sukamta berterima kasih atas perhatian Kementan terhadap pertanian Tanah Laut. Tercatat, dalam kurun waktu 2015-2018, bantuan yang digelontorkan Kementan sebesar Rp200 miliar.
"Selama pemerintahan Jokowi-JK, 2015-2018, Kementan sudah menggelontorkan Rp200 miliar. Sebesar Rp100 miliar atau 50% berupa alsintan. Selebihnya pembuatan saluran irigasi, asuransi, akses kredit, optimasi lahan, serta pupuk bersubsidi," ungkap Bupati Sukamta.
Berkat bantuan alsintan Kementan, lanjut Sukamta, produksi padi Tanah Laut terus meningkat. Dirinya makin optimistis sebab lahan rawa yang ada di wilayahnya juga disentuh menjadi lahan pertanian.
"Bantuan alsintan benar-benar bisa membantu petani. Hanya saja yang berat-berat kami simpan sendiri dan pemakaiannya bergantian. Sebab biaya perawatannya mahal, ditanggung pemda," kata Sukamta.
Dirinya juga terus mendorong petani di wilayahnya untuk mendaftarkan lahan pertaniannya asuransi. Saat ini, sudah hampir 50% lahan pertanian di Tanah Laut sudah diasuransikan.
"Kami pernah mengalami penurunan produksi pertanian padi itu akibat kekeringan. Selain itu, penurunan produksi pertanian itu juga akibat serangan hama tungro. Kami tidak mau petani mengalami kerugian lagi, kami dorong ikut asuransi pertanian," pungkasnya.
Sarwo Edhy mengatakan, areal sawah ini merupakan program pemerintah pusat untuk meyakinkan masyarakat Tanah Laut bahwa lahan kering bisa ditanami dua hingga tiga kali. Semula diprogramkan 880 hektar, justru realisasi tertanam 2.000 hektar.
"Ini suatu kebanggaan bagi kami atas upaya petani di Tanah Laut yang bekerja keras hingga bisa panen yang melimpah. Tadinya masyarakat tidak yakin bisa menanam di musim kemarau, tapi terbukti bisa," ujar Sarwo Edhy, Jumat (22/2/2019).
Sarwo Edhy berharap setelah panen segera ditanami kembali. Diharapkan produksi juga semakin meningkat. Sehingga Tanah Laut bisa menjadi lumbung padi dan jagung.
"Mohon lahan dipelihara dengan baik. Bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, terus diupayakan menjadi tiga kali setahun. Satunya lagi untuk menanam jagung," pesan Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy juga meminta petani untuk memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) semaksimal mungin. Baik itu pompa, combine harvester, transplater dan sebagainya jangan sampai nganggur.
"Tolong bantuan alsintan dimanfaatkan betul. Jangan seperti beberapa daerah lain yang dianggurkan bahkan dijual. Kita sedang inventarisir penggunaannya. Bila diketahui nganggur, maka akan ditarik kembali. Bila masih membutuhkan bantuan alsintan lagi, silakan diajukan ke Dinas Pertanian," sebutnya.
Begitu juga dengan jaringan irigasi atau embung, Sarwo Edhy mempersilakan Dinas mengajukan bila dibutuhkan. Menurutnya, kunci utama pertanian adalah ketersediaan air.
"Beberapa waktu lalu Saya ngecek irigasi dan embung di Yogyakarta. Bantuan pemerintah pusat juga. Alhasil sangat bermanfaat mengairi persawahan begitu luas," ungkap Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy kembali menegaskan, Kementan saat ini punya program prioritas yakni Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani). Kementan tahun 2019 ini akan mengoptimalkan lahan rawa pasang surut dan lebak seluas 500.000 hektar di enam provinsi. Dari luasan itu, Sumatra Selatan (Sumsel) dan Kalimantan Selatan (Kalsel)dinilai paling siap.
"Potensi lahan rawa lebak ada 32 juta hektar. Lahan produktifnya ada 10 juta hektar. Dan 30.000 hektar adanya di Tanah Laut. Melalui Program ini, bisa mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," pungkas Sarwo Edhy.
Bupati Tanah Laut, Sukamta berterima kasih atas perhatian Kementan terhadap pertanian Tanah Laut. Tercatat, dalam kurun waktu 2015-2018, bantuan yang digelontorkan Kementan sebesar Rp200 miliar.
"Selama pemerintahan Jokowi-JK, 2015-2018, Kementan sudah menggelontorkan Rp200 miliar. Sebesar Rp100 miliar atau 50% berupa alsintan. Selebihnya pembuatan saluran irigasi, asuransi, akses kredit, optimasi lahan, serta pupuk bersubsidi," ungkap Bupati Sukamta.
Berkat bantuan alsintan Kementan, lanjut Sukamta, produksi padi Tanah Laut terus meningkat. Dirinya makin optimistis sebab lahan rawa yang ada di wilayahnya juga disentuh menjadi lahan pertanian.
"Bantuan alsintan benar-benar bisa membantu petani. Hanya saja yang berat-berat kami simpan sendiri dan pemakaiannya bergantian. Sebab biaya perawatannya mahal, ditanggung pemda," kata Sukamta.
Dirinya juga terus mendorong petani di wilayahnya untuk mendaftarkan lahan pertaniannya asuransi. Saat ini, sudah hampir 50% lahan pertanian di Tanah Laut sudah diasuransikan.
"Kami pernah mengalami penurunan produksi pertanian padi itu akibat kekeringan. Selain itu, penurunan produksi pertanian itu juga akibat serangan hama tungro. Kami tidak mau petani mengalami kerugian lagi, kami dorong ikut asuransi pertanian," pungkasnya.
(ven)