Tahun 2018, Laba Bersih Astra Meningkat 15% Menjadi Rp21,7 Triliun

Rabu, 27 Februari 2019 - 19:49 WIB
Tahun 2018, Laba Bersih Astra Meningkat 15% Menjadi Rp21,7 Triliun
Tahun 2018, Laba Bersih Astra Meningkat 15% Menjadi Rp21,7 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Astra International Tbk (kode emiten: ASII) pada 2018 mencatat hasil gemilang. ASII membukukan peningkatan laba bersih 15% menjadi Rp21,7 triliun, berbanding periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp18,85 triliun. Kenaikan laba bersih ASII ini juga selaras dengan pendapatan bersih perseroan yang naik 16% menjadi Rp239,21 triliun, dari sebelumnya Rp206,06 triliun.

Sementara itu, beban pokok ASII pada 2018 jug meningkat hingga dua digit. Beban pokok Astra pada 2018 tercatat Rp188,43 triliun, naik 15% dari 2017 yang sebesar Rp163,69 triliun. Dengan hasil ini, ASII mengantogni laba kotor sebesar Rp50,76 triliun, tumbuh sebesar 19,83% dibandingkan tahun sebelumnya Rp42,36 triliun.

Adapun laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp21,67 triliun tercatat meningkat 15% dari 2017 yang mengantongi laba sejumlah Rp18,84 triliun. Dan total aset yang dimiliki ASII pada 2018 tercatat Rp344,71 triliun, jumlah tersebut mengalami peningkatan 16,5% dibandingkan dengan total aset pada 2017 Rp295,83 triliun.

"Grup mencapai kinerja yang baik pada tahun 2018, tetapi situasi bisnis tahun 2019 tampaknya lebih menantang karena ketidakpastian kondisi makro ekonomi, pasar mobil yang sangat kompetitif, dan penurunan harga komoditas," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Rabu (27/2/2019).

Prijono menjelaskan kenaikan laba bersih Astra tahun lalu disebabkan peningkatan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta segmen bisnis jasa keuangan. Kenaikan segmen-segmen itu mampu menutupi lini bisnis lain yang turun yakni agribisnis dan otomotif.

Pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang tahun juga menekan margin bisnis manufaktur Grup Astra. Namun tekanan ini, kata Prijono, dapat diimbangi oleh dampak positif dari kontraktor penambangan dan aktivitas ekspor otomotif.

Dari sektor otomotif, laba bersih dari bisnis otomotif Grup Astra turun 4% menjadi Rp8,51 triliun dari sebelumnya Rp8,86 triliun, terutama disebabkan penurunan margin operasi, walaupun terdapat kenaikan unit penjualan otomotif.

Penjualan mobil secara nasional meningkat 7%% tahun lalu dibandingkan 2017 menjadi 1,15 juta unit. Penjualan mobil Astra naik hanya 1% menjadi 582.000 unit, namun karena meningkatnya kompetisi pangsa pasar Astra menurun dari 54% menjadi 51%.

Untuk kontribusi laba bersih bisnis jasa keuangan Grup Astra meningkat 28% menjadi Rp4,8 triliun, dengan peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen, bank dan bisnis asuransi umum. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan mobil Grup Astra meningkat 26% menjadi Rp1,2 triliun, disebabkan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah dan naiknya kepemilikan saham Grup di PT Astra Sedaya Finance.

Dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, laba bersih Grup untuk segmen ini meningkat sebesar 48% menjadi Rp6,6 triliun. PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan, mencatatkan laba bersih naik 50% menjadi Rp11,1 triliun, terutama karena naiknya bisnis mesin konstruksi, kontraktor penambangan, dan pertambangan, yang semuanya diuntungkan oleh tingginya harga batu bara.

Dari bisnis agribisnis, laba bersih dari segmen agribisnis Grup turun sebesar 27% menjadi Rp1,1 triliun. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki perseroan, mencatat penurunan laba bersih 27% menjadi Rp1,4 triliun yang terutama karena penurunan harga minyak kelapa sawit sebesar 12% menjadi Rp7.275 per kilogram dari harga rata-rata 2017.

Dari bisnis infrastruktur dan logistik, Grup mencatat laba bersih Rp196 miliar pada tahun 2018, dibandingkan dengan rugi bersih Rp231 miliar pada tahun sebelumnya. Hal ini merupakan kontribusi atas meningkatnya keuntungan dari bisnis jalan tol Tangerang-Merak dan unit bisnis PT Serasi Autoraya, serta adanya dampak kerugian dari divestasi 49% kepemilikan saham di PT PAM Lyonnaise Jaya pada tahun sebelumnya.

Sedangkan dari bisnis teknologi informasi, laba bersih meningkat 5% menjadi Rp208 miliar. PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang 76,9% sahamnya dimiliki Astra, mencatat kenaikan laba bersih sebesar 5% menjadi Rp270 miliar didorong bisnis solusi dokumen dan solusi IT.

Terakhir, segmen properti, Grup Astra melaporkan penurunan laba bersih sebesar 28% menjadi Rp160 miliar, terutama disebabkan menurunnya penerimaan laba yang diakui dari pengembangan proyek Anandamaya Residences, sebagai dampak dari tingkat persentase penyelesaian proyek yang semakin mengecil pada tahap akhir konstruksi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6414 seconds (0.1#10.140)