Desain Arsitektur Ikonik yang Mengusung Identitas Budaya

Minggu, 03 Maret 2019 - 07:34 WIB
Desain Arsitektur Ikonik...
Desain Arsitektur Ikonik yang Mengusung Identitas Budaya
A A A
Kota sebagai cermin dari suatu masyarakat tidak lepas dari keberadaan bangunan-bangunan bersejarah yang merupakan identitas suatu kota. Perencanaan ruang yang tidak melihat karakteristik daerah berupa budaya, rona lingkungan, dan budaya setempat dapat menimbulkan bencana langsung maupun tidak langsung bagi penghuninya.

Di beberapa kawasan ibu kota dan sub urban arsitektur Melayu bercampur dengan gaya modern Eropa kini banyak diadopsi. Ini merupakan salah satu bukti bahwa pengaruh negara-negara Eropa sangat besar sekali. Arsitektur bergaya Eropa menerapkan konsep lingkungan yang sehat, artinya memanfaatkan alam terbuka sebagai pendukung keserasian dan kesatuan antara bangunan dan lingkungannya.

Arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) bertujuan menjaga ketahanan lingkungan, sumber daya alami, ekosistem, yang memberikan nilai sejarah untuk perlindungan dan pemeliharaan yang kesinambungan.

Melestarikan salah satu contoh budaya yang kuat dengan menerapkan di dalam wujud bentuk, yaitu penandaan, ruang promosi unsur-unsur yang melekat di dalam sejarah atau dari bangunan. Konsep inilah yang diusung Vortiland bersama dengan Satria Vorti Property (SVP) meluncurkan konsep baru Linaya di Ciputat Timur.

"Masyarakat saat ini percaya dengan Delution sebagai induk perusahaan kami karena rekam jejak Delution selalu menghasilkan karya-karya arsitektur yang fenomenal dan ikonik. Kami tentu bersyukur masyarakat Indonesia menaruh kepercayaannya yang tinggi terhadap kami. Hal ini semakin memacu kami untuk melanjutkan pengembangan selanjutnya di Indonesia," ucap CEO Vortiland & SVP, Muhammad Egha.

Vortiland, unit usaha baru korporasi Delution itu, melakukan peletakan batu pertama Linaya yang menandai pengembangan kawasan prestisius dengan corak budaya modern yang kental itu. Egha merasa gembira dengan keberhasilan pengembangan itu. Apalagi, induk perusahaan, Delution, memiliki integritas sebagai arsitek serta penjamin implementasinya.

Direktur Operasional Vortiland dan SVP Angga Sadikin menjelaskan bahwa Linaya adalah kawasan baru ikonik yang mengusung konsep Community Living dan perumahan pertama di Indonesia dengan mendesain muka bangunan yang berbeda-beda antartiap rumah. "Linaya hadir untuk menjadi solusi atas permasalahan isu tersebut. Linaya yang mengusung konsep Community Living ini akan membuat penghuni lebih humanis dan bisa bersosialisasi," terang Angga.

Desain yang ikonik dan konsepnya yang lebih humanis membuat masyarakat menilai kawasan ini merupakan kawasan yang cocok untuk bersosialisasi. "Kita dituntut untuk bersosialisasi lewat bertegur sapa dengan penghuni yang lain," ungkap Farda, calon penghuni kawasan itu.

Tak hanya Vortiland, Synthesis Residence Kemang juga menghadirkan Pendopo Arjuna. Pendopo Arjuna didedikasikan sebagai Galeri Ekspresi Seni dan Budaya. “Urip iku urup adalah istilah Jawa yang memiliki arti hidup itu nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Pada akhirnya yang kita cari tentunya kedamaian dan kebahagiaan melalui toleransi dan cinta,” ujar musisi Ananda Sukarlan
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0915 seconds (0.1#10.140)