Regulator Penerbangan AS Sebut 737 MAX 8 Aman; Saham Boeing Jeblok
A
A
A
WASHINGTON - Regulator penerbangan sipil Amerika Serikat (AS) menyatakan kepada maskapai penerbangan di negara tersebut bahwa pesawat Boeing 737 MAX 8 aman untuk diterbangkan.
Senin (11/3) malam, Federal Aviation Administration (FAA) AS mengeluarkan pemberitahuan kelaikan udara lanjutan untuk meyakinkan para operator bahwa pesawat itu aman untuk terbang.
FAA menyatakan tengah mengumpulkan data mengenai kecelakaan terkait jenis pesawat itu dan tetap berhubungan dengan otoritas penerbangan sipil internasional dan akan segera mengambil tindakan jika mengidentifikasi adanya masalah keselamatan.
FAA juga secara terbuka menjelaskan untuk pertama kalinya serangkaian perubahan desain dan persyaratan pelatihan yang diamanatkan dari Boeing pada armada MAX setelah pesawat dengan model yang sama jatuh di Indonesia bulan Oktober lalu dan menewaskan 189 orang.
"Informasi ini adalah perbaikan untuk mengatasi kekurangan yang telah dicatat oleh para pilot kami setelah (kejadian) Lion Air, yang merupakan hal positif setelah musibah yang terjadi," kata Dennis Tajer, seorang pilot pesawat 737 dan juga juru bicara serikat pilot American Airlines seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2019).
Southwest Airlines Co yang mengoperasikan armada terbesar 737 MAX 8 menyatakan pihaknya tetap percaya atas aspek keselamatan semua pesawat Boeing milik perusahaan.
Sementara itu, gonjang-ganjing isu 737 MAX 8 sempat membuat harga saham Boeing secara singkat mengalami penurunan terbesar sejak serangan 11 September 2001. Seperti diketahui, otoritas bidang penerbangan China dan Indonesia memutuskan penangguhan sementara penggunaan pesawat Boeing 737 MAX 8.
Akibatnya, saham perusahaan pada Senin lalu sempat anjlok sebanyak 13,5% di tengah kekhawatiran bahwa dua kecelakaan dalam waktu berdekatan yang menimpa jenis pesawat itu mengungkapkan adanya kekurangan pada pesawat baru tersebut.
Namun, sebagian investor melihat penurunan itu sebagai kesempatan untuk membeli saham perusahaan, yang nilainya selama tiga tahun terakhir telah melonjak tiga kali lipat. Aksi beli itu memicu pemulihan dan saham Beoing pun ditutup hanya turun 5,3% menjadi USD400,01. Namun, penurunan itu menyebabkan nilai pasar saham Boeing terpangkas hampir USD13 miliar (sekitar Rp182 triliun).
Senin (11/3) malam, Federal Aviation Administration (FAA) AS mengeluarkan pemberitahuan kelaikan udara lanjutan untuk meyakinkan para operator bahwa pesawat itu aman untuk terbang.
FAA menyatakan tengah mengumpulkan data mengenai kecelakaan terkait jenis pesawat itu dan tetap berhubungan dengan otoritas penerbangan sipil internasional dan akan segera mengambil tindakan jika mengidentifikasi adanya masalah keselamatan.
FAA juga secara terbuka menjelaskan untuk pertama kalinya serangkaian perubahan desain dan persyaratan pelatihan yang diamanatkan dari Boeing pada armada MAX setelah pesawat dengan model yang sama jatuh di Indonesia bulan Oktober lalu dan menewaskan 189 orang.
"Informasi ini adalah perbaikan untuk mengatasi kekurangan yang telah dicatat oleh para pilot kami setelah (kejadian) Lion Air, yang merupakan hal positif setelah musibah yang terjadi," kata Dennis Tajer, seorang pilot pesawat 737 dan juga juru bicara serikat pilot American Airlines seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2019).
Southwest Airlines Co yang mengoperasikan armada terbesar 737 MAX 8 menyatakan pihaknya tetap percaya atas aspek keselamatan semua pesawat Boeing milik perusahaan.
Sementara itu, gonjang-ganjing isu 737 MAX 8 sempat membuat harga saham Boeing secara singkat mengalami penurunan terbesar sejak serangan 11 September 2001. Seperti diketahui, otoritas bidang penerbangan China dan Indonesia memutuskan penangguhan sementara penggunaan pesawat Boeing 737 MAX 8.
Akibatnya, saham perusahaan pada Senin lalu sempat anjlok sebanyak 13,5% di tengah kekhawatiran bahwa dua kecelakaan dalam waktu berdekatan yang menimpa jenis pesawat itu mengungkapkan adanya kekurangan pada pesawat baru tersebut.
Namun, sebagian investor melihat penurunan itu sebagai kesempatan untuk membeli saham perusahaan, yang nilainya selama tiga tahun terakhir telah melonjak tiga kali lipat. Aksi beli itu memicu pemulihan dan saham Beoing pun ditutup hanya turun 5,3% menjadi USD400,01. Namun, penurunan itu menyebabkan nilai pasar saham Boeing terpangkas hampir USD13 miliar (sekitar Rp182 triliun).
(fjo)