Pesawat Boeing 737 Max Dilarang Keluar dan Masuk Negara Singapura
A
A
A
SINGAPURA - Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) untuk sementara melarang semua pesawat Boeing model 737 Max untuk masuk dan keluar dari negara tersebut. Keputusan ini diambil setelah insiden kecelakaan pesawat Boeing Max 8 milik Ethiopian Airlines pada akhir pekan kemarin, yang menewaskan 157 orang di dalamnya.
Seperti dilansir BBC, Selasa (12/3/2019) kecelakaan fatal tersebut menjadi yang kedua kalinya, dimana melibatkan model Boeing 737 Max dalam kurun waktu kurang dari lima bulan. Bandara Changi Singapura merupakan bandara tersibuk keenam di dunia, tetapi belum jelas apakah penerbangan yang sudah ada bakal dibatalkan.
Beberapa maskapai dan regulator di seluruh dunia telah melakukan boikot model Boeing Max, setelah kecelakaan tersebut. Singapura diyakini sebagai negara pertama yang melarang semua varian pesawat series Max. Penangguhan ini mulai berlaku sejak pukul 14:00 waktu setempat (06:00 GMT).
SilkAir, yang mengoperasikan enam pesawat Boeing 737 Max 8 menjadi salah satu maskapai yang akan terpengaruh, selanjutnya ada juga China Southern Airlines, Garuda Indonesia, Shandong Airlines dan Thai Lion Air. Hal ini seperti disampaikan oleh pernyataan CAAS.
Otoritas penerbangan mengatakan sedang melakukan komunikasi intens dengan Changi Airport Group Singapura dan maskapai penerbangan yang terkena dampak dari kebijakan tersebut. Sejauh ini pembahasan utama yakni bagaimana meminimalkan dampak terhadap penumpang yang bepergian.
Sementara itu, Administrasi Penerbangan Federal AS mengutarakan kepada maskapai penerbangan bahwa mereka percaya model Boeing 737 Max 8 layak terbang, meskipun telah terjadi dua kecelakaan fatal. Sebagai informasi pada akhir pekan kemarin, sebuah pesawat Ethiopian Airlines dalam perjalanan dari Addis Ababa ke Nairobi jatuh enam menit setelah lepas landas.
Kecelakaan itu menewaskan semua penumpang dan awak kabin. Insiden ini terjadi setelah kecelakaan serupa menimpa pesawat Lion Air 737 Max 8 di Indonesia yang menewaskan 189 orang pada Oktober 2018, lalu.
Seperti dilansir BBC, Selasa (12/3/2019) kecelakaan fatal tersebut menjadi yang kedua kalinya, dimana melibatkan model Boeing 737 Max dalam kurun waktu kurang dari lima bulan. Bandara Changi Singapura merupakan bandara tersibuk keenam di dunia, tetapi belum jelas apakah penerbangan yang sudah ada bakal dibatalkan.
Beberapa maskapai dan regulator di seluruh dunia telah melakukan boikot model Boeing Max, setelah kecelakaan tersebut. Singapura diyakini sebagai negara pertama yang melarang semua varian pesawat series Max. Penangguhan ini mulai berlaku sejak pukul 14:00 waktu setempat (06:00 GMT).
SilkAir, yang mengoperasikan enam pesawat Boeing 737 Max 8 menjadi salah satu maskapai yang akan terpengaruh, selanjutnya ada juga China Southern Airlines, Garuda Indonesia, Shandong Airlines dan Thai Lion Air. Hal ini seperti disampaikan oleh pernyataan CAAS.
Otoritas penerbangan mengatakan sedang melakukan komunikasi intens dengan Changi Airport Group Singapura dan maskapai penerbangan yang terkena dampak dari kebijakan tersebut. Sejauh ini pembahasan utama yakni bagaimana meminimalkan dampak terhadap penumpang yang bepergian.
Sementara itu, Administrasi Penerbangan Federal AS mengutarakan kepada maskapai penerbangan bahwa mereka percaya model Boeing 737 Max 8 layak terbang, meskipun telah terjadi dua kecelakaan fatal. Sebagai informasi pada akhir pekan kemarin, sebuah pesawat Ethiopian Airlines dalam perjalanan dari Addis Ababa ke Nairobi jatuh enam menit setelah lepas landas.
Kecelakaan itu menewaskan semua penumpang dan awak kabin. Insiden ini terjadi setelah kecelakaan serupa menimpa pesawat Lion Air 737 Max 8 di Indonesia yang menewaskan 189 orang pada Oktober 2018, lalu.
(akr)