Kementan Tumbuhkan Sentra Sayuran Baru di Kawasan Timur Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga sayuran yaitu dengan menumbuhkan sentra baru di kawasan timur Indonesia. Melalui upaya tersebut, diharapkan beban ketergantungan terhadap sentra tertentu bisa dikurangi.
Perhatian khusus diberikan pada daerah-daerah kepulauan yang pasokan sayurannya masih mengandalkan dari luar pulau. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan) M Ismail Wahab mengatakan pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan aneka cabai, bawang dan tanaman obat di beberapa daerah.
"Kami tumbuhkan sentra-sentra baru sebagai penyangga sentra utama. Fungsinya sebagai pengendali dan penyeimbang pasokan," terang Ismail dalam keterangan tertulis, Kamis (14/3/2018).
Dirinya menjelaskan, dengan menumbuhkan sentra-sentra baru, pola tanam bisa diatur antarwaktu dan antarwilayah agar pasokan stabil sepanjang tahun. Upaya menekan inflasi pangan di daerah juga bisa dilakukan dengan memutus ketergantungan terhadap daerah lain.
"Antardaerah bisa saling belajar menghasilkan produk sayuran yang berdaya saing. Efisiensi biaya produksi juga sangat penting agar harga sayuran makin kompetitif," ujarnya.
Di negara lain, strategi perluasan pangsa pasar sudah bergeser dengan mengutamakan efisiensi biaya produksi sebagai bagian dari strategi memperluas pangsa pasar. "Cabai misalnya, bisa kok kita turunkan separuh biaya produksinya dari Rp10.000 per batang menjadi Rp5.000 per batang. Kalau biaya produksi bisa murah dan bersaing, petani bisa menjual cabai dalam bentuk yang lebih variatif, contohnya cabai kering. Tak lagi harus menjual segar," tambahnya.
Kepala Subdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi, M Agung Sunusi saat diminta keterangan menyatakan bahwa kawasan timur Indonesia sangat prospektif untuk pengembangan sayuran dan tanaman obat. Agung menyebut cabai dan bawang merah masih menjadi prioritas pengembangan.
"Bawang merah Sulawesi Selatan yang semula terkonsentrasi di Enrekang, saat ini menjamur ke Bantaeng, Luwu Utara, Bone, Gowa, Pangkep dan kabupaten lain. Maluku kini sudah tumbuh sentra baru di Maluku Tenggara dan Pulau Buru. Demikian pula di Papua dan Papua Barat, mulai tumbuh sentra-sentra baru bawang merah," ujarnya.
Perhatian khusus diberikan pada daerah-daerah kepulauan yang pasokan sayurannya masih mengandalkan dari luar pulau. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan) M Ismail Wahab mengatakan pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan aneka cabai, bawang dan tanaman obat di beberapa daerah.
"Kami tumbuhkan sentra-sentra baru sebagai penyangga sentra utama. Fungsinya sebagai pengendali dan penyeimbang pasokan," terang Ismail dalam keterangan tertulis, Kamis (14/3/2018).
Dirinya menjelaskan, dengan menumbuhkan sentra-sentra baru, pola tanam bisa diatur antarwaktu dan antarwilayah agar pasokan stabil sepanjang tahun. Upaya menekan inflasi pangan di daerah juga bisa dilakukan dengan memutus ketergantungan terhadap daerah lain.
"Antardaerah bisa saling belajar menghasilkan produk sayuran yang berdaya saing. Efisiensi biaya produksi juga sangat penting agar harga sayuran makin kompetitif," ujarnya.
Di negara lain, strategi perluasan pangsa pasar sudah bergeser dengan mengutamakan efisiensi biaya produksi sebagai bagian dari strategi memperluas pangsa pasar. "Cabai misalnya, bisa kok kita turunkan separuh biaya produksinya dari Rp10.000 per batang menjadi Rp5.000 per batang. Kalau biaya produksi bisa murah dan bersaing, petani bisa menjual cabai dalam bentuk yang lebih variatif, contohnya cabai kering. Tak lagi harus menjual segar," tambahnya.
Kepala Subdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi, M Agung Sunusi saat diminta keterangan menyatakan bahwa kawasan timur Indonesia sangat prospektif untuk pengembangan sayuran dan tanaman obat. Agung menyebut cabai dan bawang merah masih menjadi prioritas pengembangan.
"Bawang merah Sulawesi Selatan yang semula terkonsentrasi di Enrekang, saat ini menjamur ke Bantaeng, Luwu Utara, Bone, Gowa, Pangkep dan kabupaten lain. Maluku kini sudah tumbuh sentra baru di Maluku Tenggara dan Pulau Buru. Demikian pula di Papua dan Papua Barat, mulai tumbuh sentra-sentra baru bawang merah," ujarnya.
(fjo)