Mary Teresa Barra Mendobrak Tradisi

Selasa, 19 Maret 2019 - 11:49 WIB
Mary Teresa Barra Mendobrak...
Mary Teresa Barra Mendobrak Tradisi
A A A
Di bawah kepemimpinan CEO wanita pertama, Mary Teresa Barra, General Motors Company (GM), mendobrak tradisi, melakukan restrukturisasi besar-besaran, dan menjadikan perusahaan raksasa automotif dunia itu lebih menguntungkan.

Sejak menjadi CEO pada Januari 2014, Mary Barra telah mendobrak CEO-CEO GM sebelumnya untuk menjalankan perusahaan mobil yang lebih kecil tetapi lebih menguntungkan. Barra mengumumkan restrukturisasi besar-besaran, menutup lima pabrik, membatalkan rilis enam model mobil, dan mengurangi 15.000 pekerja.

Dia dianggap sebagai game changer dari awal. “Mobil itu untuk setiap dompet (kemampuan ekonomi) dan keperluan (fungsi).” Itu mantra yang cukup sederhana. Tetapi, itu membantu Chairman GM Alfred P Sloan melewati Ford pada 1927 untuk menjadi pabrikan mobil terbesar di dunia, dan selama delapan dekade ke depan tidak terkalahkan.

Beberapa perusahaan lebih baik mendefinisikan konsep “lebih besar lebih baik”. Ini diterapkan tidak hanya pada kendaraan GM yang terus tumbuh, yang pada 1950-an dan 1960-an telah tumbuh sangat panjang, tetapi juga untuk strategi bisnis GM yang melihatnya tumbuh menjadi global, raksasa binatang.

Pesaing seperti Toyota dan Volkswagen hanya bisa bermimpi mengejar ketinggalan sampai GM jatuh dalam resesi hebat dan terpaksa meninggalkan empat merek Amerika Utara dengan imbalan bailout federal. Di bawah CEO Mary Barra, GM menjadi perusahaan yang lebih ringkas. Mantranya pun berubah, “kecil itu indah”, dan yang terpenting adalah untung.

Restrukturisasi Ketika Barra mengumumkan restrukturisasi besar-besaran operasi GM Amerika Utara dengan menutup lima pabrik sambil membatalkan rilis enam model mobil penumpang yang laris, publik heboh.

Terlebih, PHK tenaga kerja GM mencapai 15.000 orang. Perombakan ini mencerminkan berbagai faktor, termasuk pergeseran pasar AS yang besar dari sedan dan coupe ke kendaraan sport dan crossover. Sedan klasik Chevrolet Impala ukuran penuh akan hilang.

Pembeli sekarang memilih Chevy Terrain dengan ukuran yang sama. “Kami menyadari perlunya tetap di depan perubahan kondisi pasar dan preferensi pelanggan untuk memosisikan perusahaan kami untuk kesuksesan jangka panjang,” kata Barra kepada wartawan.

Faktor lain yang berperan dalam perubahan GM menjadi lebih ringkas yaitu kendaraan berlistrik dan otonom yang diyakini banyak ahli akan mendominasi industri transportasi masa depan. Di bawah Barra, GM berinvestasi besar-besaran di dunia baru ini, meski tetap menjadi pertanyaan yang belum terjawab seberapa cepat baterai dan kendaraan selfdriving benar-benar akan menghasilkan keuntungan.

“Mary Barra mendorong GM ke abad 21 dengan secara proaktif menjungkirbalikkan hampir setiap bagian dari bisnis AS dan operasi globalnya, memosisikan perusahaan untuk lebih fleksibel, gesit, dan ramping,” kata Rebecca Lindland, seorang analis eksekutif dengan Kelley Blue Book.

Barra adalah CEO wanita pertama yang tidak hanya di GM, tetapi juga di raksasa automotif Amerika. Bagaimanapun, dia dibesarkan dalam keluarga GM. Bahkan, ketika berkuliah di General Motors Institute, dia tetap loyal kepada GM, lalu merintis karier di manajemen GM.

Barra sendiri yang menarik perhatian dari Dan Akerson, salah satu dari dua CEO luar yang mengelola GM setelah kebangkrutannya. Mantan eksekutif telekomunikasi itu menamainya sebagai penggantinya ketika dia pensiun hampir lima tahun lalu. Berisiko Strategi Barra termasuk berisiko, salah satunya pembelian USD1 miliar Cruise Automation pada 2016. Startup yang berbasis di San Francisco itu memimpin dalam strategi kendaraan otonom GM dan berencana memiliki kendaraan self-driving pertamanya.

Program ride-sharing mulai berjalan pada 2019. GM berharap mengambil posisi kepemimpinan dalam mengemudi otonom sambil mengejar kompetitor Waymo. Belum lama, Honda setuju untuk berinvestasi USD750 juta di Cruise dan akan menambah sekitar USD2 miliar lebih untuk mendukung program kendaraan otonom bersama.

Softbank, investor raksasa Jepang, juga telah menandatangani sebagai investor Cruise. Honda pun menandatangani kemitraan dengan GM untuk mengembangkan dan memproduksi sel bahan bakar hidrogen, teknologi yang dapat berfungsi sebagai alternatif baterai di kendaraan listrik masa depan.

Dia tidak hanya mengubah GM menjadi perusahaan yang ringkas dan lebih menguntungkan, tetapi juga berpasangan dengan kompetitor dalam upaya memosisikan perusahaan untuk dunia transportasi yang sangat berbeda. Ini adalah strategi yang berisiko, tetapi Barra dipastikan akan meninggalkan warisan pada GM tidak seperti CEO lain. (Danang Arradian)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0791 seconds (0.1#10.140)