Caplok 21st Century Fox, Disney Raksasa Hiburan
A
A
A
NEW YORK - Walt Disney Company menyepakati akuisisi 21st Century Fox senilai USD71 miliar (Rp1006 triliun). Akuisisi ini akan menyatukan sejumlah franchise termasuk Cinderella, The Simpsons, dan Star Wars dalam satu perusahaan untuk menciptakan raksasa media dalam skala yang luar biasa.
Aksi korporasi ini menjadikan Disney sebagai raksasa hiburan anak. Secara langsung akuisisi ini mengurangi jumlah berbagai studio Hollywood sekaligus mengakhiri era Big Six. Warner Bros, Universal, Sony Pictures, dan Paramount Pictures sekarang menjadi Big Five bersama Disney.
Kesepakatan akuisisi itu dilakukan setelah dini hari waktu New York pada Rabu (20/3). Dengan langkah strategis ini, sejumlah aset 21st Century Fox akan berpindah tangan ke Disney. Aset dimaksud antara lain Twentieth Century Fox, Fox Searchlight Pictures, Fox 2000 Pictures, Fox Family, dan Fox Animation.
Selain itu, juga unit kreatif televisi Fox seperti Twentieth Century Fox Television, FX Productions; Fox21; FX Networks; National Geographic Partners; Fox Networks Group International; Star India; dan saham Fox di Hulu, Tata Sky, dan Endemol Shine Group. Sebagai bagian dari kesepakatan, Disney akan memasukkan studio televisi dan film Fox, jaringan FX, National Geographic dan raksasa televisi India, Star India, dalam kontennya.
Akuisisi 21st Century Fox oleh Disney kali ini pun menambah rekam jejak kesuksesan Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) Walt Disney Company Robert Iger memimpin perusahaan itu. Dia pun mengungkapkan kebahagiaannya atas akuisisi monumental tersebut. “Ini momen luar biasa dan bersejarah bagi kami. Satu yang akan menciptakan nilai jangka panjang untuk perusahaan kami dan para pemegang saham kami,” ujar dia, dilansir The Guardian.
“Menggabungkan kekayaan konten kreatif Disney dan 21st Century Fox serta talenta yang telah teruji, menciptakan perubahan hiburan global ini pada posisi kuat untuk memimpin era yang sangat dinamis dan transformatif,” papar Iger.
Akuisisi yang dilakukan terhadap 21st Century Fox membuat Disney semakin percaya diri menantang Netflik pada pasar layanan streaming. Disney pun segera meluncurkan layanan streaming baru Disney. Sebelum akuisisi dilakukan, Disney telah mendorong katalog kontennya, termasuk berbagai kartun klasik, Star Wars, dan banyak karakter Marvel. Setelah pembelian Fox, Disney dapat menambah X-Men dan Deadpool dalam portofolionya menghadapi Netflix dan Amazon.
Kesepakatan ini juga membantu Disney mengontrol berbagai show televisi dan film dari awal hingga akhir, dari membuat program hingga mendistribusikan melalui berbagai saluran televisi, sinema, layanan streaming, dan cara lain penonton menikmati hiburan itu. Disney juga akan mendapat data bernilai untuk para konsumen dan perilaku tontonan hiburan mereka yang dapat digunakan Disney untuk menjual iklan.
Di sisi lain, akuisisi ini juga membuat khawatir ribuan pegawai karena para pakar memprediksi sebanyak 4.000 posisi akan dipangkas. Rupert Murdoch yang kini menjadi mantan pemilik atau executive co-chairman 21st Century Fox menulis surat untuk para pegawai dua hari sebelum akuisisi itu disepakati. Dia berterima kasih kepada para pegawainya.
Kepala Riset Enders Analysis Alice Enders menyatakan akuisisi Fox oleh Disney itu tidak mengubah perusahaan tersebut menjadi raksasa hiburan untuk konsumen dewasa. “Tentu saja Disney merupakan yang terbesar dalam hiburan anak. Tapi, mengakuisisi Fox tidak mengubahnya menjadi raksasa hiburan dewasa seperti Warner Bros,” kata Enders.
“Atau Anda maksud terkait Netflix. Kekuatan hari ini adalah secara langsung dalam hubungan konsumen, memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data, memperbarui strategi kreatif dan lainnya. Dalam hal yang terakhir, Disney bukan Netflix, tapi Disney memerlukan Fox untuk beberapa derajat dalam peluncuran layanan kompetitor yang memiliki peluang sukses di Amerika Serikat,” papar Enders.
Sebagian pelaku pasar dan pengamat menunggu hari investor Disney, 11 April untuk mengetahui lebih dalam tentang berbagai rencana Disney dan bagaimana akuisisi itu memengaruhi keuangan perusahaan.
“Kami tidak mengira akan mengetahui lebih banyak pada 11 April. Harapan kami ialah ada beberapa indikasi untuk investasi, terutama secara internasional,” papar pengamat Todd Juenger dari Bernstein.
Dia dan pengamat lain akan memperbarui model keuangan untuk Disney berdasarkan komentar manajemen perusahaan pada hari itu. “Dari sana kami akan membuat model untuk pendapatan, laba, dan aliran dana bebas berdampak dan terkait valuasi perusahaan,” kata Juenger.
Pengamat Matthew Harrigan dari Buckingham Research Group menyatakan tetap mempertahankan rating “beli” dan menaikkan target harga untuk saham Fox hingga USD54. “Ada angka-angka bagus secara umum untuk bisnis baru Fox. Komponen pendapatan Fox tampak sehat,” ungkap Harrigan.
Selain akuisisi Disney, beberapa akuisisi terbesar yang pernah ada dalam beberapa waktu terakhir adalah Verizon Communications mengakuisisi Verizon Wireless senilai USD130 miliar. Dow Chemical mengakuisisi DuPont senilai USD130 miliar.
AT&T Inc mengakuisisi Time Warner senilai USD85,4 miliar. Bayer mengakuisisi Monsanto senilai USD54,5 miliar. IBM mengakuisisi Red Hat senilai USD33,4 miliar. Microsoft mengakuisisi LinkedIn senilai USD26,2 miliar.
Tangan Dingin Bob Iger
Disney merupakan perusahaan film animasi besar di dunia. Robert A Iger atau populer dengan panggilan Bob Iger adalah orang penting sekaligus pendobrak strategi baru The Walt Disney Company.
Kesuksesan Iger dalam mengelola Walt Disney dimulai dengan proses yang cukup panjang. Setelah lulus dari Ithaca College dengan gelar Bachelor of Science Degree in Television & Radio, dia mengikuti passion-nya untuk terjun dalam dunia pertelevisian. Pria kelahiran Oceanside, New York, 10 Februari 1951 ini pun menjadi pembaca ramalan cuaca di sebuah televisi lokal.
Ingin mengubah nasib menjadi lebih baik, Iger kemudian mencoba mengadu peruntungan di tempat lain. Dia diterima bekerja di stasiun TV ABCpada 1974. “Di tempat ini, karier saya terus melejit. Awalnya saya bekerja sebagai supervisor studio, kemudian menduduki jabatan presiden stasiun TV tersebut pada 1993-1996,” ujar Iger.
Menariknya, posisi presiden stasiun TV ABC yang ditempati Iger tidak bergeser, bahkan setelah Disney mengakuisisi ABC. Karier suami Willow Bay ini justru terus melesat karena dia justru ditunjuk sebagai president and chief operating officer Disney pada 2000-2005.
Pada 2005, Iger resmi menjadi chairman dan CEO Disney dan menggantikan Michael Eisner sebagai pejabat eksekutif setelah upaya sukses dan bantuan Roy E Disney untuk merombak manajemen perusahaan. Beberapa bulan sesudah dilantik menjadi CEO, Iger harus mengambil keputusan monumental, yakni membeli Pixar dengan saham seharga USD7,4 miliar. (Syarifuddin)
Aksi korporasi ini menjadikan Disney sebagai raksasa hiburan anak. Secara langsung akuisisi ini mengurangi jumlah berbagai studio Hollywood sekaligus mengakhiri era Big Six. Warner Bros, Universal, Sony Pictures, dan Paramount Pictures sekarang menjadi Big Five bersama Disney.
Kesepakatan akuisisi itu dilakukan setelah dini hari waktu New York pada Rabu (20/3). Dengan langkah strategis ini, sejumlah aset 21st Century Fox akan berpindah tangan ke Disney. Aset dimaksud antara lain Twentieth Century Fox, Fox Searchlight Pictures, Fox 2000 Pictures, Fox Family, dan Fox Animation.
Selain itu, juga unit kreatif televisi Fox seperti Twentieth Century Fox Television, FX Productions; Fox21; FX Networks; National Geographic Partners; Fox Networks Group International; Star India; dan saham Fox di Hulu, Tata Sky, dan Endemol Shine Group. Sebagai bagian dari kesepakatan, Disney akan memasukkan studio televisi dan film Fox, jaringan FX, National Geographic dan raksasa televisi India, Star India, dalam kontennya.
Akuisisi 21st Century Fox oleh Disney kali ini pun menambah rekam jejak kesuksesan Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) Walt Disney Company Robert Iger memimpin perusahaan itu. Dia pun mengungkapkan kebahagiaannya atas akuisisi monumental tersebut. “Ini momen luar biasa dan bersejarah bagi kami. Satu yang akan menciptakan nilai jangka panjang untuk perusahaan kami dan para pemegang saham kami,” ujar dia, dilansir The Guardian.
“Menggabungkan kekayaan konten kreatif Disney dan 21st Century Fox serta talenta yang telah teruji, menciptakan perubahan hiburan global ini pada posisi kuat untuk memimpin era yang sangat dinamis dan transformatif,” papar Iger.
Akuisisi yang dilakukan terhadap 21st Century Fox membuat Disney semakin percaya diri menantang Netflik pada pasar layanan streaming. Disney pun segera meluncurkan layanan streaming baru Disney. Sebelum akuisisi dilakukan, Disney telah mendorong katalog kontennya, termasuk berbagai kartun klasik, Star Wars, dan banyak karakter Marvel. Setelah pembelian Fox, Disney dapat menambah X-Men dan Deadpool dalam portofolionya menghadapi Netflix dan Amazon.
Kesepakatan ini juga membantu Disney mengontrol berbagai show televisi dan film dari awal hingga akhir, dari membuat program hingga mendistribusikan melalui berbagai saluran televisi, sinema, layanan streaming, dan cara lain penonton menikmati hiburan itu. Disney juga akan mendapat data bernilai untuk para konsumen dan perilaku tontonan hiburan mereka yang dapat digunakan Disney untuk menjual iklan.
Di sisi lain, akuisisi ini juga membuat khawatir ribuan pegawai karena para pakar memprediksi sebanyak 4.000 posisi akan dipangkas. Rupert Murdoch yang kini menjadi mantan pemilik atau executive co-chairman 21st Century Fox menulis surat untuk para pegawai dua hari sebelum akuisisi itu disepakati. Dia berterima kasih kepada para pegawainya.
Kepala Riset Enders Analysis Alice Enders menyatakan akuisisi Fox oleh Disney itu tidak mengubah perusahaan tersebut menjadi raksasa hiburan untuk konsumen dewasa. “Tentu saja Disney merupakan yang terbesar dalam hiburan anak. Tapi, mengakuisisi Fox tidak mengubahnya menjadi raksasa hiburan dewasa seperti Warner Bros,” kata Enders.
“Atau Anda maksud terkait Netflix. Kekuatan hari ini adalah secara langsung dalam hubungan konsumen, memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data, memperbarui strategi kreatif dan lainnya. Dalam hal yang terakhir, Disney bukan Netflix, tapi Disney memerlukan Fox untuk beberapa derajat dalam peluncuran layanan kompetitor yang memiliki peluang sukses di Amerika Serikat,” papar Enders.
Sebagian pelaku pasar dan pengamat menunggu hari investor Disney, 11 April untuk mengetahui lebih dalam tentang berbagai rencana Disney dan bagaimana akuisisi itu memengaruhi keuangan perusahaan.
“Kami tidak mengira akan mengetahui lebih banyak pada 11 April. Harapan kami ialah ada beberapa indikasi untuk investasi, terutama secara internasional,” papar pengamat Todd Juenger dari Bernstein.
Dia dan pengamat lain akan memperbarui model keuangan untuk Disney berdasarkan komentar manajemen perusahaan pada hari itu. “Dari sana kami akan membuat model untuk pendapatan, laba, dan aliran dana bebas berdampak dan terkait valuasi perusahaan,” kata Juenger.
Pengamat Matthew Harrigan dari Buckingham Research Group menyatakan tetap mempertahankan rating “beli” dan menaikkan target harga untuk saham Fox hingga USD54. “Ada angka-angka bagus secara umum untuk bisnis baru Fox. Komponen pendapatan Fox tampak sehat,” ungkap Harrigan.
Selain akuisisi Disney, beberapa akuisisi terbesar yang pernah ada dalam beberapa waktu terakhir adalah Verizon Communications mengakuisisi Verizon Wireless senilai USD130 miliar. Dow Chemical mengakuisisi DuPont senilai USD130 miliar.
AT&T Inc mengakuisisi Time Warner senilai USD85,4 miliar. Bayer mengakuisisi Monsanto senilai USD54,5 miliar. IBM mengakuisisi Red Hat senilai USD33,4 miliar. Microsoft mengakuisisi LinkedIn senilai USD26,2 miliar.
Tangan Dingin Bob Iger
Disney merupakan perusahaan film animasi besar di dunia. Robert A Iger atau populer dengan panggilan Bob Iger adalah orang penting sekaligus pendobrak strategi baru The Walt Disney Company.
Kesuksesan Iger dalam mengelola Walt Disney dimulai dengan proses yang cukup panjang. Setelah lulus dari Ithaca College dengan gelar Bachelor of Science Degree in Television & Radio, dia mengikuti passion-nya untuk terjun dalam dunia pertelevisian. Pria kelahiran Oceanside, New York, 10 Februari 1951 ini pun menjadi pembaca ramalan cuaca di sebuah televisi lokal.
Ingin mengubah nasib menjadi lebih baik, Iger kemudian mencoba mengadu peruntungan di tempat lain. Dia diterima bekerja di stasiun TV ABCpada 1974. “Di tempat ini, karier saya terus melejit. Awalnya saya bekerja sebagai supervisor studio, kemudian menduduki jabatan presiden stasiun TV tersebut pada 1993-1996,” ujar Iger.
Menariknya, posisi presiden stasiun TV ABC yang ditempati Iger tidak bergeser, bahkan setelah Disney mengakuisisi ABC. Karier suami Willow Bay ini justru terus melesat karena dia justru ditunjuk sebagai president and chief operating officer Disney pada 2000-2005.
Pada 2005, Iger resmi menjadi chairman dan CEO Disney dan menggantikan Michael Eisner sebagai pejabat eksekutif setelah upaya sukses dan bantuan Roy E Disney untuk merombak manajemen perusahaan. Beberapa bulan sesudah dilantik menjadi CEO, Iger harus mengambil keputusan monumental, yakni membeli Pixar dengan saham seharga USD7,4 miliar. (Syarifuddin)
(nfl)