Hadapi Era Industri 4.0, PJB Terapkan REMDO dengan Analisis Lanjutan
A
A
A
SURABAYA - Menghadapi era industri 4.0, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) mengembangkan analisis lanjutan (advance analytic) pada sistem REMDO (remote engineering, monitoring, diagnostic, and optimization) yang diterapkan perusahaan. Sistem analisis lanjutan tersebut selain meningkatkan kehandalan dan efisiensi, juga akan memperpanjang umur mesin-mesin pembangkit yang dikelola perusahaan.
"Sekarang masih pilot project di PLTU Paiton (unit 1 dan 2) serta PLTU Indramayu (3 unit). Bulan depan akan go live. Kalau sukses akan kita roll out ke mesin-mesin pembangkit yang lain," ujar Direktur Operasi I PJB Sugiyanto di Kantor Pusat PJB, Surabaya, Kamis (21/3/2019).
Sistem REMDO memungkinkan para teknisi PJB mengawasi 15 pembangkit yang dikelola perusahaan dari engineering center yang terletak di kantor pusatnya. Dari engineering center tersebut, para teknisi PJB dapat memberikan saran ke teknisi di masing-masing pembangkit untuk mengatasi anomali atau pun masalah yang terjadi di lapangan sehingga kehandalan pembangkit meningkat.
Sebelum menerapkan sistem advance analysis, REMDO menggunakan manual analysis di mana data-data dari pembangkit dimasukkan secara manual. Kini, dengan sistem baru tersebut, tak hanya mampu mendeteksi masalah, para teknisi di engineering center PJB bahkan dapatmemberikan saran penanganan sebelum terjadinya masalah.
Para teknisi juga dapat memberikan saran untuk meningkatkan efisiensi mesin-mesin pembangkit. Selain peningkatan efisiensi tersebut, potential loss pun dapat ditekan sehingga memberikan penghematan dalam operasional pembangkit. "Jadi tak hanya kehandalan yang meningkat, efisiensi pembangkit pun akan semakin tinggi," ujar Sugiyanto.
Sejauh ini, dari paparan para teknisi di engineering center, terjadi efisiensi sebesar 5% pada pembangkit yang menjadi proyek percontohan. Sementara, dari sisi nilai, penghematan yang terjadi bisa mencapai nilai puluhan juta rupiah per hari.
"Sekarang masih pilot project di PLTU Paiton (unit 1 dan 2) serta PLTU Indramayu (3 unit). Bulan depan akan go live. Kalau sukses akan kita roll out ke mesin-mesin pembangkit yang lain," ujar Direktur Operasi I PJB Sugiyanto di Kantor Pusat PJB, Surabaya, Kamis (21/3/2019).
Sistem REMDO memungkinkan para teknisi PJB mengawasi 15 pembangkit yang dikelola perusahaan dari engineering center yang terletak di kantor pusatnya. Dari engineering center tersebut, para teknisi PJB dapat memberikan saran ke teknisi di masing-masing pembangkit untuk mengatasi anomali atau pun masalah yang terjadi di lapangan sehingga kehandalan pembangkit meningkat.
Sebelum menerapkan sistem advance analysis, REMDO menggunakan manual analysis di mana data-data dari pembangkit dimasukkan secara manual. Kini, dengan sistem baru tersebut, tak hanya mampu mendeteksi masalah, para teknisi di engineering center PJB bahkan dapatmemberikan saran penanganan sebelum terjadinya masalah.
Para teknisi juga dapat memberikan saran untuk meningkatkan efisiensi mesin-mesin pembangkit. Selain peningkatan efisiensi tersebut, potential loss pun dapat ditekan sehingga memberikan penghematan dalam operasional pembangkit. "Jadi tak hanya kehandalan yang meningkat, efisiensi pembangkit pun akan semakin tinggi," ujar Sugiyanto.
Sejauh ini, dari paparan para teknisi di engineering center, terjadi efisiensi sebesar 5% pada pembangkit yang menjadi proyek percontohan. Sementara, dari sisi nilai, penghematan yang terjadi bisa mencapai nilai puluhan juta rupiah per hari.
(akr)