Karyawan JICT Dukung Layanan Transshipment Kargo Internasional
A
A
A
JAKARTA - Serikat Karyawan (Sekar) PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mendukung upaya manajemen untuk meningkatkan layanan dengan melayani transshipment kargo internasional. Dengan layanan ini, peran JICT semakin strategis, sehingga dapat berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia.
Mufti, sekretaris jenderal Sekar JICT mengatakan, dengan standar kualitas dan pengalaman panjang, JICT optimis layanan transshipment ini dapat bersaing dengan pelabuhan di negara lain. Selama ini kargo internasional singgah dulu di pelabuhan Singapura atau Malaysia, tidak langsung ke Tanjung Priok.
"Kami memiliki sistem dan SDM yang sudah teruji lebih dari 20 tahun. Layanan ini akan semakin memposisikan JICT sebagai yang terdepan di Indonesia. Itu membuat karyawan JICT bangga," kata Mufti di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Menurut Mufti, karyawan JICT secara kontinyu mendapatkan pelatihan dan upgrade kemampuan dengan belajar di pelabuhan-pelabuhan lain yang terhubung dengan Hutchison Group. Program yang telah berlangsung sejak masuknya Hutchison ini telah menjadi salah satu kunci kemajuan JICT hingga sekarang.
"Investasi SDM yang dilakukan JICT menjadikan karyawan sebagai aset penting perusahaan. Yang menguntungkan karyawan juga mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari industri ini," imbuh Mufti.
Selama lebih dari 20 tahun, JICT yang semula hanya terminal kecil di Tanjung Priok, kini menjelma sebagai perusahaan terminal petikemas terbaik dan terbesar di Indonesia. Sebagai bagian dari PT Pelindo II, JICT juga berkontribusi besar terhadap pendapatan BUMN pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut.
Dengan adanya perpanjangan kontrak antara Hutchison Ports dan Pelindo II di JICT hingga 2039, kini Pelindo II mendapatkan rental fee dari JICT hingga USD85 juta per tahun, atau lebih dari Rp1 triliun (kurs Rp14.000 per USD).
Hadirnya Hutchison Ports di JICT telah menjadikan terminal ini memiliki standar layanan tertinggi di Indonesia. Lebih penting lagi, sebagai pengelola pelabuhan global, jaringan Hutchison membuat JICT makin banyak dilayari kapal-kapal besar dengan tujuan di seluruh dunia.
Sebelumnya di 2018 lalu Presiden Joko Widodo melepas pengiriman ekspor dari terminal JICT yang dibawa langsung ke Los Angeles, Amerika Serikat, dengan kapal berkapasitas 10.000 TEUs. Ini membuktikan Indonesia telah mampu melayani kapal-kapal besar dengan bertujuan langsung (direct vessel), bukan hanya ke Amerika tetapi juga ke Afrika, Australia, Eropa, dan tentunya ke negara-negara Asia tanpa melalui Singapura.
"JICT akan terus bekerja dan mengoptimalkan seluruh potensinya untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan direct vessel, ekspor akan lebih efisien dan akan menaikkan daya saing produk-produk Indonesia," ujar Wakil Direktur Utama JICT, Riza Erivan.
Mufti, sekretaris jenderal Sekar JICT mengatakan, dengan standar kualitas dan pengalaman panjang, JICT optimis layanan transshipment ini dapat bersaing dengan pelabuhan di negara lain. Selama ini kargo internasional singgah dulu di pelabuhan Singapura atau Malaysia, tidak langsung ke Tanjung Priok.
"Kami memiliki sistem dan SDM yang sudah teruji lebih dari 20 tahun. Layanan ini akan semakin memposisikan JICT sebagai yang terdepan di Indonesia. Itu membuat karyawan JICT bangga," kata Mufti di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Menurut Mufti, karyawan JICT secara kontinyu mendapatkan pelatihan dan upgrade kemampuan dengan belajar di pelabuhan-pelabuhan lain yang terhubung dengan Hutchison Group. Program yang telah berlangsung sejak masuknya Hutchison ini telah menjadi salah satu kunci kemajuan JICT hingga sekarang.
"Investasi SDM yang dilakukan JICT menjadikan karyawan sebagai aset penting perusahaan. Yang menguntungkan karyawan juga mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari industri ini," imbuh Mufti.
Selama lebih dari 20 tahun, JICT yang semula hanya terminal kecil di Tanjung Priok, kini menjelma sebagai perusahaan terminal petikemas terbaik dan terbesar di Indonesia. Sebagai bagian dari PT Pelindo II, JICT juga berkontribusi besar terhadap pendapatan BUMN pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut.
Dengan adanya perpanjangan kontrak antara Hutchison Ports dan Pelindo II di JICT hingga 2039, kini Pelindo II mendapatkan rental fee dari JICT hingga USD85 juta per tahun, atau lebih dari Rp1 triliun (kurs Rp14.000 per USD).
Hadirnya Hutchison Ports di JICT telah menjadikan terminal ini memiliki standar layanan tertinggi di Indonesia. Lebih penting lagi, sebagai pengelola pelabuhan global, jaringan Hutchison membuat JICT makin banyak dilayari kapal-kapal besar dengan tujuan di seluruh dunia.
Sebelumnya di 2018 lalu Presiden Joko Widodo melepas pengiriman ekspor dari terminal JICT yang dibawa langsung ke Los Angeles, Amerika Serikat, dengan kapal berkapasitas 10.000 TEUs. Ini membuktikan Indonesia telah mampu melayani kapal-kapal besar dengan bertujuan langsung (direct vessel), bukan hanya ke Amerika tetapi juga ke Afrika, Australia, Eropa, dan tentunya ke negara-negara Asia tanpa melalui Singapura.
"JICT akan terus bekerja dan mengoptimalkan seluruh potensinya untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan direct vessel, ekspor akan lebih efisien dan akan menaikkan daya saing produk-produk Indonesia," ujar Wakil Direktur Utama JICT, Riza Erivan.
(ven)