Berkah The Fed Tahan Suku Bunga, Arus Dana Asing Makin Deras ke RI
A
A
A
YOGYAKARTA - Indonesia menuai keuntungan atau berkah seiring keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga acuan mereka yakni Fed Fund Rate (FFR) pada kisaran level 2,25-2,5%. Bahkan Bank Sentral AS memberi sinyal bakal menjaga Fed rate pada level tersebut sepanjang tahun ini, dimana keputusan tersebut mengurangi ketidakpastian di pasar keuangan global.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, IGP Wira Kusuma menjelaskan, aliran modal asing terus mengalir ke negara berkembang karena kebijakan The Fed cenderung lebih dovish atau tidak agresif. Tercatat aliran modal asing atau capital inflow ke Indonesia hingga kuartal I tahun 2019 telah mencapai Rp74,4 triliun atau meningkat dari sebelumnya.
"Likuiditas global ke emerging market meningkat. Aliran modal asing ke emerging meningkat dam bantu financial account kita. Ini disebabkan ketidakpastian dan risiko negara berkembang menurun," ujar Wira dalam pelatihan wartawan ekonomi dan moneter BI di Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).
Keputusan The Fed yang dovish tersebut dinilai menguntungkan, terutama ke neraca pembayaran Indonesia dimana neraca modal akan surplus lebih besar lagi saat aliran modal asing masuk terus. Namun demikian, masih ada pula sejumlah risiko yang harus diwaspadai yakni risiko geopolitik seperti perang dagang AS dan China, serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
"Dengan assement dan gambaran perekonomian global serta domestik dan prospek dengan risikonya. Ditambah kondisi sektor eksternal permintaan domestik jadi fokus kita untuk menjaga pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, IGP Wira Kusuma menjelaskan, aliran modal asing terus mengalir ke negara berkembang karena kebijakan The Fed cenderung lebih dovish atau tidak agresif. Tercatat aliran modal asing atau capital inflow ke Indonesia hingga kuartal I tahun 2019 telah mencapai Rp74,4 triliun atau meningkat dari sebelumnya.
"Likuiditas global ke emerging market meningkat. Aliran modal asing ke emerging meningkat dam bantu financial account kita. Ini disebabkan ketidakpastian dan risiko negara berkembang menurun," ujar Wira dalam pelatihan wartawan ekonomi dan moneter BI di Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).
Keputusan The Fed yang dovish tersebut dinilai menguntungkan, terutama ke neraca pembayaran Indonesia dimana neraca modal akan surplus lebih besar lagi saat aliran modal asing masuk terus. Namun demikian, masih ada pula sejumlah risiko yang harus diwaspadai yakni risiko geopolitik seperti perang dagang AS dan China, serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
"Dengan assement dan gambaran perekonomian global serta domestik dan prospek dengan risikonya. Ditambah kondisi sektor eksternal permintaan domestik jadi fokus kita untuk menjaga pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
(akr)