Menperin: Industri Automotif Makin Kencang Terobos Pasar Ekspor
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah makin gencar menggenjot industri manufaktur untuk aktif melakukan peningkatan ekspor guna menguatkan struktur perekonomian nasional. Salah satu sektor yang berperan besar memberikan devisa negara dari ekspornya adalah industri automotif .
"Program unggulan pemerintah saat ini, yaitu mendorong industri substitusi impor dan orientasi ekspor. Untuk itu, perlu terus melakukan peningkatan investasi agar produksi mampu bersaing," ujar Menperin melalui keterangan tertulis, Selasa (26/3/2019).
Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri automotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang sedang mendapatkan prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0 di Tanah Air.
Oleh karena itu, Kemenperin mengapresiasi komitmen PT Honda Prospect Motor (HPM) yang terus meningkatkan investasi dan fasilitas produksinya di Indonesia. PT HPM yang berdiri sejak tahun 1999 sebagai Agen Pemegang Merek Honda di Indonesia, dinilai berperan penting dalam upaya pengembangan industri automotif nasional agar berdaya saing global. Airlangga berharap PT HPM dapat berperan aktif mendukung revolusi industri 4.0 sehingga mampu meningkatkan efisiensi produksi dan kualitasnya.
Sejak tahun 2013, PT. HPM telah melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (Completely Knock Down/CKD) untuk 11 model kendaraan bermotor roda empat merek Honda ke 12 negara tujuan ekspor di benua Asia dan Amerika. Sepanjang tahun 2018, nilai ekspornya menembus hingga Rp12 triliun.
"Kami terus mendorong ekspor PT HPM akan terus di tingkatkan performanya untuk mencapai target total nilai ekspor sebesar Rp25,5 triliun pada tahun 2021," kata Menperin.
Menperin optimistis PT HPM mampu meningkatkan ekspor, karena industri otmotif di Indonesia sudah memiliki daya saing. Salah satu kunci utama penentunya adalah pengoptimalan kandungan lokal.
Selain dalam bentuk CKD, PT HPM juga melakukan ekspor kendaraan bermotor dalam bentuk utuh (completely built up/CBU), yaitu Honda Freed yang diproduksi di Pabrik HPM Karawang pada tahun 2011 sampai 2014 ke negara Thailand dan Malaysia.
Di tahun 2019, rencananya dilakukan ekspor All New Brio ke negara Filipina dan Vietnam. Adapun nilai ekspor tersebut mencapai kurang lebih Rp1 triliun. Sedangkan nilai TKDN untuk All New Brio tersebut sudah mencapai 89%.
Di samping itu, Airlangga menambahkan, komitmen investasi PT HPM di Indonesia sampai tahun 2019 telah mencapai lebih dari Rp4 triliun. Dengan hadirnya pabrik di Karawang yang mengintegrasikan sistem teknologi manufaktur terkini, PT HPM yang saat ini telah memiliki dua factory plant mampu meningkatkan kapasitas mencapai 200.000 unit per tahun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.900 orang.
Bagi Honda, fasilitas pabrik di Karawang merupakan yang terbesar ke-4 di seluruh dunia. Kapasitas produksi ini setelah Amerika Serikat, China dan Jepang. Adapun total produksi sampai tahun 2019 akan mencapai lebih dari 1,3 juta unit kendaraan.
Chief Operating Officer for Regional Operations (Asia & Oceania) Honda Motor Co., Ltd sekaligus President and CEO Asian Honda Motor Co., Ltd Masayuki Igarashi mengatakan, Indonesia adalah pasar yang penting untuk bisnis Honda. Indonesia juga telah menjadi kontributor utama dalam penjualan Honda di wilayah Asia dan Oseania.
"Untuk mewujudkan komitmen kami terhadap pasar Indonesia, kami telah meningkatkan investasi melalui pembangunan berbagai fasilitas serta memproduksi beberapa model yang dikembangkan khusus untuk konsumen Indonesia," ungkapnya.
"Program unggulan pemerintah saat ini, yaitu mendorong industri substitusi impor dan orientasi ekspor. Untuk itu, perlu terus melakukan peningkatan investasi agar produksi mampu bersaing," ujar Menperin melalui keterangan tertulis, Selasa (26/3/2019).
Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri automotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang sedang mendapatkan prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0 di Tanah Air.
Oleh karena itu, Kemenperin mengapresiasi komitmen PT Honda Prospect Motor (HPM) yang terus meningkatkan investasi dan fasilitas produksinya di Indonesia. PT HPM yang berdiri sejak tahun 1999 sebagai Agen Pemegang Merek Honda di Indonesia, dinilai berperan penting dalam upaya pengembangan industri automotif nasional agar berdaya saing global. Airlangga berharap PT HPM dapat berperan aktif mendukung revolusi industri 4.0 sehingga mampu meningkatkan efisiensi produksi dan kualitasnya.
Sejak tahun 2013, PT. HPM telah melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (Completely Knock Down/CKD) untuk 11 model kendaraan bermotor roda empat merek Honda ke 12 negara tujuan ekspor di benua Asia dan Amerika. Sepanjang tahun 2018, nilai ekspornya menembus hingga Rp12 triliun.
"Kami terus mendorong ekspor PT HPM akan terus di tingkatkan performanya untuk mencapai target total nilai ekspor sebesar Rp25,5 triliun pada tahun 2021," kata Menperin.
Menperin optimistis PT HPM mampu meningkatkan ekspor, karena industri otmotif di Indonesia sudah memiliki daya saing. Salah satu kunci utama penentunya adalah pengoptimalan kandungan lokal.
Selain dalam bentuk CKD, PT HPM juga melakukan ekspor kendaraan bermotor dalam bentuk utuh (completely built up/CBU), yaitu Honda Freed yang diproduksi di Pabrik HPM Karawang pada tahun 2011 sampai 2014 ke negara Thailand dan Malaysia.
Di tahun 2019, rencananya dilakukan ekspor All New Brio ke negara Filipina dan Vietnam. Adapun nilai ekspor tersebut mencapai kurang lebih Rp1 triliun. Sedangkan nilai TKDN untuk All New Brio tersebut sudah mencapai 89%.
Di samping itu, Airlangga menambahkan, komitmen investasi PT HPM di Indonesia sampai tahun 2019 telah mencapai lebih dari Rp4 triliun. Dengan hadirnya pabrik di Karawang yang mengintegrasikan sistem teknologi manufaktur terkini, PT HPM yang saat ini telah memiliki dua factory plant mampu meningkatkan kapasitas mencapai 200.000 unit per tahun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.900 orang.
Bagi Honda, fasilitas pabrik di Karawang merupakan yang terbesar ke-4 di seluruh dunia. Kapasitas produksi ini setelah Amerika Serikat, China dan Jepang. Adapun total produksi sampai tahun 2019 akan mencapai lebih dari 1,3 juta unit kendaraan.
Chief Operating Officer for Regional Operations (Asia & Oceania) Honda Motor Co., Ltd sekaligus President and CEO Asian Honda Motor Co., Ltd Masayuki Igarashi mengatakan, Indonesia adalah pasar yang penting untuk bisnis Honda. Indonesia juga telah menjadi kontributor utama dalam penjualan Honda di wilayah Asia dan Oseania.
"Untuk mewujudkan komitmen kami terhadap pasar Indonesia, kami telah meningkatkan investasi melalui pembangunan berbagai fasilitas serta memproduksi beberapa model yang dikembangkan khusus untuk konsumen Indonesia," ungkapnya.
(fjo)