BI Sebut Masih Banyak Obat Kuat Buat Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada di indeks Bloomberg Selasa ini, ditutup menguat tipis 6 poin menjadi Rp14.223 per USD, berbanding Senin kemarin di level Rp14.229 per USD. Meski demikian, mata uang kecintaan kita masih berada di level lemah, yaitu level Rp14.200-an per USD.
Terkait kondisi ini, Bank Indonesia tetap optimistis bahwa rupiah masih bisa menguat. Bank sentral menyatakan masih memiliki banyak obat kuat agar rupiah kembali perkasa di bulan April ini.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, mengatakan penguatan rupiah pada hari ini didorong oleh faktor eskternal. "Situasi global saat ini sedang baik, sehingga mendukung emerging market. Kalau situasi globalnya terganggu, itu akan mengganggu emerging market. Seperti Fed fund rate dan konflik dagang AS dengan China," ujar Mirza di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Dan obat kuat yang dimaksud adalah menjaga kondisi internal, diantaranya dengan menjaga inflasi serta current account deficit yang terkendali. "Dengan inflasi yang rendah dan CAD yang terkendali, bahkan kita usahakan defisit fiskal di bawah 2%," jelasnya.
Terkait kondisi ini, Bank Indonesia tetap optimistis bahwa rupiah masih bisa menguat. Bank sentral menyatakan masih memiliki banyak obat kuat agar rupiah kembali perkasa di bulan April ini.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, mengatakan penguatan rupiah pada hari ini didorong oleh faktor eskternal. "Situasi global saat ini sedang baik, sehingga mendukung emerging market. Kalau situasi globalnya terganggu, itu akan mengganggu emerging market. Seperti Fed fund rate dan konflik dagang AS dengan China," ujar Mirza di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Dan obat kuat yang dimaksud adalah menjaga kondisi internal, diantaranya dengan menjaga inflasi serta current account deficit yang terkendali. "Dengan inflasi yang rendah dan CAD yang terkendali, bahkan kita usahakan defisit fiskal di bawah 2%," jelasnya.
(ven)