17 Pengusaha Muda Sukses Asal Indonesia di Tingkat Asia

Rabu, 03 April 2019 - 06:01 WIB
17 Pengusaha Muda Sukses Asal Indonesia di Tingkat Asia
17 Pengusaha Muda Sukses Asal Indonesia di Tingkat Asia
A A A
JAKARTA - Forbes, media yang gandrung mengurut kacang daftar pengusaha atau orang terkaya dunia, kembali mengeluarkan daftar pengusaha muda sukses. Kali ini, Forbes merilis 300 entrepreuner muda sukses di wilayah Asia Pasifik, dengan tajuk Forbes 30 Under 30 Asia.

Dalam daftar ini, para wirausahawan muda dan bintang baru terpilih berasal dari 23 negara yang mencakup 10 bidang industri. Menariknya, dalam daftar tahunan bergengsi 30 Under 30 Asia, yang dirilis Selasa (2/4/2019), terdapat 17 generasi muda Indonesia yang sukses dalam membangun bisnisnya. Siapa saja mereka?

1. Amanda Cole (Founder Sayurbox)
Amanda Cole, 28 tahun. Ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya untuk membangun impian pertaniannya sendiri. Yaitu membantu petani dalam memotong tengkulak sehingga petani bisa menikmati harga lebih adil. Cole meluncurkan Sayurbox, platform sumber dan distribusi untuk sayur segar.,

Amanda bermitra dengan 300 perkebunan, dimana Sayurbox melayani 50.000 pelanggan dan menghasilkan 1.000 pengiriman sehari. Ia memenangkan kompetisi startup Seedstars Jakarta, dan telah menerima lebih USD2 juta dalam bentuk pendanaan.

2. Angky William (Cofounder Stoqo)
Mantan insinyur di Amazon. Angky William kemudian hengkang dan mendirikan Stoqo, pasar B2B untuk gerai makanan dan minuman ringan, untuk mendapatkan bahan-bahan segar, andal, dan harga bersaing. William membangun teknologi multi-platform untuk Stoqo untuk melayani puluhan ribu pelanggan di Indonesia.

3. Aries Susanti (Atlet Panjat di Federasi Panjat Tebing Indonesia)
Aries Susanti adalah pendaki Indonesia yang memenangkan medali emas dalam kejuaraan panjat tebing Asian Games 2018. Sebelum pencapaian itu, dia adalah juara dunia dua kali berturut-turut selama IFSC Climbing World Cup di 2017 dan 2018. Dijuluki 'Spiderwoman' karena dinilai sebagai salah satu pendaki yang cepat di tingkat dunia.

4. Aruna Harsa (Cofounder Dekoruma)
Aruna Harsa merupakan salah satu pendiri Dekoruma, sebuah platform dekorasi rumah yang menghubungkan pelanggan dengan desainer, pemasok, dan vendor interior. Layanan ini juga memungkinkan produsen untuk mendistribusikan produk mereka langsung ke pasar massal, dan menawarkan harga transparan kepada pelanggan.

5. Benz Budiman (Cofounder Pomona Technologies)
Benz Budiman adalah salah seorang pendiri dan CEO Pomona, sebuah startup adtech yang berfokus pada industri FMCG Indonesia. Pomona dimulai sebagai aplikasi seluler yang menawarkan promosi cashback kepada pengguna untuk pembelian bahan makanan offline mereka, sebelum berputar untuk menawarkan data konsumen pada akhir 2017. Sejak didirikan pada 2016, Pomona telah mencapai 200.000 pengguna dan telah didukung oleh investor seperti Stellar Kapital, Central Capital Ventura (Grup BCA), Capital Data Batas, Prasetia, dan Fenox VC.

6. Denica Flesch (Founder SukkhaCitta)
Denica Flesch adalah ekonom dan pendiri SukkhaCitta, sebuah perusahaan sosial yang memproduksi batik sutra katun yang siap pakai dan ramah lingkungan. Bisnis ini membantu mendukung pengrajin pedesaan di Jawa Tengah melestarikan kerajinan batik kuno mereka. Setiap item pakaian memberikan upah layak bagi pengrajin. Sebelum bergabung dengan SukkhaCitta, ia adalah seorang konsultan dalam program pembangunan sosial di Bank Dunia.

7. Ellen Nio (Investment Associate Patamar Capital)
Ellen Nio adalah rekanan investor di Patamar Capital, dengan dana bantuan hampir USD40 juta. Ia banyak berinvestasi dalam di usaha rintisan dan memimpin SheVC Indonesia, platform terbuka yang dikhususkan bagi calon venture capital perempuan. Ia juga pernah mengembangkan Jakarta Smart City.

8. Gitta Amelia (Founder EverHaus)
Setelah lulus dari Wharton School di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 2017, Gitta Amelia memulai EverHaus, sebuah perusahaan modal ventura dengan modal awal USD5 juta yang berfokus pada Indonesia. Dia sebelumnya memulai Think Nusantara, sebuah publikasi online untuk anak muda Indonesia untuk memperdebatkan perkembangan holistik negara ini.

9. Haryanto Tanjo (Cofounder Moka)
Grady Laksmono dan Haryanto Tanjo merupakan pendiri Moka Indonesia, sebuah startup yang membantu UKM dan pengecer mengelola pembayaran dan operasi bisnis lainnya. Kesuksesan ini mendapat kucuran dana dari SoftBank dan EDBI, cabang investasi dari Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura. Secara total Moka telah mengumpulkan lebih dari USD28 juta.

10. Hendra Kwik, Jefriyanto dan Ricky Winata (Cofounder Payfazz)
Tahun 2016, Hendra Kwik, Jefriyanto dan Ricky Winata mendirikan Payfazz, sebuah platform fintech yang bertujuan mencapai inklusi keuangan bagi masyarakat pedesaan Indonesia yang tidak memiliki rekening bank. Jaringan agen mereka bertindak sebagai perantara bagi masyarakat unbankable dengan lembaga keuangan. Platform ini telah melayani sekitar 10 juta orang.

11. James Prananto (Cofounder Kopi Kenangan)

Didirikan Edward Tirtanata dan James Prananto. Kopi Kenangan telah menjadi jaringan kedai kopi dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Duo ini melihat celah dalam mengambil pilihan, yaitu memadukan warung kopi pinggir jalan dan kafe kelas atas. Sehingga menawarkan produk berkualitas dengan harga terjangkau. Tahun ini, Kopi Kenangan menargetkan menambah hingga 130 gerai dan menjual 3 juta cangkir kopi setiap bulan. Baru-baru ini, perusahaan mendapat dana USD8 juta dari Alpha JWC Ventures.

12. Sabrina dan Elena Bensawan (Cofounder Saab Shares)
Saab Shares Indonesia didirikan oleh Sabrina dan Elena Bensawan untuk menyediakan akomodasi, pendidikan paruh waktu dan akses ke perawatan kesehatan untuk anak-anak yang kurang mampu dan keluarga berpenghasilan rendah.

13. Steven Wongsoredjo (Cofounder Nusantara Technology)

Setelah lulus dari University of Columbia, AS, dan kembali ke Indonesia, Steven Wongsoredjo memulai Nusantara Technology, sebuah media digital yang berfokus pada milenial dan startup pemasaran. Lini produknya termasuk Keepo.me, YuKepo.com dan PlayingViral, yang telah berkembang lebih dari 35 juta kunjungan bulanan dan satu juta pengikut.

14. Archie Carlson dan Sugito Alim (Cofounders StickEarn)
StickEarn didirikan oleh Archie Carlson dan Sugito Alim dengan 2 mitra lain, yakni Garry Limanata dan Hartanto Alim. Startup adtech, yang didirikan pada 2017, memperoleh dana awal USD1 juta dari East Ventures. Mereka menawarkan antar pengiklan dan pemilik mobil. StickEarn telah mendukung lebih dari 200 klien yang menjangkau 17 industri di Indonesia, dan telah membayar USD2 juta sebagai penghasilan tambahan untuk lebih dari 60.000 pengemudi.

15. Tiffany Robyn Soetikno (Founder PT Global Urban Esensial)
Pada 2015, Tiffany Robyn Soetikno mendirikan Global Urban Essential (GUE), perusahaan kesehatan digital untuk meningkatkan manajemen pasien lebih baik lagi. GUE terdiri dari empat platform yaitu penerbitan kesehatan online, aplikasi seluler pengasuhan anak, aplikasi manajemen diabetes, dan layanan kesehatan online. Secara keseluruhan, GUE membantu mengelola lebih dari 400.000 pengguna.

16. Agung Bezharie, Harya Putra and Sofian Hadiwijaya (Cofounder Warung Pintar)
Agung Bezharie, Harya Putra, dan Sofian Hadiwijaya merupakan pendiri startup ritel Indonesia Warung Pintar. Mereka percaya bisnis mikro akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang, dan telah menciptakan lebih dari 1.200 kios di seluruh negeri yang dioperasikan lebih dari 500 pengusaha mikro.

17. Windy Natriavi (Cofounder Awantunai)
Setelah beberapa tahun di Go-Jek dan McKinsey, Windy Natriavi menemukan bisnis baru. Pada 2017, ia mendirikan AwanTunai, sebuah startup fintech yang menyediakan modal kerja untuk pedagang mikro dan pinjaman bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank. AwanTunai telah memberikan pinjaman modal kerja kepada 3.000 pedagang mikro. Baru-baru ini memperoleh pendanaan USD4,3 juta dari Insignia Ventures Partners dan investor lainnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3809 seconds (0.1#10.140)