BRI Cetak Laba Bersih Rp8,20 Triliun di Awal 2019

Rabu, 24 April 2019 - 22:07 WIB
BRI Cetak Laba Bersih...
BRI Cetak Laba Bersih Rp8,20 Triliun di Awal 2019
A A A
JAKARTA - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) per akhir kuartal I-2019 berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp8,20 triliun atau tumbuh 10,42% year on year (yoy) dari Rp7,42 triliun. Kenaikan laba bersih tersebut salah satunya didorong oleh perolehan Fee Based Income (FBI) yang tercatat sebesar Rp3,14 triliun atau tumbuh 16,49% secara year on year dibandingkan posisi akhir Maret 2018 yakni sebesar Rp2,69 triliun.

"Laba bersih ini juga didorong oleh kenaikan penyaluran kredit dan feebased. Kedepan, beberapa langkah yang berkaitan dengan efisiensi akan kita lakukan baik dari proses maupun teknologi, saya meyakini bisa mendorong pertumbuhan laba dari tahun sebelumnya," ujar Wakil Direktur Utama BRI Sunarso di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Hingga akhir Maret 2019, penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp855,47 triliun atau tumbuh 12,91% dibanding penyaluran kredit pada akhir Maret 2018 yakni sebesar Rp757,68 triliun. Penyaluran kredit tersebut terdiri dari kredit mikro sebesar Rp284,11 triliun atau tumbuh 13,17% yoy, lalu kredit konsumer sebesar Rp133,35 triliun atau tumbuh 9,63% yoy, kredit ritel dan menengah sebesar Rp240,51 triliun atau tumbuh 13,47% yoy, serta kredit korporasi tumbuh 14,15% yoy menjadi Rp197,48 triliun.

Menurut Sunarso, kredit mikro masih menjadi porsi terbesar penyaluran kredit BRI dengan sharing mencapai 33,21% dari seluruh portofolio pinjaman, angka ini naik dibandingkan dengan posisi Maret tahun lalu sebesar 33,13%. "Kinerja segmen mikro BRI didorong oleh keberhasilan perseroan melakukan digitalisasi pada proses bisnis, salah satunya melalui aplikasi BRISPOT," papar dia.

Adapun khusus untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), di tahun 2019 BRI mendapatkan alokasi breakdown dari Pemerintah sebesar Rp 86,97 triliun. Hingga Maret, perseroan juga berhasil menyalurkan sekitar Rp 25,32 triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur atau setara 29,11% dari total target yang telah ditetapkan.

Emiten BUMN ini juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan, tercermin dari perbaikan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross sebesar 2,41% atau lebih rendah dibandingkan NPL posisi akhir Maret 2018 yakni sebesar 2,46%. Sedangkan NPL Coverage dari semula 174,81% menjadi 182,86% di akhir Maret 2019.

"Dari angka NPL ini membuktikan, bahwa dengan akselerasi penyaluran pinjaman yang telah dilakukan, kami tetap mampu menjaganya agar tetap prudent," tukas Sunarso.

Sementara itu, aset perseroan juga naik menjadi Rp 1.279,86 triliun atau tumbuh 14,35% yoy. Direktur Utama BRI Suprajarto menambahkan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh 13,18% yoy, menjadi Rp 936,03 triliun dari Rp 827,06 triliun per kuartal I-2018.

Komposisi dana murah atau current account and saving account (CASA) menjadi penopang utama DPK BRI dimana komposisinya sebesar 56,28% sedangkan non CASA sebesar 43,72%. "Untuk CASA sebesar Rp526,83 triliun dan non CASA sebesar Rp409,19 triliun," ungkap dia.

Untuk rasio perbankan lainnya, tercatat Loan to Deposito Ratio (LDR) BRI hingga akhir Maret 2019 yakni 91,39% dengan rasio permodalan atau CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 21,91%. Net interest income (NII) sebesar 4,2% atau sebesar Rp19,4 triliun dan Cost of Fund perseroan sebesar 3,68%. "Dengan rasio yang cukup kuat tersebut kami optimistis mampu tumbuh positif dan berkelanjutan hingga mampu mencapai target target yang telah ditetapkan di akhir tahun,” pungkas Suprajarto.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menuturkan, efisiensi yang dilakukan BRI tidak terlepas dari strategi perseroan yang telah melakukan digitalisasi pada proses bisnis, di antaranya melalui pemanfaatan aplikasi BRISPOT untuk pengajuan proses kredit mikro. BRISPOT terbukti mampu mempercepat SLA proses kredit KUR menjadi 1-2 hari saja.

Hal ini secara tidak langsung mampu meningkatkan produktivitas tenaga pemasar mikro BRI atau biasa disebut 'Mantri BRI'. Menurut dia, aplikasi ini merupakan sebuah terobosan digital Bank BRI untuk membuat proses kredit mikro lebih cepat, efisien, paperless dan digital base. “Saat ini seluruh tenaga pemasar mikro BRI telah menggunakan BRISPOT dalam melakukan proses kredit, dan hal tersebut terbukti efektif karena proses kredit mikro di BRI menjadi lebih sangat cepat,” ujarnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9382 seconds (0.1#10.140)