Porsi Berbelanja FMCG Daring dan Luring Masih Seimbang
A
A
A
Maraknya penggunaan internet dalam kehidupan saat ini membawa pengaruh kuat terhadap pola berbelanja, termasuk dalam mencari kebutuhan fast moving consumer goods (FMCG) secara daring (online). Hal ini terbukti dengan banyaknya e-comerce yang menawarkan berbagai kebutuhan consumer goods untuk memudahkan masyarakat dalam berbelanja kebutuhan mereka.
Marketing Director Kantar Indonesia Fanny Murhayati menjelaskan, saat ini saja untuk transaksi secara daring, khususnya di pasar e-commerce, sudah mencapai 6% bila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 2%.
Faktor pertama yang memicu meningkatnya berbelanja consumer goods secara daring yaitu banyaknya manfaat dan keuntungan yang didapat, seperti kemudahan dalam bertransaksi, potongan harga untuk beberapa produk kebutuhan rumah tangga, dan produk premium perawatan pribadi.
"Untuk pasar online harga murah dan adanya promosi dianggap memberikan keuntungan bagi konsumen. Hal inilah yang menjadi faktor utama meningkatnya transaksi belanja kebutuhan di pasar daring," ungkap Fanny kepada KORAN SINDO.
Tidak hanya meningkat secara daring, belanja konsumen secara luar jaringan atau luring (offline) untuk produk FMCG juga meningkat dan memiliki banyak keuntungan. Salah satunya konsumen bisa melihat secara langsung barang yang hendak dibeli dan lebih nyaman dalam hal memilih.
Fanny pun menjelaskan, jika dibandingkan sistem daring, dengan strategi pemasaran yang baik, belanja luring untuk produk FMCG tahun ini naik sebanyak 11% dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 7%. "Masih banyak konsumen yang mencari kebutuhan sehari-hari secara offline atau dengan datang langsung ke gerai ritel. Mereka lebih mementingkan untuk melihat brand yang ingin dibeli secara langsung dan biasanya terdapat kepuasan tersendiri," kata Fanny.
Hal senada disampaikan Corporate Communications Manager Bukalapak Evi Andarini. Hampir di setiap bulannya terdapat peningkatan transaksi, terlebih lagi jika terdapat promo seperti flash deal yang selalu dilakukan oleh Bukalapak. "Tahun lalu penjualan kategori consumer goods hanya berkisar 20%. Tahun ini sudah mencapai 40% dan ini akan terus meningkat seiring promo saat Ramadan nanti," paparnya.
Khusus di Bukalapak, peningkatan transaksi tertinggi terjadi di kategori makanan, berkisar dua kali lipat di setiap bulannya. Di susul dengan kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan rumah tangga, perlengkapan bayi, dan ?perawatan kecantikan.
Menurut Evi, untuk lebih meningkatkan penjualan secara daring, Bukalapak akan terus melakukan promosi tiap bulan.? Selain itu, mereka juga memiliki target konsumen yang tepat dan produk yang inovatif. "Sampai sejauh ini kami selalu update dengan beberapa kemitraan kami yang menawarkan produk food and beverages untuk terus menjaga mutu. Selain itu, kami terus memperbarui proses pengiriman agar cepat, khususnya untuk produk makanan," jaminnya.
Di sektor luring, para produsen terus berupaya bisa masuk lebih luas ke berbagai segmen masyarakat melalui produk-produk yang tepat. "Untuk sektor ritel, Unilever bisa memahami apa yang konsumen butuhkan. Terlebih lagi dalam penjualan melalu ritel kami bisa menjangkau segmentasi masyarakat yang lebih luas dibandingkan sistem daring yang terpaku untuk kalangan milenial," urai General Manager Corporate Communications PT Unilever, Tbk, Stefanus Indrayana.
Stefanus menambahkan, untuk saat ini volume penjualan Unilever ada kenaikan hingga 3,7% dan bisa saja bertambah seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran nanti. Di sisi lain, ada strategi tersendiri yang telah di siapkan untuk meningkatkan penjualan agar tetap konsisten dan tidak akan berubah.
"Kami memiliki strategi yang cukup kuat dan menjadi market leader di semua segmen, laki-laki maupun perempuan. Kami akan terus kembangkan inovasi untuk mampu bersaing di pasar," katanya. Berbeda dengan slow moving yang tidak memiliki batas waktu, produk consumer goods harus berpacu dengan waktu karena memiliki batasan waktu dalam setiap produknya. Hal inilah yang harus dipikirkan para produsen.
Marketing Director Kantar Indonesia Fanny Murhayati menjelaskan, saat ini saja untuk transaksi secara daring, khususnya di pasar e-commerce, sudah mencapai 6% bila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 2%.
Faktor pertama yang memicu meningkatnya berbelanja consumer goods secara daring yaitu banyaknya manfaat dan keuntungan yang didapat, seperti kemudahan dalam bertransaksi, potongan harga untuk beberapa produk kebutuhan rumah tangga, dan produk premium perawatan pribadi.
"Untuk pasar online harga murah dan adanya promosi dianggap memberikan keuntungan bagi konsumen. Hal inilah yang menjadi faktor utama meningkatnya transaksi belanja kebutuhan di pasar daring," ungkap Fanny kepada KORAN SINDO.
Tidak hanya meningkat secara daring, belanja konsumen secara luar jaringan atau luring (offline) untuk produk FMCG juga meningkat dan memiliki banyak keuntungan. Salah satunya konsumen bisa melihat secara langsung barang yang hendak dibeli dan lebih nyaman dalam hal memilih.
Fanny pun menjelaskan, jika dibandingkan sistem daring, dengan strategi pemasaran yang baik, belanja luring untuk produk FMCG tahun ini naik sebanyak 11% dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 7%. "Masih banyak konsumen yang mencari kebutuhan sehari-hari secara offline atau dengan datang langsung ke gerai ritel. Mereka lebih mementingkan untuk melihat brand yang ingin dibeli secara langsung dan biasanya terdapat kepuasan tersendiri," kata Fanny.
Hal senada disampaikan Corporate Communications Manager Bukalapak Evi Andarini. Hampir di setiap bulannya terdapat peningkatan transaksi, terlebih lagi jika terdapat promo seperti flash deal yang selalu dilakukan oleh Bukalapak. "Tahun lalu penjualan kategori consumer goods hanya berkisar 20%. Tahun ini sudah mencapai 40% dan ini akan terus meningkat seiring promo saat Ramadan nanti," paparnya.
Khusus di Bukalapak, peningkatan transaksi tertinggi terjadi di kategori makanan, berkisar dua kali lipat di setiap bulannya. Di susul dengan kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan rumah tangga, perlengkapan bayi, dan ?perawatan kecantikan.
Menurut Evi, untuk lebih meningkatkan penjualan secara daring, Bukalapak akan terus melakukan promosi tiap bulan.? Selain itu, mereka juga memiliki target konsumen yang tepat dan produk yang inovatif. "Sampai sejauh ini kami selalu update dengan beberapa kemitraan kami yang menawarkan produk food and beverages untuk terus menjaga mutu. Selain itu, kami terus memperbarui proses pengiriman agar cepat, khususnya untuk produk makanan," jaminnya.
Di sektor luring, para produsen terus berupaya bisa masuk lebih luas ke berbagai segmen masyarakat melalui produk-produk yang tepat. "Untuk sektor ritel, Unilever bisa memahami apa yang konsumen butuhkan. Terlebih lagi dalam penjualan melalu ritel kami bisa menjangkau segmentasi masyarakat yang lebih luas dibandingkan sistem daring yang terpaku untuk kalangan milenial," urai General Manager Corporate Communications PT Unilever, Tbk, Stefanus Indrayana.
Stefanus menambahkan, untuk saat ini volume penjualan Unilever ada kenaikan hingga 3,7% dan bisa saja bertambah seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran nanti. Di sisi lain, ada strategi tersendiri yang telah di siapkan untuk meningkatkan penjualan agar tetap konsisten dan tidak akan berubah.
"Kami memiliki strategi yang cukup kuat dan menjadi market leader di semua segmen, laki-laki maupun perempuan. Kami akan terus kembangkan inovasi untuk mampu bersaing di pasar," katanya. Berbeda dengan slow moving yang tidak memiliki batas waktu, produk consumer goods harus berpacu dengan waktu karena memiliki batasan waktu dalam setiap produknya. Hal inilah yang harus dipikirkan para produsen.
(don)