Rupiah Dibuka Terjun Bebas Jadi Rp14.338/USD, Aset Safe Haven Berjaya
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Kamis (9/5/2019) dibuka terjun bebas untuk semakin dalam terperosok ke zona merah. Keterpurukan mata uang Garuda terjadi justru saat mata uang safe haven berjaya, sedangkan dolar AS ambruk dekati level terendah.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka merosot tajam ke posisi Rp14.338/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah tak berdaya untuk meneruskan kinerja negatif dalam beberapa pekan terakhir di Rp14.305/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga masih berkutat di zona merah untuk ambruk menuju level Rp14.345/USD dan terus tenggelam. Sebelumnya rupiah juga lesu saat berhadapan dengan USD di level Rp14.315/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan keterpurukan rupiah pada sesi perdagangan pagi menjadi Rp14.300/USD dengan pergerakan harian Rp14.290 sampai dengan Rp14.350/USD. Peringkat tersebut memburuk dibandingkan kemarin Rp14.290/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange menyusut ke level Rp14.306/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.295/USD. Rupiah hari ini tergelincir dengan bergerak di kisaran Rp14.306-Rp14.355/USD.
Sementara itu seperti dilansir Reuters, Dolar melayang di dekat level terendah enam minggu versus Yen Jepang pada sesi perdagangan Kamis pagi. Mata uang Jepang menjadi incaran investor karena penghindaran risiko yang mencengkeram pasar lebih luas di tengah kekhawatiran bahwa konflik perdagangan AS-China bisa meningkat.
Pasar dengan gugup menunggu dimulainya pembicaraan perdagangan dua hari di Washington, untuk melihat apakah negosiator China dapat meyakinkan Gedung Putih untuk membatalkan pengenaan tarif tinggi. Tercatat mata uang AS berdiri pada posisi 109,905 terhadap Yen setelah mencapai posisi terendah 109,70 dalam sesi semalam atau menjadi yang terlemah sejak 25 Maret.
Dolar terus melorot terhadap mata uang Jepang, yang telah naik terhadap sejumlah mata uang lainnya. Yen cenderung menarik permintaan di saat terjadi perselisihan politik dan gejolak pasar.
Sedangkan Dolar Australia diperdagangkan pada posisi 76,89 yen, tidak terlalu jauh dari level terendah empat bulan di 76,79 yang dicapai pada hari Senin. Mata uang Aussie telah turun sekitar 1,5% terhadap Yen Jepang sepanjang pekan ini.
Di sisi lain Euro berjuang pada level 123,09 saat melawan Yen Jepang, setelah turun 1% minggu ini. Terhadap dolar, euro sedikit lebih tinggi menjadi 1,1196 usai menghabiskan minggu ini terjebak dalam kisaran 1,1218- 1,1155 per USD yang cenderung ketat.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka merosot tajam ke posisi Rp14.338/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah tak berdaya untuk meneruskan kinerja negatif dalam beberapa pekan terakhir di Rp14.305/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga masih berkutat di zona merah untuk ambruk menuju level Rp14.345/USD dan terus tenggelam. Sebelumnya rupiah juga lesu saat berhadapan dengan USD di level Rp14.315/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan keterpurukan rupiah pada sesi perdagangan pagi menjadi Rp14.300/USD dengan pergerakan harian Rp14.290 sampai dengan Rp14.350/USD. Peringkat tersebut memburuk dibandingkan kemarin Rp14.290/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange menyusut ke level Rp14.306/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.295/USD. Rupiah hari ini tergelincir dengan bergerak di kisaran Rp14.306-Rp14.355/USD.
Sementara itu seperti dilansir Reuters, Dolar melayang di dekat level terendah enam minggu versus Yen Jepang pada sesi perdagangan Kamis pagi. Mata uang Jepang menjadi incaran investor karena penghindaran risiko yang mencengkeram pasar lebih luas di tengah kekhawatiran bahwa konflik perdagangan AS-China bisa meningkat.
Pasar dengan gugup menunggu dimulainya pembicaraan perdagangan dua hari di Washington, untuk melihat apakah negosiator China dapat meyakinkan Gedung Putih untuk membatalkan pengenaan tarif tinggi. Tercatat mata uang AS berdiri pada posisi 109,905 terhadap Yen setelah mencapai posisi terendah 109,70 dalam sesi semalam atau menjadi yang terlemah sejak 25 Maret.
Dolar terus melorot terhadap mata uang Jepang, yang telah naik terhadap sejumlah mata uang lainnya. Yen cenderung menarik permintaan di saat terjadi perselisihan politik dan gejolak pasar.
Sedangkan Dolar Australia diperdagangkan pada posisi 76,89 yen, tidak terlalu jauh dari level terendah empat bulan di 76,79 yang dicapai pada hari Senin. Mata uang Aussie telah turun sekitar 1,5% terhadap Yen Jepang sepanjang pekan ini.
Di sisi lain Euro berjuang pada level 123,09 saat melawan Yen Jepang, setelah turun 1% minggu ini. Terhadap dolar, euro sedikit lebih tinggi menjadi 1,1196 usai menghabiskan minggu ini terjebak dalam kisaran 1,1218- 1,1155 per USD yang cenderung ketat.
(akr)