Perang Dagang Berkobar Lagi, China Siap Balas Kenaikan Tarif AS
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) meningkatkan perang tarif dengan China pada Jumat dengan menaikkan pajak barang-barang impor asal China senilai USD200 miliar di tengah-tengah pembicaraan terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan perdagangan.
Menanggapi tindakan tersebut, Beijing melalui Kementerian Perdagangan China menegaskan akan mengambil tindakan balasan, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Kendati demikian, para negosiator yang setuju untuk tetap berada di meja perundingan yang digelar di Washington untuk hari kedua ini memberi secercah harapan bahwa kesepakatan akan bisa dicapai dan menghilangkan ancaman utama bagi ekonomi global tersebut.
Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump, telah mengeluarkan perintah untuk menaikkan tarif, dengan mengatakan bahwa China telah melanggar kesepakatan dengan mengingkari komitmen sebelumnya yang dibuat selama berbulan-bulan negosiasi.
Di tengah negosiasi yang sedang berlangsung, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS memberlakukan bea 25% pada lebih dari 5.700 kategori produk impor asal China yang meninggalkan negara tersebut setelah pukul 12:01 EDT (0401 GMT) pada hari Jumat.
Kargo udara yang dikirim dari China sebelum tengah malam tidak dikenakan pajak baru selama mereka tiba di Amerika Serikat sebelum 1 Juni. Kargo tersebut masih akan dikenai tarif sebesar 10%.
Masa tenggang tidak diterapkan pada tiga putaran tarif sebelumnya yang diberlakukan tahun lalu pada barang-barang China, yang memiliki periode pemberitahuan lebih lama setidaknya tiga minggu sebelum bea masuk diberlakukan.
"Penundaan ini mungkin menciptakan jendela tidak resmi di mana AS dan China dapat terus bernegosiasi," tulis bank investasi Goldman Sachs dalam sebuah catatan, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/5/2019). Goldman Sachs menambahkan bahwa itu adalah tanda yang cukup positif bahwa pembicaraan masih terus berlanjut.
Trump memberi importir AS pemberitahuan kurang dari lima hari tentang keputusannya untuk meningkatkan tarif pada kategori barang USD200 miliar, yang sekarang cocok dengan kurs pada kategori mesin dan barang teknologi China senilai USD50 miliar sebelumnya. Dia juga mengancam akan mengenakan tarif baru segera.
Tak hanya itu, Trump pun mengatakan bahwa ia sama sekali tidak terburu-buru untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan dengan China.
Dalam cuitannya, Trump membela keputusannya itu dengan mengatakan bahwa pengenaan tarif akan menguntungkan Amerika lebih dari kesepakatan perdagangan mana pun.
"Tarif akan membawa lebih banyak kekayaan ke negara kita, bahkan daripada kesepakatan fenomenal dari jenis yang tradisional," tulis Trump dalam serangkaian posting di Twitter.
Para pejabat AS dan China akan memulai kembali perundingan Jumat pagi untuk hari kedua karena dua negara ekonomi terbesar di dunia berusaha untuk menuntaskan kesepakatan dagang antara kedua negara.
"Pembicaraan dengan China berlanjut dengan cara yang sangat menyenangkan - sama sekali tidak perlu terburu-buru," kata Trump. "Kami akan terus bernegosiasi dengan Cina dengan harapan bahwa mereka tidak lagi mencoba untuk mengulangi kesepakatan!" tandasnya.
Menanggapi tindakan tersebut, Beijing melalui Kementerian Perdagangan China menegaskan akan mengambil tindakan balasan, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Kendati demikian, para negosiator yang setuju untuk tetap berada di meja perundingan yang digelar di Washington untuk hari kedua ini memberi secercah harapan bahwa kesepakatan akan bisa dicapai dan menghilangkan ancaman utama bagi ekonomi global tersebut.
Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump, telah mengeluarkan perintah untuk menaikkan tarif, dengan mengatakan bahwa China telah melanggar kesepakatan dengan mengingkari komitmen sebelumnya yang dibuat selama berbulan-bulan negosiasi.
Di tengah negosiasi yang sedang berlangsung, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS memberlakukan bea 25% pada lebih dari 5.700 kategori produk impor asal China yang meninggalkan negara tersebut setelah pukul 12:01 EDT (0401 GMT) pada hari Jumat.
Kargo udara yang dikirim dari China sebelum tengah malam tidak dikenakan pajak baru selama mereka tiba di Amerika Serikat sebelum 1 Juni. Kargo tersebut masih akan dikenai tarif sebesar 10%.
Masa tenggang tidak diterapkan pada tiga putaran tarif sebelumnya yang diberlakukan tahun lalu pada barang-barang China, yang memiliki periode pemberitahuan lebih lama setidaknya tiga minggu sebelum bea masuk diberlakukan.
"Penundaan ini mungkin menciptakan jendela tidak resmi di mana AS dan China dapat terus bernegosiasi," tulis bank investasi Goldman Sachs dalam sebuah catatan, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/5/2019). Goldman Sachs menambahkan bahwa itu adalah tanda yang cukup positif bahwa pembicaraan masih terus berlanjut.
Trump memberi importir AS pemberitahuan kurang dari lima hari tentang keputusannya untuk meningkatkan tarif pada kategori barang USD200 miliar, yang sekarang cocok dengan kurs pada kategori mesin dan barang teknologi China senilai USD50 miliar sebelumnya. Dia juga mengancam akan mengenakan tarif baru segera.
Tak hanya itu, Trump pun mengatakan bahwa ia sama sekali tidak terburu-buru untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan dengan China.
Dalam cuitannya, Trump membela keputusannya itu dengan mengatakan bahwa pengenaan tarif akan menguntungkan Amerika lebih dari kesepakatan perdagangan mana pun.
"Tarif akan membawa lebih banyak kekayaan ke negara kita, bahkan daripada kesepakatan fenomenal dari jenis yang tradisional," tulis Trump dalam serangkaian posting di Twitter.
Para pejabat AS dan China akan memulai kembali perundingan Jumat pagi untuk hari kedua karena dua negara ekonomi terbesar di dunia berusaha untuk menuntaskan kesepakatan dagang antara kedua negara.
"Pembicaraan dengan China berlanjut dengan cara yang sangat menyenangkan - sama sekali tidak perlu terburu-buru," kata Trump. "Kami akan terus bernegosiasi dengan Cina dengan harapan bahwa mereka tidak lagi mencoba untuk mengulangi kesepakatan!" tandasnya.
(fjo)