Menjelang Lebaran, Pelayanan LRT Sumsel Akan Ditingkatkan
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Lebaran Tahun 2019 / 1440 H, pengoperasian Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan akan ditingkatkan. Peningkatan ini antara lain memperbaiki sinyal atau jaringan, rel, waktu, serta sarana dari LRT. Jumlah kereta yang selama ini beroperasi sebanyak 6 kereta akan ditingkatkan menjadi 8 kereta.
"Seperti diketahui selama 11 bulan ini kita masih uji coba, jadi kita baru operasikan 6 kereta dan nantinya kita akan operasikan 8 kereta. Banyak hal kita lakukan perbaikan, oleh karena itu kita akan rencanakan di bulan Juni akan lakukan suatu operasi yang level of service nya jauh lebih baik dari sekarang," tutur Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya di Jakarta, Sabtu (11/5).
"Kalau sekarang headway-nya (waktu tunggu kedatangan) masih diatas 30 menit, nanti kita akan tekan jadi hanya 15 menit dengan kereta yang lebih rutin jadwalnya dan lebih banyak. Kemudian waktu tempuh dari ujung ke ujung tadinya 62 menit, nantinya bisa sekitar 42 menit. Ini akan jadi satu standar yang kita buat sedemikian ketat," tambahnya.
Sambung dia menambahkan,mulai awal Juni 2019 waktu tempuh LRT Palembang sepanjang stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Stasiun DJKA dipersingkat menjadi 42 menit dari 62 menit. Selain itu, waktu tunggu juga dipersingkat jadi 15 menit dari saat ini 30 menit.
"Waktu juga saya minta di inventarisasi. Pagi dari jam 06.00 psampai jam 21.00 itu pengoperasian yang paling ramai, maka suplai dari LRT harus dipastikan juga banyak. Sore juga demikian. Sehingga kebutuhan masyarakat di waktu-waktu puncak bisa ditekan dengan headway lebih pendek, dan waktu tempuh yang tinggi. Sementara di jam-jam kosong, headway bisa dibuat lebih longgar," tambahnya.
Selain meningkatkan operasional LRT, Kementerian Perhubungan juga memberikan dukungan pemerintah daerah untuk mengatur integrasi transportasi antarmoda agar menjadi lebih baik. Salah satunya dengan menambahkan angkutan antarmoda seperti bus damri, BRT (Transmusi), dan angkutan sungai pada daerah-daerah yang merupakan pergerakan utama.
"Jadi Palembang ini sebenarnya antarmodanya lengkap karena ada angkutan air, kalau tempat lain jarang seperti ini. Saya bersama Pak Walikota Palembang bersama-sama dengan pihak terkait akan mengatur antar moda agar lebih bagus. Saya sampaikan pemerintah pusat akan mendukung pemerintah daerah untuk melakukan survei big data di mana daerah-daerah yang merupakan pergerakan utama, nanti disitu akan kita tambah angkutan-angkutan," ungkap Menhub Budi.
Peningkatan operasional LRT ini akan dilakukan mulai bulan Juni dan akan dilakukan evaluasi setelah 2 minggu - 1 bulan dijalankan. Harapan Menhub, dengan pengoperasian secara penuh ini akan meningkatkan okupansi dari 30% menjadi 60% dalam 6 bulan kedepan.
"Kita akan mulai operasi ini nanti bulan Juni dan kita akan evaluasi setelah 2 minggu, 1 bulan, supaya LRT ini menjadi lebih bagus. Untuk okupansi saya harapkan menjadi 60 persen, kira-kira mungkin dalam 6 bulan kemudian," tutup Menhub.
"Seperti diketahui selama 11 bulan ini kita masih uji coba, jadi kita baru operasikan 6 kereta dan nantinya kita akan operasikan 8 kereta. Banyak hal kita lakukan perbaikan, oleh karena itu kita akan rencanakan di bulan Juni akan lakukan suatu operasi yang level of service nya jauh lebih baik dari sekarang," tutur Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya di Jakarta, Sabtu (11/5).
"Kalau sekarang headway-nya (waktu tunggu kedatangan) masih diatas 30 menit, nanti kita akan tekan jadi hanya 15 menit dengan kereta yang lebih rutin jadwalnya dan lebih banyak. Kemudian waktu tempuh dari ujung ke ujung tadinya 62 menit, nantinya bisa sekitar 42 menit. Ini akan jadi satu standar yang kita buat sedemikian ketat," tambahnya.
Sambung dia menambahkan,mulai awal Juni 2019 waktu tempuh LRT Palembang sepanjang stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Stasiun DJKA dipersingkat menjadi 42 menit dari 62 menit. Selain itu, waktu tunggu juga dipersingkat jadi 15 menit dari saat ini 30 menit.
"Waktu juga saya minta di inventarisasi. Pagi dari jam 06.00 psampai jam 21.00 itu pengoperasian yang paling ramai, maka suplai dari LRT harus dipastikan juga banyak. Sore juga demikian. Sehingga kebutuhan masyarakat di waktu-waktu puncak bisa ditekan dengan headway lebih pendek, dan waktu tempuh yang tinggi. Sementara di jam-jam kosong, headway bisa dibuat lebih longgar," tambahnya.
Selain meningkatkan operasional LRT, Kementerian Perhubungan juga memberikan dukungan pemerintah daerah untuk mengatur integrasi transportasi antarmoda agar menjadi lebih baik. Salah satunya dengan menambahkan angkutan antarmoda seperti bus damri, BRT (Transmusi), dan angkutan sungai pada daerah-daerah yang merupakan pergerakan utama.
"Jadi Palembang ini sebenarnya antarmodanya lengkap karena ada angkutan air, kalau tempat lain jarang seperti ini. Saya bersama Pak Walikota Palembang bersama-sama dengan pihak terkait akan mengatur antar moda agar lebih bagus. Saya sampaikan pemerintah pusat akan mendukung pemerintah daerah untuk melakukan survei big data di mana daerah-daerah yang merupakan pergerakan utama, nanti disitu akan kita tambah angkutan-angkutan," ungkap Menhub Budi.
Peningkatan operasional LRT ini akan dilakukan mulai bulan Juni dan akan dilakukan evaluasi setelah 2 minggu - 1 bulan dijalankan. Harapan Menhub, dengan pengoperasian secara penuh ini akan meningkatkan okupansi dari 30% menjadi 60% dalam 6 bulan kedepan.
"Kita akan mulai operasi ini nanti bulan Juni dan kita akan evaluasi setelah 2 minggu, 1 bulan, supaya LRT ini menjadi lebih bagus. Untuk okupansi saya harapkan menjadi 60 persen, kira-kira mungkin dalam 6 bulan kemudian," tutup Menhub.
(akr)