Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Rampung Tahun 2020

Rabu, 15 Mei 2019 - 08:08 WIB
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung...
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Rampung Tahun 2020
A A A
BANDUNG - Pembangunan proyek kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung ditargetkan rampung akhir 2020. Proyek tersebut nantinya bakal terintegrasi dengan infrastruktur transportasi lain di Bandung dan sekitarnya sehingga membantu tumbuhnya kawasan ekonomi baru.

Setelah rampung akhir tahun depan, KA cepat yang pertama di kawasan Asia Tenggara itu diharapkan dapat beroperasi pada 2021. Target tersebut optimistis tercapai setelah melihat progres pembangunan hingga kemarin yang telah mencapai 17,8%.

“Akhir 2019 kami harap progresnya bisa mencapai 60%. Saya akan terus mengawal dan memastikan proyek berjalan baik. Semua ini juga tidak terlepas dari dukungan dari semua pihak, baik Pemda Jawa Barat, stakeholder dan masyarakat,” ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno saat menyaksikan pengerjaan penembusan tunnel Walini di kawasan Perkebunan Maswati, Desa Kanagasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, kemarin.

Pengerjaan terowongan sepanjang 608 meter itu dilaksanakan selama 15 bulan. Ini adalah tunnel pertama dari 13 tunnel jalur kereta cepat Jakarta-Bandung lainnya yang berhasil ditembus.

Selain Rini, detik-detik penembusan Tunnel Walini yang dikemas dalam seremonial bertajuk “Tunnel Walini Breakthrough” itu juga turut disaksikan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian, Direktur Jendral Pengadaaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Arie Yuriwin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna serta sejumlah Direksi BUMN.

Pada kesempatan tersebut, Rini menegaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian BUMN terus mendorong penyelesaian proyek Kereta Cepat sehingga nantinya kehadiran proyek ini mampu menciptakan pusat-pusat perekonomian baru.

“Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, keberadaan proyek ini bertujuan mengurai kepadatan baik di Jakarta maupun di Bandung sehingga mampu menciptakan pusat-pusat perekonomian yang baru dan mendorong pemerataan ekonomi," tuturnya.

Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra menyampaikan apresiasi kepada para kontraktor atas keberhasilannya menembus Tunnel Walini. Pengerjaan tunnel menjadi salah satu prioritas dalam proyek kereta cepat Jakarta Bandung dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan durasi kerja yang lama. Dengan demikian, Chandra meyakini bahwa titik-titik pembangunan lainnya yang kini sedang dikerjakan akan segera rampung.

Apresiasi yang sama juga ditujukan kepada Pemerintah Indonesia yang selama ini terus memberikan dukungan dan berperan aktif dalam menyelesaikan sejumlah hambatan yang dihadapi saat mengerjakan proyek kereta cepat.

"Berkat dukungan dari seluruh pihak, kini, Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung telah mencapai progress 17,38%. Pembangunannya sedang digelar secara masif dan merata di berbagai titik guna mencapai target progress pada akhir tahun ini 59,78%,” ujarnya.

"Milestone ini akan semakin menumbuhkan keyakinan dalam diri masyarakat Indonesia bahwa memiliki kereta cepat di Indonesia bukan lagi menjadi impian yang tidak bisa diwujudkan," ungkap Chandra.

Sebagai tunnel pertama yang berhasil ditembus, Tunnel Walini memiliki lebar diameter dalam mencapai 12,6 meter dan lebar diameter luar mencapai 14,3 meter. Terowongan ini memiliki wesel di dalamnya serta dua jalur kereta cepat dengan posisi DK95+472 pada inlet dan DK96+080 pada outlet. Sisi outlet dari tunnel ini akan langsung terhubung dengan Stasiun Walini.

Proses konstruksi Tunnel Walini dilakukan pada sisi inlet dan outlet secara bersamaan dengan menggunakan metode open-cut dengan menggali permukaan tanah hingga ke dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu (slope angle). Tunnel Walini sendiri merupakan tunnel garis lurus dengan kemiringan satu per mil dan memiliki klasifikasi tingkat batuan yang cukup tinggi (grade V) serta kedalaman maksimum 37 meter.

Dengan metode ini, sisi inlet tunnel memiliki total panjang galian 228 meter sedangkan sisi outlet sepanjang 380 meter. Pengerjaannya sendiri melibatkan lebih dari 120 pekerja konstruksi dengan penggalian tunnel mencapai rata–rata 35 meter dan pengecoran secondary lining rata-rata 36 meter setiap bulannya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut baik progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dinilai luar biasa. Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil berharap, di akhir 2019, konstruksi KCJB bisa mencapai progres yang lebih mendekati target sehingga kereta cepat tersebut beroperasi pada 2021.

Dengan kewenangannya sebagai Gubernur, Emil menyatakan, Pemprov Jabar telah menyelesaikan berbagai dinamika yang mengemuka selama proyek berlangsung. "Terakhir kita bahas yang melewati Purwakarta, melewati tambang-tambang yang juga bagian dari jalur. Kemudian, kita juga sudah putuskan koneksi dari Tegalluar ke Kota Bandung dengan LRT adalah dua kilometer. Dari situ nyambung ke eksisting jalur kereta ke Kebonkawung, pusat Kota Bandung," papar Emil.

Selain itu, ujar Emil, akan dibangun stasiun transit yang berlokasi di kawasan sekitar Masjid Raya Al-Jabbar, tepatnya di Gedebage, Kota Bandung.

Menurut Emil, proyek kereta api cepat ini akan menjadi kebanggaan nasional. Selain mendukung pergerakan ekonomi, kehadiran kereta cepat juga diyakini melahirkan kota-kota baru.

"Penduduk Jawa Barat ini hampir 50 juta. Dengan lahirnya kota-kota baru akan menjadi titik pemerataan pertumbuhan. Suatu saat, bukan tidak mungkin ada warga Walini kerjanya di Jakarta," katanya.

Dia berharap, model percepatan transportasi ini bisa menjadi penghubung di daerah strategis lain dengan pertumbuhan industrinya yang cepat.

Sementara itu, Rini mengatakan, terkait pembebasan lahan sudah hampir rampung 100%. Saat ini, kata dia, terdapat sekitar 4% pembebasan lahan yang sedang dirampungkan dan diharapkan tak mendapati masalah berarti.

Dalam rancanganya ke depan, stasiun kereta cepat Walini akan terkoneksi dengan moda transportasi umum lainnnya guna meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat pada kawasan tersebut.

"Dengan lahan seluas 1.278 hektare, Walini merupakan salah satu titik proyek kereta cepat yang diproyeksikan sebagai kawasan TOD (Transit Oriented Development)," kata Chandra.

Adapun sistem integrasi dan pembangunan infrastruktur transportasi umum yang baik pada kawasan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat, sehingga dapat menstimulasi daya saing dan penumbuhan ekonomi secara efektif.

Di bagian lain, proyek pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya hingga saat ini masih menunggu selesainya studi kelayakan yang dikerjakan Japan International Cooperation Agency (JICA). Study tersebut baru akan dimulai pada Juni mendatang.

Terkait hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan memyerahkan studi kelayakan sepenuhnya kepada JICA selaku pengembang proyek. “Selanjutnya setelah studi kelayakan pemerintah akan memfasilitasi,” kata Budi di Palembang, pekan lalu.

Dia menambahkan FS akan memakan waktu sekitar setahun. Adapun pengerja annyasekitar 3-4 tahun ke depan. (Agung Bakti Sarasa/Ichsan Amin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1181 seconds (0.1#10.140)