BI: Tukar Duit Lebaran di Inang-inang Banyak Uang Palsu
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan, beberapa tempat penukaran uang Lebaran yang tidak resmi seperti Inang-inang bakal banyak merugikan konsumen. Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi menerangkan, alasannya karena banyak uang palsu yang dijual oleh Inang-inang yang mana agak sulit dikenali keasliannya.
"Kalau tukar di inang-inang, Anda mau ada risiko bahwa gepokan itu diselipin uang palsu dan bayar lebih untuk menukar itu. Lebih baik begini, ada 16 bank, bisa pakai apa saja, pakai ATM mana saja karena sekarang sudah Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)," ujar Rosmaya di Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Lebih lanjut, Ia mengaku sulit untuk menangkap inang-inang yang menyebarkan uang palsu karena sulit dilacak. "Seperti apa, susah. Karena dia udah nyicil dari bulan-bulan lalu, mana kita tahu. Lebih baik dari pihak yang menukar uang, jangan mau memilih terpapar risiko," jelasnya.
BI sendiri mengimbau masyarakat untuk menukar uang Lebaran di tempat-tempat penukaran resmi, baik yang diselenggarakan oleh BI, perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh BI. Hal tersebut semata-mata agar kenyamanan dan keamanan penukaran uang dapat terjaga.
Sementara itu, realisasi penukaran uang di titik penukaran Lapangan IRTI Monas sudah mencapai Rp28,5 miliar dengan jumlah penukar sebanyak 9.976 orang. BI sendiri telah menyiapkan 2.900 titik lokasi penukaran uang di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk menjangkau daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil) terhitung mulai tanggal 13 Mei 2019-1 Juni 2019.
Selama periode 2 hingga 16 Mei 2019, realisasi uang yang dikeluarkan BI (outflow) mencapai sebesar Rp37,8 triliun atau 17,4% dari proyeksi outflow selama Ramadan/Idul Fitri 2019 (Rp217,1 triliun). Berdasarkan wilayah, realisasi tertinggi terjadi di Jawa non Kantor Pusat (KP) sebesar Rp15,0 triliun dan KP sebesar Rp9,4 triliun.
"Kalau tukar di inang-inang, Anda mau ada risiko bahwa gepokan itu diselipin uang palsu dan bayar lebih untuk menukar itu. Lebih baik begini, ada 16 bank, bisa pakai apa saja, pakai ATM mana saja karena sekarang sudah Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)," ujar Rosmaya di Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Lebih lanjut, Ia mengaku sulit untuk menangkap inang-inang yang menyebarkan uang palsu karena sulit dilacak. "Seperti apa, susah. Karena dia udah nyicil dari bulan-bulan lalu, mana kita tahu. Lebih baik dari pihak yang menukar uang, jangan mau memilih terpapar risiko," jelasnya.
BI sendiri mengimbau masyarakat untuk menukar uang Lebaran di tempat-tempat penukaran resmi, baik yang diselenggarakan oleh BI, perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh BI. Hal tersebut semata-mata agar kenyamanan dan keamanan penukaran uang dapat terjaga.
Sementara itu, realisasi penukaran uang di titik penukaran Lapangan IRTI Monas sudah mencapai Rp28,5 miliar dengan jumlah penukar sebanyak 9.976 orang. BI sendiri telah menyiapkan 2.900 titik lokasi penukaran uang di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk menjangkau daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil) terhitung mulai tanggal 13 Mei 2019-1 Juni 2019.
Selama periode 2 hingga 16 Mei 2019, realisasi uang yang dikeluarkan BI (outflow) mencapai sebesar Rp37,8 triliun atau 17,4% dari proyeksi outflow selama Ramadan/Idul Fitri 2019 (Rp217,1 triliun). Berdasarkan wilayah, realisasi tertinggi terjadi di Jawa non Kantor Pusat (KP) sebesar Rp15,0 triliun dan KP sebesar Rp9,4 triliun.
(akr)