Kementan Libatkan Perbankan Kejar Target Swasembada Bawang Putih
A
A
A
LOMBOK - Kementerian Pertanian terus meningkatkan luas areal pertanaman ke daerah yang berpotensi menjadi sentra bawang putih, termasuk Sembalun Lombok Timur.
Sebagai salah satu sentra bawang putih terbesar, Sembalun memiliki potensi 4000 hektare lahan. Sampai saat ini baru sekitar 2000 hektare yang ditanami bawang putih. Pada 2018 lalu Lombok Timur mendapat alokasi bantuan 1642 hektare dari Kementerian Pertanian. Sementara tahun ini direncanakan penambahan 1000 hektare lebih.
Saat meninjau kawasan bawang putih bantuan APBN 2018 seluas 500 hektare di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun Lombok Timur, Jumat (17/5/2019), Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Liliek Sri Utami beserta rombongan mengaku optimis swasembada bisa dicapai.
"Menanam bawang putih bagi masyarakat Sembalun sudah jadi budaya. Tingkat swadayanya tinggi untuk tanam bawang putih. Hampir tiap keluarga di sini tanam bawang putih. Kondisi tanamannya subur, bagus-bagus," ujar Liliek.
Dirinya menjelaskan, pola tanam juga sudah makin berkembang. Ada yang monokultur, ada juga yang tumpangsari dengan cabai bahkan bawang merah.
"Saat umur bawang putih mencapai 1 bulan, ditanam cabai keriting di sela-sela bedengan. Ini trik petani menambah penghasilan," tambahnya.
Menurut Liliek, pihaknya terus berupaya membenahi sistem penyaluran bantuan sarana produksi bawang putih melalui program APBN.
"Kami terus perbaiki mekanisme penyaluran bantuan pemerintah kepada petani, baik dalam bentuk barang maupun uang. Prinsipnya bagaimana petani bisa memperoleh bantuan benih dan sarana produksi tepat sesuai musim tanamnya dengan harga yang lebih murah," katanya.
Rencananya, Direktorat Jenderal Hortikultura menggandeng BRI sebagai calon mitra pemerintah dalam menyalurkan bantuan ke kelompok tani dalam bentuk uang. Upaya tersebut menurutnya dapat membantu petani memenuhi kebutuhan sarana produksinya sesuai jadwal tanam mereka, tanpa harus menunggu proses lelang pengadaan barang pada umumnya.
Perwakilan BRI cabang Lombok Timur, I Made Agus menyatakan pihaknya siap bekerja sama mendukung program Kementan mewujudkan target swasembada bawang putih khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Keterlibatan pihak Perbankan dalam mempermudah penyaluran dana APBN diharapkan makin memudahkan petani menanam tepat waktu. Harapannya swasembada bisa terwujud," ujar Agus.
Azis, salah satu penangkar benih bawang putih Sembalun berharap bantuan APBN bisa lebih tepat waktu dan sasaran. "Alhamdulillah bantuan APBN 2018 di Desa Sajang berjalan bagus. Di sini tidak kurang dari 500 hektare bawang putih tertanam dengan produktivitas rata-rata 18–20 ton per hektare. Hasil panennya akan dipakai sebagai benih untuk penanaman tahun 2019," ucap Azis.
Aziz juga menuturkan bahwa varietas lokal menjadi tren favorit para petani. Petani menyukai varietas Lumbu Putih atau biasa dinamakan Si Bagong sebagai benih unggulan.
"Ke depan kami minta pemerintah lebih fokus pada penyerapan hasil panen petani supaya target produksi benih bisa dicapai. Selain kepastian waktu penyaluran bantuan sarana produksi, petani juga butuh kepastian penjualan," ujar Azis.
Sebagai salah satu sentra bawang putih terbesar, Sembalun memiliki potensi 4000 hektare lahan. Sampai saat ini baru sekitar 2000 hektare yang ditanami bawang putih. Pada 2018 lalu Lombok Timur mendapat alokasi bantuan 1642 hektare dari Kementerian Pertanian. Sementara tahun ini direncanakan penambahan 1000 hektare lebih.
Saat meninjau kawasan bawang putih bantuan APBN 2018 seluas 500 hektare di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun Lombok Timur, Jumat (17/5/2019), Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Liliek Sri Utami beserta rombongan mengaku optimis swasembada bisa dicapai.
"Menanam bawang putih bagi masyarakat Sembalun sudah jadi budaya. Tingkat swadayanya tinggi untuk tanam bawang putih. Hampir tiap keluarga di sini tanam bawang putih. Kondisi tanamannya subur, bagus-bagus," ujar Liliek.
Dirinya menjelaskan, pola tanam juga sudah makin berkembang. Ada yang monokultur, ada juga yang tumpangsari dengan cabai bahkan bawang merah.
"Saat umur bawang putih mencapai 1 bulan, ditanam cabai keriting di sela-sela bedengan. Ini trik petani menambah penghasilan," tambahnya.
Menurut Liliek, pihaknya terus berupaya membenahi sistem penyaluran bantuan sarana produksi bawang putih melalui program APBN.
"Kami terus perbaiki mekanisme penyaluran bantuan pemerintah kepada petani, baik dalam bentuk barang maupun uang. Prinsipnya bagaimana petani bisa memperoleh bantuan benih dan sarana produksi tepat sesuai musim tanamnya dengan harga yang lebih murah," katanya.
Rencananya, Direktorat Jenderal Hortikultura menggandeng BRI sebagai calon mitra pemerintah dalam menyalurkan bantuan ke kelompok tani dalam bentuk uang. Upaya tersebut menurutnya dapat membantu petani memenuhi kebutuhan sarana produksinya sesuai jadwal tanam mereka, tanpa harus menunggu proses lelang pengadaan barang pada umumnya.
Perwakilan BRI cabang Lombok Timur, I Made Agus menyatakan pihaknya siap bekerja sama mendukung program Kementan mewujudkan target swasembada bawang putih khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Keterlibatan pihak Perbankan dalam mempermudah penyaluran dana APBN diharapkan makin memudahkan petani menanam tepat waktu. Harapannya swasembada bisa terwujud," ujar Agus.
Azis, salah satu penangkar benih bawang putih Sembalun berharap bantuan APBN bisa lebih tepat waktu dan sasaran. "Alhamdulillah bantuan APBN 2018 di Desa Sajang berjalan bagus. Di sini tidak kurang dari 500 hektare bawang putih tertanam dengan produktivitas rata-rata 18–20 ton per hektare. Hasil panennya akan dipakai sebagai benih untuk penanaman tahun 2019," ucap Azis.
Aziz juga menuturkan bahwa varietas lokal menjadi tren favorit para petani. Petani menyukai varietas Lumbu Putih atau biasa dinamakan Si Bagong sebagai benih unggulan.
"Ke depan kami minta pemerintah lebih fokus pada penyerapan hasil panen petani supaya target produksi benih bisa dicapai. Selain kepastian waktu penyaluran bantuan sarana produksi, petani juga butuh kepastian penjualan," ujar Azis.
(alf)