Petani Parigi Moutong Dimotivasi untuk Budidaya Jagung di Lahan Perkebunan Kelapa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para penyuluh di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, memotivasi para petani untuk maksimalkan produktivitas pangan lokal. Caranya dengan melakukan budidaya jagung pada lahan perkebunan kelapa.
Langkah para penyuluh dan petani di Parigi Moutong diapresiasi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Menurutnya, petani harus memaksimalkan lahan yang ada dan melakukan percepatan tanam
"Petani bersama penyuluh harus melakukan percepatan tanam demi menjaga stok pangan. Jangan berhenti menanam. Manfaatkan lahan yang tersedia, ada lahan perkebunan, lahan rawa, bahkan lahan pekarangan. Manfaatkan semuanya. Jangan ada lahan yang menganggur, selesai panen langsung tanam,” kata SYL.
Sedangkan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, mengingatkan jika ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Namun, Dedi mengingatkan agar petani dan penyuluh memaksimalkan produktivitas pangan lokal.
"Stop konsumsi pangan impor. Mulai saat ini, kita harus memaksimalkan pangan lokal, pangan dari lahan kita sendiri, pangan hasil petani kita sendiri. Indonesia sangat kaya, memiliki banyak pangan berkabohidrat tinggi yang bisa dijadikan pangganti beras, ada ubi jalar, ubi kayu, umbi-umbian, jagung dan masih banyak lagi," tutur Dedi dalam keterangan resmi, Selasa (9/6/2020).
Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Sidoan, Kabupaten Parigi Moutong, Cheris, mengatakan petani dan penyuluh di daerahnya terus berkreasi untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, meski lahan di wilayahnya terbatas karena mayoritas ditumbuhi pohon kelapa.
Cheris menuturkan, pada umumnya lahan di Kecamatan Sidoan banyak berada dibawah pohon kelapa, sehingga untuk meningkatkan luas lahan pertanaman jagung, maka penyuluh pertanian terus memotivasi dan menggerakkan petani untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk dijadikan lokasi penanaman jagung.
"Antisipasi krisis pangan sudah mulai kami lakukan sejak tahun 2019 dengan memanfaatkan lahan di sela pohon kelapa dan hasilnya cukup bagus, petani kami rata-rata hasil panennya mencapai 5,6 ton per hektar (ha). Khusus di Desa Bondoyong, kami memiliki Potensi lahan 11 ha dan saat ini yg tertanam baru 2 ha," tutur Cheris.
Anggota Kelompok Tani Mosintuwu Desa Bondoyong Kecamatan Sidoan, Kabupaten Parigi Moutong, Yanus Allo, menuturkan lahan kelapa di wilayah tersebut sudah turun dimanfaatkan kelapanya tetapi belum dimanfaatkan untuk tanaman yang lain.
"Kami sangat berterima kasih pada PPL yang sudah mengarahkan kami memanfaatkan lahan kelapa. Sebelumnya kami hanya memperoleh hasil dari kelapa tapi sekarang kami dapat tambahan dari hasil jagung, yang hasilnya hampir sama dengan kelapa. Bahkan jika harga bagus, bisa lebih baik dari kelapa," ungkapnya.
Langkah para penyuluh dan petani di Parigi Moutong diapresiasi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Menurutnya, petani harus memaksimalkan lahan yang ada dan melakukan percepatan tanam
"Petani bersama penyuluh harus melakukan percepatan tanam demi menjaga stok pangan. Jangan berhenti menanam. Manfaatkan lahan yang tersedia, ada lahan perkebunan, lahan rawa, bahkan lahan pekarangan. Manfaatkan semuanya. Jangan ada lahan yang menganggur, selesai panen langsung tanam,” kata SYL.
Sedangkan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, mengingatkan jika ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Namun, Dedi mengingatkan agar petani dan penyuluh memaksimalkan produktivitas pangan lokal.
"Stop konsumsi pangan impor. Mulai saat ini, kita harus memaksimalkan pangan lokal, pangan dari lahan kita sendiri, pangan hasil petani kita sendiri. Indonesia sangat kaya, memiliki banyak pangan berkabohidrat tinggi yang bisa dijadikan pangganti beras, ada ubi jalar, ubi kayu, umbi-umbian, jagung dan masih banyak lagi," tutur Dedi dalam keterangan resmi, Selasa (9/6/2020).
Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Sidoan, Kabupaten Parigi Moutong, Cheris, mengatakan petani dan penyuluh di daerahnya terus berkreasi untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, meski lahan di wilayahnya terbatas karena mayoritas ditumbuhi pohon kelapa.
Cheris menuturkan, pada umumnya lahan di Kecamatan Sidoan banyak berada dibawah pohon kelapa, sehingga untuk meningkatkan luas lahan pertanaman jagung, maka penyuluh pertanian terus memotivasi dan menggerakkan petani untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk dijadikan lokasi penanaman jagung.
"Antisipasi krisis pangan sudah mulai kami lakukan sejak tahun 2019 dengan memanfaatkan lahan di sela pohon kelapa dan hasilnya cukup bagus, petani kami rata-rata hasil panennya mencapai 5,6 ton per hektar (ha). Khusus di Desa Bondoyong, kami memiliki Potensi lahan 11 ha dan saat ini yg tertanam baru 2 ha," tutur Cheris.
Anggota Kelompok Tani Mosintuwu Desa Bondoyong Kecamatan Sidoan, Kabupaten Parigi Moutong, Yanus Allo, menuturkan lahan kelapa di wilayah tersebut sudah turun dimanfaatkan kelapanya tetapi belum dimanfaatkan untuk tanaman yang lain.
"Kami sangat berterima kasih pada PPL yang sudah mengarahkan kami memanfaatkan lahan kelapa. Sebelumnya kami hanya memperoleh hasil dari kelapa tapi sekarang kami dapat tambahan dari hasil jagung, yang hasilnya hampir sama dengan kelapa. Bahkan jika harga bagus, bisa lebih baik dari kelapa," ungkapnya.
(bon)