Heliport Komersial Majukan Bisnis Penerbangan

Selasa, 21 Mei 2019 - 10:48 WIB
Heliport Komersial Majukan Bisnis Penerbangan
Heliport Komersial Majukan Bisnis Penerbangan
A A A
TANGERANG - Kehadiran bandara khusus helikopter (heliport) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang diharapkan berdampak positif bagi bisnis penerbangan yang kini tengah lesu.

Terutama bagi pengelola Bandara Soetta, PT Angkasa Pura (AP) II yang akan dibentuk menjadi holding penerbangan, kehadiran heliport ini juga bernilai sangat ekonomis.

Hal ini diungkapkan oleh Vice President Corporate Communication AP II Yado Yarismano. Dikatakan Yado, pembangunan heliport itu merupakan kerja sama 30 tahun antara PT Whitesky Aviation dan AP II. ”Terkait bisnisnya ya. Ini nanti metodenya BOT 30 tahun dengan revenue sharing-nya sekitar 25%,” kata Yado.

Dilanjutkan Yado, pihaknya juga membantu pelayanan taksi helikopter ini agar maksimal. Pelayanan itu antara lain dengan menyiapkan konter-konter pelayanan di masing-masing terminal Bandara Soetta.

"Nantinya juga akan disiapkan konter-konter untuk pelayanan di terminal kami, dan nanti di platform Indonesia, airport juga akan masuk informasi terkait moda transportasi ini," sambung Yado lagi.

Sementara untuk layanan bus pengumpan dari heliport menuju terminal, serta tempat tunggunya akan disiapkan oleh pengelola helicity, yakni PT Whitesky Aviation. ”Nanti akan ada shuttle khusus yang disiapkan, karena itu bagian dari pelayanan helicity. Untuk ruang tunggu dan lainnya disiapkan helicity di heliport-nya," jelasnya.

Yado berharap, melalui kerja sama ini, AP II dapat mengembangkan bisnis anorganiknya sehingga perusahaan BUMN ini dapat terus berkembang dari yang ada sebelumnya. "Dari segi bisnis, harapannya, AP2 dapat mengembangkan bisnisnya dan heliport dapat memberikan alternatif moda transportasi bagi pengguna jasa bandara," sambungnya.

Terkait dengan akses, dia mengaku saat ini proses perbaikan terowongan yang mengalami longsor pada 5 Februari 2018 tengah dikebut. Lokasi tersebut hanya berjarak satu kilometer dari heliport.

Saat ini jalan alternatif yang sempat ditutup itu mulai diuji coba untuk kendaraan. Meski demikian, proses uji coba masih sangat terbatas. Apalagi, progres pembangunan underpass yang longsor itu belum genap 100% sehingga harus sangat berhati-hati.

Senior Manager of Branch Communications and Legal Bandara Soetta Febri Toga Simatupang mengatakan, proses uji coba ini dibatasi mulai pukul 04.00–09.00 WIB dan pukul 15.00–21.00 WIB.

"Hanya ada beberapa kekurangan yang sifatnya finishing, seperti kelengkapan rambu, marka, penambahan separator atau media jalan, serta sarana pendukung lain. Tinggal dipercantik saja," sambungnya.

Febri menyatakan tidak ada pembatasan kendaraan pada saat jalan tersebut dioperasikan nanti. Hanya, kendaraan bertonase besar dilarang melintas karena getarannya. ”Larangan juga berlaku bagi kendaraan yang dengan tinggi tertentu yang dapat mengganggu dan merusak portal atau underpass," tambahnya.

Menurut dia, perbaikan underpass berjalan cukup lancar sehingga uji coba akan dilakukan hingga satu pekan atau tujuh hari. Hal itu untuk memperhatikan faktor keselamatan dari pengoperasian jalan tersebut. (Hasan Kurniawan)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0471 seconds (0.1#10.140)