Raih Keuntungan Melalui Bisnis Fintech
A
A
A
WIRAUSAHA kelahiran Zimbabwe, Valerie Moran, menjadi perempuan kulit hitam pertama yang masuk dalam daftar orang kaya di Inggris versi harian The Sunday Times. Dia berada pada peringkat ke-970 bersama suaminya, Noel.
Pasangan itu mendapatkan kekayaan senilai 122 juta poundsterling karena kepemilikan 81,5% saham mereka di perusahaan teknologi keuangan atau financial technology (fintech) bernama Prepaid Financial Services (PFS). Valerie berada pada peringkat ke-970 orang terkaya di Inggris. Dia menguasai 16,3% saham di perusahaan tersebut.
Saat ini dia masih menjadi kepala divisi hubungan klien dan operasional. Sebelumnya, dia merupakan manajer proyek dan menjadi pegawai pertama pada perusahaannya yang didirikan pada 2008. Valerie memang memberikan angin segar dalam dunia fintech di Inggris.
Bersama suaminya, Noel Moran, pasutri yang tinggal di Irlandia itu menjadi pasangan paling sukses dalam bisnis fintech. Perusahaan mereka telah mendapatkan keuntungan berlipat ganda dan kini menargetkan untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Saat awal mendirikan bisnis, Moran mengungkapkan bahwa dirinya harus bekerja selama 15 jam per hari. Dia sering bekerja hingga tengah malam. “Saya menghabiskan waktu bersama manajer tim untuk membantu pergerakan dan solusi dalam setiap permasalahan. Mereka juga selalu menunggu keputusan yang saya buat,” ujar Valerie. Kalau pada hari biasanya, dia mengaku hanya mengecek surel dan menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk.
Dia menganggap bahwa komunikasi merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. “Saya tidak pernah berhenti mendengarkan, belajar, dan mengambil umpan balik ataupun komentar dari para staf dan pegawai saya,” ujarnya.
Dia menganggap dirinya seorang komunikator yang baik. “Saya yakin dengan men jadi komunikator yang baik menjadikan saya lebih produktif sebagai entrepreneur,” paparnya. Ide untuk mendirikan PFS, menurut Valeria, pertama kali berasal dari suaminya, Noel. “Suaminya telah lama bekerja untuk industri. Dia berdiskusi dan menjual ide kepada saya. Dia menyebutkan sebuah rencana. Saya berpikir bahwa ide itu sangat berharga,” kata Valerie.
Dia mengungkapkan, dirinya tidak bisa menemukan pekerjaan lain jika bisnis tersebut tidak berjalan. “Syukurlah, bisnis itu bisa berjalan lancar,” terangnya.
Bagaimana mengembangkan ide dalam bisnis? Valerie mengaku selalu ber diskusi dengan suaminya. Bisnis yang dibangun juga selalu berbasis konsensus. “Kami mengelola perusahaan kecil sehingga kami memutuskan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan rencana dan mengeksekusi kebijakan dengan cepat,” paparnya.
Agar bisnisnya bisa bergerak cepat, Valerie selalu mewajibkan karyawannya untuk melaporkan pertumbuhan dan kinerja. Dengan membandingkan pertumbuhan hari per hari dan tahun per tahun, maka bisa dilihat trennya. “Sebagai perusahaan teknologi, kami m miliki platform dan menggunakannya untuk mengelola klien di wilayah berbeda,” ujarnya.
Terus Berekspansi
PFS terus berekspansi dengan mengeluarkan solusi Garmin Pay di Inggris. Itu menjadikan kartu PFS akan bisa digunakan pada smartwatch Garmin. “Kami senang bermitra dengan Garmin karena menghadirkan gaya hidup fintech dengan menawarkan program kartu PFS di seluruh Inggris,” kata Valerie.
Dia mengungkapkan, solusi itu menjadi dompet digital di mana pelanggan bisa mengenakan jam pada setiap kesempatan dan bisa bertransaksi sesuai dengan keinginan. Garmin Pay mengizinkan penggunanya membeli barang dengan smartwatch-nya.
“Kami senang bermitra dengan PFS untuk menawarkan solusi pembayaran bagi pelanggan di Inggris,” kata kepala produk dan portofolio di Garmin Theo Axford. Menurut Axford, bagi mereka yang memiliki aktivitas sibuk dan gaya hidup yang aktif, transaksi dengan smartwatch menjadi hal yang penting.
“Kami senang bermitra dengan PFS dan akan meningkatkan kemitraan dengan para vendor e-payment,” ujarnya. PFS merupakan lembaga keuangan yang bergerak cepat dengan menjadi institusi pembayar uang elektronik atau e-money di Eropa.
Mereka menawarkan sistem operasi dengan pembayaran dengan teknologi. Bukan hanya bermitra dengan lembaga swasta, mereka juga bekerja sama dengan pemerintah, operator jaringan telepon, dan bank. Mereka menyediakan solusi bagi klien dengan pengelolaan dan pengembangan program berbasis e-money. (Andika Hendra M)
Pasangan itu mendapatkan kekayaan senilai 122 juta poundsterling karena kepemilikan 81,5% saham mereka di perusahaan teknologi keuangan atau financial technology (fintech) bernama Prepaid Financial Services (PFS). Valerie berada pada peringkat ke-970 orang terkaya di Inggris. Dia menguasai 16,3% saham di perusahaan tersebut.
Saat ini dia masih menjadi kepala divisi hubungan klien dan operasional. Sebelumnya, dia merupakan manajer proyek dan menjadi pegawai pertama pada perusahaannya yang didirikan pada 2008. Valerie memang memberikan angin segar dalam dunia fintech di Inggris.
Bersama suaminya, Noel Moran, pasutri yang tinggal di Irlandia itu menjadi pasangan paling sukses dalam bisnis fintech. Perusahaan mereka telah mendapatkan keuntungan berlipat ganda dan kini menargetkan untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Saat awal mendirikan bisnis, Moran mengungkapkan bahwa dirinya harus bekerja selama 15 jam per hari. Dia sering bekerja hingga tengah malam. “Saya menghabiskan waktu bersama manajer tim untuk membantu pergerakan dan solusi dalam setiap permasalahan. Mereka juga selalu menunggu keputusan yang saya buat,” ujar Valerie. Kalau pada hari biasanya, dia mengaku hanya mengecek surel dan menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk.
Dia menganggap bahwa komunikasi merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. “Saya tidak pernah berhenti mendengarkan, belajar, dan mengambil umpan balik ataupun komentar dari para staf dan pegawai saya,” ujarnya.
Dia menganggap dirinya seorang komunikator yang baik. “Saya yakin dengan men jadi komunikator yang baik menjadikan saya lebih produktif sebagai entrepreneur,” paparnya. Ide untuk mendirikan PFS, menurut Valeria, pertama kali berasal dari suaminya, Noel. “Suaminya telah lama bekerja untuk industri. Dia berdiskusi dan menjual ide kepada saya. Dia menyebutkan sebuah rencana. Saya berpikir bahwa ide itu sangat berharga,” kata Valerie.
Dia mengungkapkan, dirinya tidak bisa menemukan pekerjaan lain jika bisnis tersebut tidak berjalan. “Syukurlah, bisnis itu bisa berjalan lancar,” terangnya.
Bagaimana mengembangkan ide dalam bisnis? Valerie mengaku selalu ber diskusi dengan suaminya. Bisnis yang dibangun juga selalu berbasis konsensus. “Kami mengelola perusahaan kecil sehingga kami memutuskan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan rencana dan mengeksekusi kebijakan dengan cepat,” paparnya.
Agar bisnisnya bisa bergerak cepat, Valerie selalu mewajibkan karyawannya untuk melaporkan pertumbuhan dan kinerja. Dengan membandingkan pertumbuhan hari per hari dan tahun per tahun, maka bisa dilihat trennya. “Sebagai perusahaan teknologi, kami m miliki platform dan menggunakannya untuk mengelola klien di wilayah berbeda,” ujarnya.
Terus Berekspansi
PFS terus berekspansi dengan mengeluarkan solusi Garmin Pay di Inggris. Itu menjadikan kartu PFS akan bisa digunakan pada smartwatch Garmin. “Kami senang bermitra dengan Garmin karena menghadirkan gaya hidup fintech dengan menawarkan program kartu PFS di seluruh Inggris,” kata Valerie.
Dia mengungkapkan, solusi itu menjadi dompet digital di mana pelanggan bisa mengenakan jam pada setiap kesempatan dan bisa bertransaksi sesuai dengan keinginan. Garmin Pay mengizinkan penggunanya membeli barang dengan smartwatch-nya.
“Kami senang bermitra dengan PFS untuk menawarkan solusi pembayaran bagi pelanggan di Inggris,” kata kepala produk dan portofolio di Garmin Theo Axford. Menurut Axford, bagi mereka yang memiliki aktivitas sibuk dan gaya hidup yang aktif, transaksi dengan smartwatch menjadi hal yang penting.
“Kami senang bermitra dengan PFS dan akan meningkatkan kemitraan dengan para vendor e-payment,” ujarnya. PFS merupakan lembaga keuangan yang bergerak cepat dengan menjadi institusi pembayar uang elektronik atau e-money di Eropa.
Mereka menawarkan sistem operasi dengan pembayaran dengan teknologi. Bukan hanya bermitra dengan lembaga swasta, mereka juga bekerja sama dengan pemerintah, operator jaringan telepon, dan bank. Mereka menyediakan solusi bagi klien dengan pengelolaan dan pengembangan program berbasis e-money. (Andika Hendra M)
(nfl)