Jenny Zhiya Qian, Bisnis Kopi USD4 Miliar dalam 18 Bulan

Selasa, 28 Mei 2019 - 08:33 WIB
Jenny Zhiya Qian, Bisnis Kopi USD4 Miliar dalam 18 Bulan
Jenny Zhiya Qian, Bisnis Kopi USD4 Miliar dalam 18 Bulan
A A A
SEBERAPA cepat Anda membangun bisnis bernilai lebih dari USD1 miliar (disebut unicorn) saat ini? Bagi Jenny Qian Zhiya, butuh waktu 18 bulan untuk bisa mencapai valuasi USD4 miliar di bisnis kopi yang ia rintis.

Sekarang, setiap gerai sedang dibangun dalam hitungan jam. Pada akhir 2019 dia berharap bisa lebih besar dari Starbuck. Pada akhir 2017 Jenny masih bekerja di UCAR, aplikasi rental mobil.

Lalu, dia sedang mengantre di gerai kopi di Beijing. Saat itulah ia berkata, “Saya bisa melakukan lebih baik daripada ini.” Saat itu Jenny memang penggila kopi. Sebab, dengan kesibukannya, dia acap bekerja over time dan meminum kopi untuk menjaganya tidak mengantuk.

Setelah itu, ia mulai mendirikan Luckin Coffee. Tujuannya simpel, yakni memesan kopi semudah memesan Uber. Gerai kopinya terbilang kecil. Hanya memiliki beberapa staf. Tanpa ada tempat duduk. Semuanya pesan, datang, dan pergi.

Order dan pembayaran juga dilakukan lewat aplikasi. Sehingga harga kopi mereka lebih murah 25% dibandingkan Starbucks yang menguasai 80% pasar di China sebelum Luckin berdiri. Pada akhir 2017 Qian Zhiya hanya memiliki 9 toko. Lalu, pada akhir 2018 menjadi 2.073 toko.

Dan pada akhir 2019 ditargetkan bisa mencapai 4.500 gerai atau lebih banyak dibandingkan Starbucks. Siapa yang mengira pengusaha tanpa pengalaman bisnis kopi bisa berubah dari nol menjadi lebih besar dari Starbucks dalam waktu kurang dari dua tahun?

Belum lama, Luckin Coffee melakukan IPO di Nasdaq, mengumpulkan USD561 juta dan valuasi bisnisnya mencapai USD4 miliar. Sahamnya ditutup hari 20% di atas harga perdana. Qian Zhiya menjadi generasi baru wirausaha yang mengubah bisnis tradisional menjadi bisnis eksponensial dengan menambahkan lapisan digital.

Dia mengalahkan skala ekonomis dengan kecepatan ekonomis. Melalui toko mikronya, Luckin Coffee menjadi sangat besar dengan strategi kecil. Ini adalah konsep Jepang “Masyarakat 5.0”, di mana lambat menjadi cepat, cepat menjadi lebih cepat, besar menjadi kecil dan kecil menjadi lebih kecil.

Banjir bisnis eksponensial baru bermunculan, mengubah model bisnis tradisional menjadi model eksponensial dengan menambahkan lapisan digital, mendisrupsi industri dari ritel ke pendidikan ke perawatan kesehatan ke pabrik-pabrik. Saat ini Luckin Coffee memang masih membakar uang.

Tujuannya tidak lain menjadi puncak rantai kopi top di China. Pada 2018 mereka merugi USD241 juta dan mendapatkan USD125 juta. Pada Januari 2019 Luckin Coffee telah menyajikan sekitar 90 juta cangkir kopi dan mengumumkan rencana untuk mencapai 4.500 toko pada akhir tahun, melampaui Starbucks sebagai rantai kopi terbesar di China.

Starbucks membuka toko pertamanya di Beijing pada 1999, memiliki 3.600 lokasi di negara itu; berencana untuk membuka 600 toko baru setiap tahun hingga tahun 2022 dan telah memperluas layanan pengirimannya. Tidak seperti kafe Starbucks yang ekspansif, yang mendorong Anda untuk bersantai, lebih dari 90% toko Luckin Coffee adalah toko penjemputan yang terletak di kawasan dengan lalu lintas tinggi seperti gedung perkantoran dan kampus. Toko tanpa uang tunai (pelanggan membayar menggunakan aplikasi Luckin) biasanya memiliki tempat duduk terbatas dan interior sederhana, memungkinkan Luckin Coffee menggunakan penghematan biaya.

Pesanan dalam aplikasi juga mengedepankan waktu pengiriman 18 menit atau kurang di kota-kota besar, dan perusahaan telah bermitra dengan perusahaan pengiriman makanan terbesar di China, Meituan Dianping, untuk menawarkan produkproduknya pada aplikasi. Jenny Zhiya Qian memiliki 20% kepemilikan di Luckin. (Danang Arradian)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5269 seconds (0.1#10.140)