Bikin Macet, Desain Rest Area Akan Diubah

Kamis, 13 Juni 2019 - 09:19 WIB
Bikin Macet, Desain Rest Area Akan Diubah
Bikin Macet, Desain Rest Area Akan Diubah
A A A
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyoroti kondisi tempat peristirahatan (rest area), terutama di sepanjang jalan tol Trans Jawa yang cukup penuh bahkan menjadi pemicu kemacetan.

Menurut dia, peran pengendara penting untuk mencegah penumpukan kendaraan. “Seberapa pun banyak nya rest area, tidak akan cukup dengan kondisi eksisting yang seperti ini,” ujarnya kemarin. Dia menyebut, saat musim Lebaran, volume kendaraan yang masuk area melonjak tajam.

Sebagai contoh rest area di Palimanan dan Kalikangkung yang dalam kondisi normal menampung 17.000 kendaraan, naik empat kali lipat jadi 68.000 kendaraan.

“Penerapan kebijakan satu arah yang me mungkinkan penggunaan rest area di kedua sisi, juga tidak bisa menampung seluruhnya pemudik ingin masuk rest area,” ungkapnya.

Menurut dia, pemerintah berencana mengubah desain rest area sebagai bagian dari manajemen keluar-masuk ken daraan.

Salah satunya meng ubah desain parkir sesuai tempat yang dibutuhkan pengendaraan, seperti toilet atau pertokoan.

“Kita evaluasi desain untuk parkir lebih disiapkan khusus, tidak menyebar di semua ruang rest area. Perilaku pengendara umumnya misalnya jika ingin ke toilet, maka parkirnya juga harus dekat dengan toilet sehingga menumpuk. Untuk itu, akan kita coba atur agar par kir kendaraan di rest area agak jauh dari pertokoan sehingga lebih teratur,” tutur dia.

Selain itu, kata dia, rest area yang terlalu dekat dengan jalan tol juga akan dibuat lebih menjorok ke dalam. Pasalnya, posisi rest area yang berada di pinggir jalan kerap menimbulkan kemacetan.

“Akan lebih baik jika desainnya menjorok ke dalam, terutama untuk jalan tol antar kota yang masih memungkinkan ketersediaan lahannya,” tandasnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui, pelaksanaan mudik Lebaran masih ada kekurangan sehingga perlu dievaluasi untuk perbaikan ke depan.

Namun, dia menyebutkan secara umum sudah sesuai harapan. “Mudik masih ada kekurangan, waktu balik ke Jakarta ada yang kurang maksimal yang harus jadi perhatian kita, karenanya kalau senang ya selamat, kalau kurang ya maaf,” ujarnya.

Menurut dia, arus mudik cukup lancar meski arus balik lebih padat karena waktu yang lebih sedikit. Selain itu, kata dia, jalur darat selalu menjadi pilihan utama masyarakat.

Mantan direktur utama Angkasa Pura II itu menilai arus mudik melalui jalur darat mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat arus balik yang sempat terjadi kemacetan parah di sejumlah ruas tol pada puncak seperti Sabtu (8 Juni) dan Minggu (9 Juni).

Berdasarkan data Kemenhub, pada 9 Juni terjadi lonjakan pemudik menjadi 1,32 juta orang dibandingkan sehari sebelum dan sesudahnya yang masing-masing hanya 1,2 juta orang.

“Fenomena mudik suatu indikator yang bisa tunjukkan bahwa pemerintah hadir atau tidak, pemerintah itu berkinerja atau tidak,” kata dia.

Budi mengatakan, kenaikan pemudik jalur darat tahun ini tidak terlepas dari mulai beroperasinya sejumlah jalan tol seperti Trans Jawa dan Trans Sumatera. Kehadiran jalan tol menurut dia karena pemerintah fokus membangun infrastruktur untuk memperkuat konektivitas antardaerah. (M Yamin/Inews)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7191 seconds (0.1#10.140)