Kembangkan Bisnis Baru, Inocycle Technology Lakukan IPO
A
A
A
JAKARTA - PT Inocycle Technology Group Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) dengan melepas 800 juta saham biasa yang merupakan saham baru atau 39,996% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek merencanakan periode bookbuilding pada tanggal 14-20 Juni 2019 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada tanggal 11 Juli 2019.
Dalam paparannya, Direktur Inocycle Technology Group Suhendra Setiadi menjelaskan seluruh dana hasil dari penawaran umum perdana saham ini akan digunakan sekitar 40% untuk pembayaran sebagian utang kepada PT Putra Kary International. Selanjutnya, sekitar 30% akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru melalui anak perusahaan baru dalam bentuk usaha patungan.
Kemudian, sekitar 30% lainnya akan digunakan untuk menambah modal kerja perseroan guna mendukung kegiatan operasional, diantaranya untuk pembelian bahan baku. Direktur Utama Inocycle Technology Group Jaehyuk Choi menambahkan, perseroan akan melakukan pengembangan lebih lanjut di masa depan dengan komitmen pada upaya perlindungan lingkungan.
"Tren yang memakai recycle fiber akan terus meningkat. Selain itu, kemampuan pengembangan produk dan kapabilitas produksi yang kuat dan rekam jejak pada inovasi produk yang telah terbukti merupakan salah satu keunggulan kami. Kami juga memiliki tim Manajemen yang berpengalaman dengan rekam jejak yang baik dalam industri ini yang memberikan nilai tambah bagi kami," ujar Jaehyuk Choi dalam keterangan tertulis, Selasa (18/6/2019).
Jaehyuk Choi menambahkan, dari sisi kinerja, perseroan mencatatkan performa positif dimana pada akhir tahun 2018 mampu membukukan laba bersih Rp16,041 miliar, naik 5,1% dibandingkan perolehan laba bersih 2017 yang sebesar Rp15,256 miliar. Kenaikan ini, jelas dia, seiring dengan naiknya laba kotor, laba usaha dan laba sebelum pajak yang masing-masing sebesar 47,1%, 55,1% dan 9,4%.
Dalam penawaran umum perdana saham ini, bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek yang telah ditunjuk oleh perseroan yaitu PT Shinhan Sekuritas Indonesia dan PT Bahana Sekuritas, dengan lembaga & profesi penunjang pasar modal sebagai berikut: Irma & Solomon Law Firm (Konsultan Hukum); KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (Akuntan Publik); Christina Dwi Utami, SH, MHum, MKn (Notaris); KJPP Felix Sutandar & Rekan (Penilai); PT Adimitra Jasa Korpora (Biro Administrasi Efek)
PT Inocycle Technology Group Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri serat stapel buatan dan industri non-woven dengan struktur pemegang saham sebelum penawaran umum PT Hilon Indonesia sebesar 68,61% dan PT Samudera Industri sebesar 31,39%.
Perseroan didirikan dengan nama PT Hilon Felt pada tahun 2001 dan berubah nama menjadi PT Inocycle Technology Group. Perseroan saat ini memiliki lima pabrik yang terletak di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Banyuasin. Perseroan juga memiliki 799 karyawan dan mempekerjakan 13 tenaga kerja asing.
Sementara, susunan dewan komisaris dan direksi perseroan adalah: Jung Hyo Choi (Komisaris Utama); Widhyawan Prawiraatmadja (Komisaris Independen); Jaehyuk Choi (Direktur Utama); Wonhyuk Choi (Direktur); Victor Seng Hyeok Choi (Direktur); Yoon Chong Hyun (Direktur); Suhendra Setiadi (Direktur); Yang Seung Koo (Direktur). Perseroan memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesaing yang salah satunya adalah merupakan bagian dari Group Hilon Indonesia yang telah berpengalaman selama 30 tahun dalam industri pengolahan plastik. Hubungan dengan Group Hilon memberikan keuntungan baik dari segi penyediaan bahan baku maupun dari segi penjualan bahan setengah jadi.
Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek merencanakan periode bookbuilding pada tanggal 14-20 Juni 2019 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada tanggal 11 Juli 2019.
Dalam paparannya, Direktur Inocycle Technology Group Suhendra Setiadi menjelaskan seluruh dana hasil dari penawaran umum perdana saham ini akan digunakan sekitar 40% untuk pembayaran sebagian utang kepada PT Putra Kary International. Selanjutnya, sekitar 30% akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru melalui anak perusahaan baru dalam bentuk usaha patungan.
Kemudian, sekitar 30% lainnya akan digunakan untuk menambah modal kerja perseroan guna mendukung kegiatan operasional, diantaranya untuk pembelian bahan baku. Direktur Utama Inocycle Technology Group Jaehyuk Choi menambahkan, perseroan akan melakukan pengembangan lebih lanjut di masa depan dengan komitmen pada upaya perlindungan lingkungan.
"Tren yang memakai recycle fiber akan terus meningkat. Selain itu, kemampuan pengembangan produk dan kapabilitas produksi yang kuat dan rekam jejak pada inovasi produk yang telah terbukti merupakan salah satu keunggulan kami. Kami juga memiliki tim Manajemen yang berpengalaman dengan rekam jejak yang baik dalam industri ini yang memberikan nilai tambah bagi kami," ujar Jaehyuk Choi dalam keterangan tertulis, Selasa (18/6/2019).
Jaehyuk Choi menambahkan, dari sisi kinerja, perseroan mencatatkan performa positif dimana pada akhir tahun 2018 mampu membukukan laba bersih Rp16,041 miliar, naik 5,1% dibandingkan perolehan laba bersih 2017 yang sebesar Rp15,256 miliar. Kenaikan ini, jelas dia, seiring dengan naiknya laba kotor, laba usaha dan laba sebelum pajak yang masing-masing sebesar 47,1%, 55,1% dan 9,4%.
Dalam penawaran umum perdana saham ini, bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek yang telah ditunjuk oleh perseroan yaitu PT Shinhan Sekuritas Indonesia dan PT Bahana Sekuritas, dengan lembaga & profesi penunjang pasar modal sebagai berikut: Irma & Solomon Law Firm (Konsultan Hukum); KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (Akuntan Publik); Christina Dwi Utami, SH, MHum, MKn (Notaris); KJPP Felix Sutandar & Rekan (Penilai); PT Adimitra Jasa Korpora (Biro Administrasi Efek)
PT Inocycle Technology Group Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri serat stapel buatan dan industri non-woven dengan struktur pemegang saham sebelum penawaran umum PT Hilon Indonesia sebesar 68,61% dan PT Samudera Industri sebesar 31,39%.
Perseroan didirikan dengan nama PT Hilon Felt pada tahun 2001 dan berubah nama menjadi PT Inocycle Technology Group. Perseroan saat ini memiliki lima pabrik yang terletak di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Banyuasin. Perseroan juga memiliki 799 karyawan dan mempekerjakan 13 tenaga kerja asing.
Sementara, susunan dewan komisaris dan direksi perseroan adalah: Jung Hyo Choi (Komisaris Utama); Widhyawan Prawiraatmadja (Komisaris Independen); Jaehyuk Choi (Direktur Utama); Wonhyuk Choi (Direktur); Victor Seng Hyeok Choi (Direktur); Yoon Chong Hyun (Direktur); Suhendra Setiadi (Direktur); Yang Seung Koo (Direktur). Perseroan memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesaing yang salah satunya adalah merupakan bagian dari Group Hilon Indonesia yang telah berpengalaman selama 30 tahun dalam industri pengolahan plastik. Hubungan dengan Group Hilon memberikan keuntungan baik dari segi penyediaan bahan baku maupun dari segi penjualan bahan setengah jadi.
(fjo)