Arus Mudik 2019 Lancar, Kinerja Menhub Diapresiasi Deddy Corbuzier

Kamis, 20 Juni 2019 - 18:38 WIB
Arus Mudik 2019 Lancar,...
Arus Mudik 2019 Lancar, Kinerja Menhub Diapresiasi Deddy Corbuzier
A A A
JAKARTA - Usai mendapatkan dukungan dari netizen, kali ini Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendapatkan apresiasi dari Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo atau lebih dikenal sebagai Deddy Corbuzier. Pujian diberikan Corbuzier atas kinerja Menhub dalam mengelola arus mudik 2019 yang dinilai sukses.

Bahkan presenter yang sebelumnya pernah menjadi pesulap profesional ini pada 19 Juni Pukul 16.22 lewat akun @corbuzier mengatakan "Pusing baca twit tentang Menhub.. Kaya gampang aja jadi Menhub..Mudik bisa lancar aja udah keren banget..Let's think logically..Kalo harga tiket bisa murah ya ngak akan naik... Just my little shout.”

Hal tersebut menyikapi banyaknya komentar terkait Menhub Budi Karya Sumadi seputar kenaikan harga tiket pesawat dan pengelolaan mudik Lebaran. Sebagian warganet menilai, upaya yang dilakukan Menhub untuk kelancaran arus mudik dan arus balik patut diapresiasi.
Sebelumnya beberapa warganet melempar pertanyaan melalui polling melalui @PartaiSocmed di Twitter, apakah Budi tetap layak dipilih kembali sebagai Menhub di periode pemerintahan Presiden Jokowi kali ini? Nyatanya, sebagian besar warganet masih menyebutnya layak dipilih kembali.

Infrastruktur jalan tol yang giat dibangun pemerintah dalam beberapa tahun terakhir membuahkan hasil positif. Sebut saja kehadiran Tol Trans Jawa dan Trans Tol Sumatera bisa mengatasi persoalan kemacetan yang selama ini menjadi momok bagi para pemudik.

Bahkan jumlah kecelakaan lalu lintas selama arus mudik hingga kemarin turun drastis pada periode yang sama. Patut diapresiasi juga, yakni kecelakaan lalu lintas turun hingga 60% pada arus mudik tahun 2019. Ini menunjukkan aspek keselamatan dapat ditingkatkan dalam perjalanan mudik 2019.

Jalur darat mendominasi pilihan dari masyarakat, salah satunya lantaran harga tiket pesawat. Tak hanya itu, masyarakat juga beralih gunakan kendaraan pribadi. Itu didukung oleh sudah tersambungnya jalan tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera.

Pembangunan infrastruktur yang menghubungkan kota ke kota baik di Pulau Jawa maupun Sumatera dan penyiapan strategi-strategi untuk mengurai kemacetan menjadikan penyelenggaraan mudik tahun 2019 berjalan dengan lancar. Sebelumnya, Kemenhub dianggap gagal menghadirkan transportasi udara yang nyaman bagi masyasrakat dari segi tarif.

Terkait hal tersebut, pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengatakan, masalah tarif pesawat bukan merupakan ranah kewenangan Kemenhub. "Kemenhub tupoksinya mengatur di keselamatan, bukan di tarif. Di tarif hanya mengatur tarif batas atas dan tarif batas bawah, tidak boleh mengatur sub classes. Tarif pesawat ada hitungan dan rumus tersendiri. Jadi tarif yang ada saat ini merupakan angka yang pas serta tidak melanggar aturan tarif batas atas yang ditentukan oleh regulator,” katanya.

"Artinya, ekonomi harus dibenerin dulu. Kalau dulu angkutan udara murah karena kebanyakan gunakan diskon,” tambahnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, tarif pesawat saat ini mengikuti kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sebab hampir sebagian besar pengeluaran maskapai dalam bentuk dolar AS, sementara pendapatannya dari penjualan tiket dalam bentuk rupiah.

Sehingga, lanjutnya, jika ingin tarif pesawat kembali normal, tidak mau harus menguatkan kembali kurs rupiah. "Kalau untuk saat ini ya itulah tarif, kita ada ekonomi equilibirum. Kalau kapan mau turun, paling gampang itu tadi, kurs nya ya turun atau harga avtur ditekan lagi," tambahnya.

Dia juga menyebutkan pemerintah jangan menekan maskapai untuk menekan harga tiket pesawat. Sebab jika harga tiket turun, dikhawatirkan maskapai akan memangkas biaya operasional lain yang sangat penting bagi penumpang.

"Jangan dipaksa, karena kalau dipaksa terus semua aspek dipaksa. Nanti keselamatannya bagaimana? Karena harga tadi sudah termasuk perhitungan untuk check semua, pilot dilatih dan lain-lain. Jadi menurut saya ini saat-nya semua biaya transportasi menyesuaikan dan semua moda transportasi bergerak. Kalau tidak mampu beli (tiket) pesawat maka naik bus, kereta," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1129 seconds (0.1#10.140)