ADB Tegaskan Dukungan pada Agenda Reformasi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao bertemu dengan Presiden Joko Widodo hari ini di sela-sela KTT Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk menegaskan dukungan pada agenda reformasi Indonesia dan rencana perluasan operasi ADB di negara ini.
"Agenda reformasi Indonesia amatlah esensial untuk dapat mencapai pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan, serta kesejahteraan bersama," ujar Nakao dalam keterangan resminya, Senin (24/6/2019).
Dia mengatakan, ADB menyambut baik fokus Presiden Joko Widodo terhadap pembangunan sumber daya manusia, dan infrastruktur seperti pasokan air, sanitasi, energi dan transportasi. "Mengembangkan keahlian tenaga kerja Indonesia, beserta sistem proteksi sosial yang memadai, menjadi hal penting untuk menjadikan Indonesia ekonomi yang kian modern dan berorientasi pada jasa," katanya.
Dia pun memprediksi pinjaman rutin ADB untuk sektor publik ke Indonesia, yang terus tumbuh pada tahun-tahun terakhir, diperkirakan mencapai USD2,9 miliar pada 2019. ADB membiayai investasi di sektor energi, pengembangan sumber daya manusia, irigasi dan pembangunan area perbatasan, baik melalui pinjaman proyek maupun pinjaman berbasis hasil.
"ADB juga mendukung reformasi struktural untuk manajemen sektor publik, sektor finansial, sektor energi, dan iklim investasi melalui pinjaman berbasis kebijakan. Selain pinjaman sektor publik, operasi sektor swasta ADB memberikan pinjaman bagi berbagai proyek swasta di sektor strategis seperti energi panas bumi," katanya.
Takehiko Nakao memuji manajemen fiskal dan makroekonomi Indonesia yang baik. Fundamental ekonomi Indonesia solid, sebagaimana nampak dari tingkat pertumbuhan produk domestik nasional yang kuat sebesar 5,2% di 2018, tingkat inflasi yang terkendali sebesar 3,2%, manajemen fiskal yang hati-hati, dan cadangan devisa yang sehat. Nakao juga mencatat nilai tukar rupiah telah menguat dan stabil sejak 2018.
Nakao juga menyampaikan pada Presiden Joko Widodo perkembangan dukungan ADB yang komprehensif berupa paket tanggap darurat senilai USD800 juta pascabencana alam di Sulawesi Tengah dan Lombok pada 2018. ADB sebelumnya telah berkomitmen untuk memberikan bantuan secepatnya saat Takehiko Nakao bertemu Presiden Joko Widodo pada 12 Oktober 2018 di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali.
Fase pertama dukungan tersebut, yaitu senilai USD500 juta untuk membiayai keperluan rehabilitasi sesegera mungkin, telah disetujui ADB pada 20 November 2018, atau kurang dari 7 minggu setelah gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Fase kedua sebesar USD300 juta yang akan dipertimbangkan oleh Dewan Direktur ADB pada 26 Juni 2019 akan mendukung rekonstruksi sarana irigasi, sistem pasokan air dan sanitasi, sebuah universitas, serta pelabuhan dan bandara.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Pada 2018, ADB memberikan komitmen pinjaman dan hibah baru senilai USD21,6 miliar.
"Agenda reformasi Indonesia amatlah esensial untuk dapat mencapai pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan, serta kesejahteraan bersama," ujar Nakao dalam keterangan resminya, Senin (24/6/2019).
Dia mengatakan, ADB menyambut baik fokus Presiden Joko Widodo terhadap pembangunan sumber daya manusia, dan infrastruktur seperti pasokan air, sanitasi, energi dan transportasi. "Mengembangkan keahlian tenaga kerja Indonesia, beserta sistem proteksi sosial yang memadai, menjadi hal penting untuk menjadikan Indonesia ekonomi yang kian modern dan berorientasi pada jasa," katanya.
Dia pun memprediksi pinjaman rutin ADB untuk sektor publik ke Indonesia, yang terus tumbuh pada tahun-tahun terakhir, diperkirakan mencapai USD2,9 miliar pada 2019. ADB membiayai investasi di sektor energi, pengembangan sumber daya manusia, irigasi dan pembangunan area perbatasan, baik melalui pinjaman proyek maupun pinjaman berbasis hasil.
"ADB juga mendukung reformasi struktural untuk manajemen sektor publik, sektor finansial, sektor energi, dan iklim investasi melalui pinjaman berbasis kebijakan. Selain pinjaman sektor publik, operasi sektor swasta ADB memberikan pinjaman bagi berbagai proyek swasta di sektor strategis seperti energi panas bumi," katanya.
Takehiko Nakao memuji manajemen fiskal dan makroekonomi Indonesia yang baik. Fundamental ekonomi Indonesia solid, sebagaimana nampak dari tingkat pertumbuhan produk domestik nasional yang kuat sebesar 5,2% di 2018, tingkat inflasi yang terkendali sebesar 3,2%, manajemen fiskal yang hati-hati, dan cadangan devisa yang sehat. Nakao juga mencatat nilai tukar rupiah telah menguat dan stabil sejak 2018.
Nakao juga menyampaikan pada Presiden Joko Widodo perkembangan dukungan ADB yang komprehensif berupa paket tanggap darurat senilai USD800 juta pascabencana alam di Sulawesi Tengah dan Lombok pada 2018. ADB sebelumnya telah berkomitmen untuk memberikan bantuan secepatnya saat Takehiko Nakao bertemu Presiden Joko Widodo pada 12 Oktober 2018 di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali.
Fase pertama dukungan tersebut, yaitu senilai USD500 juta untuk membiayai keperluan rehabilitasi sesegera mungkin, telah disetujui ADB pada 20 November 2018, atau kurang dari 7 minggu setelah gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Fase kedua sebesar USD300 juta yang akan dipertimbangkan oleh Dewan Direktur ADB pada 26 Juni 2019 akan mendukung rekonstruksi sarana irigasi, sistem pasokan air dan sanitasi, sebuah universitas, serta pelabuhan dan bandara.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Pada 2018, ADB memberikan komitmen pinjaman dan hibah baru senilai USD21,6 miliar.
(fjo)