Pertamina MOR IV Imbau Masyarakat Mampu Gunakan LPG Non Subsidi
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV yang meliputi wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Kepolisian Resor Solo, melakukan inspeksi mendadak LPG subsidi 3 kilogram di beberapa rumah makan.
Dari hasil sidak, ditemukan rata-rata konsumsi LPG bersubsidi 3 Kg lebih dari 300 tabung setiap minggunya atau setara dengan 3,6 Metric Ton (MT) per bulan, digunakan di beberapa rumah makan dan restoran di Solo.
Sales Executive LPG Pertamina MOR IV wilayah Soloraya, Adeka Sangtraga, bahwa jumlah tersebut cukup menguras kuota yang diperuntukkan bagi kalangan tidak mampu di wilayah Kota Solo.
"Saat ini, konsumsi LPG terutama yang bersubsidi di Kota Solo mencapai 2.300 MT per bulan atau setara dengan 760 ribu tabung setiap bulannya. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat," ujar Adeka kepada SINDOnews di Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 104 tahun 2007 dan Peraturan Menteri ESDM No.26 tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG 3 Kg, usaha yang tergolong menengah ke atas tidak lagi diperbolehkan menggunakan LPG subsidi tersebut.
Menurut Pjs. Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR IV, Arya Yusa Dwicandra, klasifikasi masyarakat atau usaha yang berhak menggunakan LPG 3 Kg sudah jelas dituangkan dalam peraturan-peraturan tersebut.
"Pertamina bersama pemerintah daerah terus mengimbau masyarakat menggunakan LPG bersubsidi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bila memang merasa tidak miskin maka jangan menggunakan LPG 3 Kg yang merupakan hak saudara kita yang kurang mampu," tandas Arya.
Arya menambahkan, saat ini, Pertamina telah menyediakan LPG non subsidi seperti bright gas 5,5 Kg dan 12 Kg untuk digunakan bagi masyarakat mampu.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina diberikan tugas Public Service Obligation oleh pemerintah untuk mendistribusikan LPG 3 Kg bersubsidi. Pertamina bersama pemerintah daerah dan jajaran aparat keamanan berupaya secara maksimal mengawasi distribusi LPG 3 Kg bersubsidi tersebut.
"Kami dari Pertamina juga mengajak masyarakat untuk terus mengawasi pendistribusian LPG bersubsidi yang beredar agar distribusi LPG bersubsidi menjadi tepat sasaran," tutup Arya.
Dari hasil sidak, ditemukan rata-rata konsumsi LPG bersubsidi 3 Kg lebih dari 300 tabung setiap minggunya atau setara dengan 3,6 Metric Ton (MT) per bulan, digunakan di beberapa rumah makan dan restoran di Solo.
Sales Executive LPG Pertamina MOR IV wilayah Soloraya, Adeka Sangtraga, bahwa jumlah tersebut cukup menguras kuota yang diperuntukkan bagi kalangan tidak mampu di wilayah Kota Solo.
"Saat ini, konsumsi LPG terutama yang bersubsidi di Kota Solo mencapai 2.300 MT per bulan atau setara dengan 760 ribu tabung setiap bulannya. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat," ujar Adeka kepada SINDOnews di Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 104 tahun 2007 dan Peraturan Menteri ESDM No.26 tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG 3 Kg, usaha yang tergolong menengah ke atas tidak lagi diperbolehkan menggunakan LPG subsidi tersebut.
Menurut Pjs. Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR IV, Arya Yusa Dwicandra, klasifikasi masyarakat atau usaha yang berhak menggunakan LPG 3 Kg sudah jelas dituangkan dalam peraturan-peraturan tersebut.
"Pertamina bersama pemerintah daerah terus mengimbau masyarakat menggunakan LPG bersubsidi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bila memang merasa tidak miskin maka jangan menggunakan LPG 3 Kg yang merupakan hak saudara kita yang kurang mampu," tandas Arya.
Arya menambahkan, saat ini, Pertamina telah menyediakan LPG non subsidi seperti bright gas 5,5 Kg dan 12 Kg untuk digunakan bagi masyarakat mampu.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina diberikan tugas Public Service Obligation oleh pemerintah untuk mendistribusikan LPG 3 Kg bersubsidi. Pertamina bersama pemerintah daerah dan jajaran aparat keamanan berupaya secara maksimal mengawasi distribusi LPG 3 Kg bersubsidi tersebut.
"Kami dari Pertamina juga mengajak masyarakat untuk terus mengawasi pendistribusian LPG bersubsidi yang beredar agar distribusi LPG bersubsidi menjadi tepat sasaran," tutup Arya.
(ven)